🌹Come back #38

3.4K 428 72
                                    

Satria

"S2 ada jalur akselerasi gak sih, Ya'?"

Mutia yang sedang sibuk memasak untuk makan siang tertawa mendengar pertanyaan tidak bermutu dariku.

"nanti jadinya cuma S 1,5 dong Kak?"

Haha istriku kok receh banget ya..

Aku mendekatinya, sebagai suami yang baik aku akan membantu apapun yang aku bisa walaupun cuma bantu angkat piring atau minimal kasih semangat.

Tapi aku urung kan, aku memutuskan untuk menatapnya saja. Istriku kenapa cantik banget? Bahkan dengan rambut yang dicepol asal-asalan dan dahi yang sedikit berkeringatpun masih terlihat sangat cantik.

"Mending Kakak mandi sana daripada cuma bengong liatin aku masak! Jam  2 nanti jadi kita kerumah Dito ya?"

"Aku baru menyadari sesuatu, Ya'!"

"Apa?" Tanyanya sambil tangannya tetap sibuk mengaduk masakan.

"Orang pada salah sebut, ternyata bidadari itu bukan bersayap tapi bercelemek!" Jawabku sambil mencuri satu ciuman di pipinya.

Dan seperti biasanya dia hanya menganggap angin lalu untuk merespon segala macam gombalanku, susah emang buat dia merona. Eh tapi aku udah tau caranya buat dia merona gemes gitu, bukan dengan ucapan tapi dengan tindakan. Tindakannya apa itu rahasia rumah tangga, mari kita skip saja.

"Udah sana mandi, jangan kebanyakan gombal! Nanti masakan aku jadi asin!"

Mutia mendorongku masuk ke kamar setelah mematikan kompornya. Dengan berat hati aku mengambil handuk dan masuk kamar mandi, padahal tadi pengennya..... Ah sudahlah.

Acara mandiku tidak berlangsung lama, Mutia sudah menyiapkan baju gantiku. Indah banget ya hidupku, semoga tidak hanya pas pengantin baru aja ya hidup manis kaya gini, karena aku pastikan rasa cintaku ini tidak akan pernah berubah, dan aku juga yakin sih gak salah pilih istri.

Ketika aku sudah rapi dan keluar kamar, Mutia juga selesai dengan urusannya di dapur. Dia sedang duduk di sofa, tangannya dengan lincah bermain diatas layar hp.

"Kakak jadi mau gak ke rumah Dito? Kalau kakak gak mau ya aku tolak aja undangannya."

Aku melongok ikut membaca chat di hpnya, sebenarnya modus aja sih, tujuan utamaku adalah pipinya Mutia.

"Ya ampun Kak, nanti lama-lama pipiku bisa ada cap bibir kamu!"

"Hahaha, ya gimana Ya' namanya juga lagi cari pahala."

"Haha, pahala banget ya alasannya. Jadi gimana, mau ke rumah Dito apa enggak nih?"

"Coba lihat dulu foto profilnya Dito!"

Mutia mengetap foto pada profil wa Dito, langsung muncul foto sepasang anak kecil yang sedang duduk dan sama-sama tertawa, lucunya si anak cowoknya ompong.

"Dito masih di bawah umur? Kok keren banget anak di bawah umur udah  berani ngundang cewek ke rumahnya!"

Mutia reflek tertawa dan menggigit gemas pundakku. Kenapa tiba-tiba jadi merinding gini ya?

"Ini foto dia kecil Kak! Sekarang udah kuliah semester 3!" Jawab Mutia dengan sisa tawanya, cantik banget. Heran deh, kapan gak cantik dianya?

"Paham Sayang, cuma mau bikin kamu tertawa aja!" Ucapku asal-asalan , karena memang tadi pertanyaan asal aja, aku juga tahu kalau Dito udah kuliah.

Tapi yang aku heran responnya Mutia, biasanya dia akan mencibir setiap gombalanku tapi kali ini dia malah menatapku dalam. Bibirnya yang ranum tersungging, lalu tanpa di sangka dia memelukku. Tumben banget dia kali ini meleleh dengan ucapanku.

Come Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang