MUTIA
"I love you..!"
Aku terpaku mendapat ucapan yang begitu mendadak dari Kak Satria. Degup jantungku semakin cepat, untuk beberapa saat hanya hening yang ada di antara kita.
Secepat mungkin aku berusaha menguasai diriku agar tidak larut dalam pesona seorang Satria.
Akhirnya aku memilih tertawa menanggapi ucapannya. "Susah sih ya berteman dengan 'penakluk wanita'!"
Dia menarik nafas lalu menghembuskannya dan ikut tersenyum bersamaku. "Lebih susah lagi berteman dengan kamu Ya'! Mau pulang sekarang?"
"Iya, udah mau maghrib ini!"
"Pulang ke rumahku dulu ya?"
Aku menoleh ke arahnya. "Aku belum bilang sama Mama kak!"
Kak Satria tersenyum lebar sambil memperlihatkan layar hpnya. Aku menyipitkan mata,
Kenapa pergerakannya selalu tak terduga sih?
"Sejak kapan kamu chat-chatan sama Mama kak?"
"Rahasia!!"
Kak Satria dengan gayanya yang cuek tapi sialnya selalu menawan hanya tersenyum lalu menggenggam tanganku.
Bukannya aku gak peka, tapi emang aku belum mau peka, masih banyak hal yang harus aku pastikan. Termasuk hatiku sendiri.
Jalan dari alun-alun kidul ke rumah Kak Satria tidak membutuhkan waktu lama, sebelumnya aku minta Kak Satria berhenti sebentar, gak enak kan masa aku kerumahnya dengan tangan kosong.
Aku harus ekstra menutup telinga juga, membiarkan Kak Satria yang sejak tadi ribut ingin mengganti uang yang aku gunakan untuk membeli kue buat mamanya.
"Assalamualaikum Tante!" Ucapku sambil mencium tangan Tante Niken
"Waalaikumsalam, sini masuk Mutia!" Jawab Tante Niken dengan sangat ramah.
Tante Niken langsung merangkul pundakku dan membawa aku masuk ke dapur karena di ruang tamu sedang ada tamu.
"Maaf ya Nak, tante bawa kesini soalnya lagi ada tamu."
"Enggak apa-apa Tante!"
"Ya ampun ini makanan banyak banget Mut? makasih ya! Lain kali jangan repot-repot Nak!"
"Sama sekali enggak Tante."
"Ini kamu yang masak rendangnya?"
"Sama mama tante, Mutia mah cuma bantu ngaduk! Rendangnya biar Mutia panasin aja, kalau Tante mau nemuin tamunya."
"Gak apa-apa Nak tante tinggal sebentar? Kamu gak sholat?"
"Lagi enggak sholat Tante, beneran Tante! ini Mutia izin pakai dapurnya ya." Ucapku sambil tersenyum
"Pakai aja, buat kamu semua!" Jawab Tante Niken sambil mengusap lenganku lembut dan tertawa.
Tante Niken keluar lagi untuk menemui tamunya sedangkan aku menyiapkan makanan untuk makan malam.
"Enak bener baunya Ya'!"
Tepat ketika aku selesai menata makanan di meja, Kak Satria datang dengan rambutnya yang masih sedikit basah. Yang membuat aku harus sedikit tahan nafas dan membuang pandangan, heran sekali pria ini selalu terlihat menawan di segala situasi.
"Udah sholat Kak?"
Dia hanya bergumam. Dia duduk dengan sebelah tangannya menopang kepala dan pandangannya tertuju padaku yang masih sok sibuk merapikan meja, oh iya jangan lupakan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back!
RomancePuncak kangen paling dahsyat adalah ketika dua orang tak saling menelepon tak saling sms bbm-an dan lain-lain tak saling namun diam-diam keduanya saling mendoakan. _Sujiwo Tedjo_