Mutiara
"Udah sampai Ya', aku ke bawah sebentar ya!"
"Iya Kak!"
Aku bersiap diri, weekend ini kita kedatangan tamu setelah sebelumnya sebulan yang lalu dia minta alamat untuk main kesini. Agak aneh sih kenapa dia pengen banget jauh-jauh bertamu di sini, padahal bisa aja kita ketemu pas di Jogja, minggu lalu aku juga pulang ke Jogja.
"Hai Mutia, apa kabar?"
"Alhamdulillh baik!" Aku menerima pelukan dari Shinta yang baru saja masuk bersama Kak Satria.
"Kamu tambah cantik banget pakai hijab gini!"
"Terimakasih Shin, kamu juga tambah cantik, lama gak ketemu."
"Ah masa? Aku cantik juga gak bikin Satria mau sama aku." ucapnya sambil tertawa dan Kak Satria hanya tersenyum tipis sambil menggaruk kepalanya.
"Bukan hanya cantik Shin yang aku cari." Jawab Kak Satria pada akhirnya.
"Terus apa lagi Sat? Siapa tahu aku bisa memantaskan diri." Ucap Shinta begitu frontal, entah bagaimana maksudnya tapi sejenak suasana menjadi gak enak banget.
Aku saja sih yang merasa gak enak, soalnya Kak Satria terlihat biasa saja, dia malah tertawa bareng Shinta. Aku yang sudah berubah mood langsung pamit membuatkan minum untuk mereka, sampai di dapur pun masih terdengar tawa riang mereka.
"Silahkan diminum Shin!" Ucapku agak keras karena satu menit sudah aku bergabung dengan mereka tapi keduanya masih tetap asyik ngobrol.
"Terimakasih Mutia!"
Shinta meminum teh yang aku buatkan, udah cuma gitu aja Selebihnya dia kembali asyik dengan suamiku. Dan aku hanya jadi pendengar.
Mataku capek ngikutin arah bicara dua orang di depanku ini, Kak Satria ini apa-apaan sih? Istrinya di sini tapi malah di cuekin. Awas aja ya kalau proses tesisku terganggu gara-gara moodku yang hancur.
Dan hingga satu jam berikutnya keadaan tidak berubah, malah dua orang ini semakin asyik. Aku memilih pamit ke kamar, mau di anggap tidak sopan ya monggo, silahkan saja.
Aku tidak tahu pasti berapa lama berdiam diri di kamar sampai tertidur dan baru bangun untuk sholat ashar.
Aku keluar karena tetap merasa tidak enak dengan Shinta, walaupun mood hancur tapi dia tetap tamuku. Aku yang lupa apa bagaimana sih ini?
Aku gak mimpi kan kalau tadi ada Shinta dan Kak Satria di sini? Kenapa sekarang sepi? Mereka kemana?
Aku antar Shinta keliling dulu, dia pengen beli unit di sini...
Aku menemukan sebuah pesan yang berada di atas meja.
Antar saja sana sampai Jogja sekalian!!! Amazing juga rasanya lama-lama punya suami yang ramah sama semua orang.
Sekali-kali pengen bisa seperti Tisa yang kalau ngomong gak pernah di pikir dulu, bisa spontan aja gitu. Dan yang pasti setelahnya tidak ada rasa menyesal. Kayaknya bisa lebih legaan.
Jadi kangen sama Tisa, lagi apa ya dia? Yang sebentar lagi nikah sibuk pasti ya?
Oke berarti aku gak boleh telepon dia, siapa tau lagi sibuk, nanti gangguin lagi.
Ya sudah...
Mending mulai ketik-ketik, siapa tahu dapat pencerahan, lumayan kan kalau bisa dapat satu lembar kata pengantar.
Lumayan banget loh itu buat permulaan, haha menghibur diri sendiri...
Wahai Otakku kenapa mogok kerja begini ya pas sudah di depan laptop?
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back!
RomancePuncak kangen paling dahsyat adalah ketika dua orang tak saling menelepon tak saling sms bbm-an dan lain-lain tak saling namun diam-diam keduanya saling mendoakan. _Sujiwo Tedjo_