🌹Come back #19

2.5K 370 17
                                    

SATRIA

"Udah enakan belum Kak?"

"Alhamdulillah udah gak pusing banget! Baru dari sekolah?"

"Enggak, tadi pulang dulu. Tuh kesini sama Mama dan Bang Fandi."

Aku segera duduk dan mencium tangan Tante Aini begitu beliau dan Bang Fandi masuk. "Udah Sat, tiduran aja!" Ucap Tante Aini dengan lembut.

"Makasih Tante dan bang fandi udah repot-repot datang kesini!"

"Gimana keadaannya Sat?"

"Alhamdulillah Bang, udah mendingan!"

"Di jaga kesehatannya Sat, kerjaannya banyak!"

"Iya Tante, makasih!"

Tante Aini mengelus lenganku sambil menenangkan, rasanya gak enak banget sampai membuat beliau repot kesini. Tapi seneng juga sih.

Beberapa saat kemudian mereka pamit karena harus pergi ke tempat saudara, Afrina dan Mas Tian juga ikutan pamit karena harus menjemput Dipta. Tiba-tiba jadi sepi lagi kamar ini, tapi gak masalah sih, karena Mutia masih bertahan di sini menemaniku dan Mama.

"Kakak udah makan belum? Itu masih utuh!" Mutia menunjuk kotak makanan dari rumah sakit.

"Tadi udah dibeliin Syarif makanan, gak suka kalau yang dari rumah sakit."

"Oh, ya gak apa-apa yang penting udah keisi perutnya."

Bisa bayangin gimana bahagianya aku gak? Masa iya sih aku harus sakit dulu biar ditemani Mutia ?

"Makannya aja minta yang enak Mut! Minta Rica-rica Entok." Sahut Mama

"Lah makan pedes Tan?"

"Enggak Mutia! Dia gak sakit aja gak mau pedes apalagi sakit." Jawab Mama sambil tertawa bersama Mutia.

"Oh kirain Tan, kayakya typus  hubungannya sama lambung kan?"

"Sama hati juga sih Ya!"

Mama langsung memutar bola matanya tanda jengah dan mengajak Mutia makan, ah damai banget sih lihat pemandangan kaya gitu. Dimana Mutia dan Mama makan sambil bercanda bersama.

Lihat mereka ketawa kok aku jadi nyaman terus ngantuk, tapi baru aja mau merem, teman-teman kantor datang untuk menjenguk. Ada Iwan, Sasa, Mitha dan yang bikin kaget ada Pak Yongki-atasanku. Mama dan Mutia langsung ikut menyambut mereka.

"Makasih banyak ya Pak, udah repot-repot kesini."

"Alah kamu Sat, saya yang makasih sama kamu. Udah kerja maksimal banget sampai sakit gini. Maaf ya kalau saya cerewet dari kemarin."

"Wah, enggak Pak. Emang sayanya aja yang kurang menjaga kesehatan, jadi dapat teguran!"

"Sekaligus dapat perhatian ya Sat?" Ujar Pak Yongki sambil melirik Mutia yang hanya tersenyum kalem.

"Ya jelas lah Pak, tiap malam gak pernah absen tatap muka Pak!" Sahut Sasa.

"Haha, tau aja lo Sa!"

"Gue mau nanya keadaan lo tapi kayaknya udah seger buger apalagi ada perawat pribadi!" Tambah Iwan, gak aku debat sama sekali karena emang bener.

Belum lama kamar ini ramai di kunjungi teman kantor, tambah lagi ramai karena kehadiran teman dan sahabat juga Shinta.

Aku sengaja menahan tangan Mutia yang duduk di sampingku ketika dia hendak beranjak karena kedatangan teman-temanku.

"Di sini aja!" Ucapku lirih dengan tatapan sedikit memohon dan nasib baik dia mengangguk.

"Ah, nyesel gue kesini. Kirain lo lemes terus pucet gitu! Taunya malah berseri-seri." Ucap Ali.

Come Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang