Malam minggu masih ada yang belum tidur?😊
Selamat membaca!🌹🌹🌹🌹🌹
"Enggak dimakan Ya'?"
Gadis di sampingku ini hanya tersenyum sekilas dan menggelengkan kepalanya. Ya siapa juga orangnya Sat yang mau makan kalau baru saja selesai nangis! Cuma lo yang doyan makan disaat sedih begini!
"Makan saja Ya', nanti biar aku yang habisin kalau kamu enggak kuat habisin nasi gorengnya!"
"Iya!"
Hanya itu yang dia ucapkan, dan aku sama sekali tidak masalah. Setengah tahun aku bikin dia galau, wajar saja kalau dia tidak mudah menerima kembali pria brengsek macam aku ini.
Mutia makan dalam diam, matanya kosong menatap ke arah nasi goreng yang aku yakin sama sekali dia tidak selera memakannya. Dia berhenti disuapan ke 3 yang mana jika digabungkan itu hanya satu suapan bagiku.
Mutia meletakkan sendoknya begitu saja dan mengambil minumnya. Dia tidak mengatakan apapun agar aku menghabiskannya, tapi aku inisiatif sendiri menggeser piringnya untuk aku habiskan nasi goreng sisanya. Bukan masalah laparnya, cuma aku pengen saja menghabiskan makanan sisa Mutia.
"Kamu kapan mulai kuliahnya?"
"Senin!"
Mutia menjawabku tapi tatapannya tetap lurus ke tembok yang ada di depannya. Aku tetap tidak masalah, dia membiarkan aku untuk ngoceh sejak tadi saja aku sudah bersyukur, sesuai janjiku, aku akan tetap sabar menunggunya membuka hati kembali untukku.
"Kamu kalau sudah ngantuk, tidur saja Ya'! Aku numpang habisin makan sebentar ya, baru aku pamit pulang."
Mutia yang sedari tadi seperti tidak peduli dengan kehadiranku langsung memutar tubuhnya dan menatapku, dari matanya aku tahu bahwa dia sedang penasaran.
"Iya Ya', habis ini aku pulang! Maaf sudah menganggu waktu kamu!"
"Pulang ke Jogja?"
Akhirnya dia bicara tiga suku kata setelah sejak tadi hanya 'iya' dan 'tidak' saja. Aku tersenyum dan entah tanganku ini yang sudah otomatis atau memang tanganku ini yang tidak tahu malu karena terlulur begitu saja untuk mengusap rambutnya.
"Rumahku cuma di Jogja Ya'! Kemana lagi?"
Dia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Setelahnya dia pamit masuk ke kamar, entah mau tidur atau mau ke kamar mandi. Aku hanya mengangguk dan tetap menjaga senyum. Aku akan menghabiskan makan ini lalu pulang, sesuai rencana awal.
Aku mengangkat wajahku ketika mendengar suara pintu dibuka dan melihat Mutia yang berdiri di ambang pintu kamarnya.
"Kakak bisa pakai kamar sebelah ini, pulang besok pagi saja!"
Aku mengerjapkan mata tidak percaya, satu hal yang di luar dugaanku, Mutia menyuruhku menginap di sini. Dia tidak mengatakan alasannya, entah itu karena dia khawatir aku pulang selarut ini atau karena dia belum mau aku tinggalkan.
Dan aku cukup tau diri untuk memilih alasan yang pertama. Sejak memutuskan datang kesini, niatku hanya ingin mengutarakan semua dan meminta maaf lalu pulang, tapi aku masih tidak percaya Mutia dengan segala kelapangan hatinya menyuruhku beristirahat di sini.
Aku jadi teringat kembali saat itu Mutia datang kerumah dan dengan begonya aku menolak memberi kesempatan padanya.
Prinsipku yang satu itu memang sialan! Aku ralat sekarang, bahwa yang aku lepaskan pasti akan aku kejar kembali asal itu adalah yang terbaik untuk hidupku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back!
RomancePuncak kangen paling dahsyat adalah ketika dua orang tak saling menelepon tak saling sms bbm-an dan lain-lain tak saling namun diam-diam keduanya saling mendoakan. _Sujiwo Tedjo_