Sabtu malam ini kegiatanku masih sama seperti malam-malam sebelumnya, menyelesaikan laporan KBM yang masih lumayan banyak. Kalau biasanya aku mengerjakan di kasur sambil mendengarkan musik kali ini aku memilih mengerjakannya di meja ruang keluarga sambil delosoran di lantai.
"Sibuk banget Mut!"
"Iya nih Mbak, senin harus dilaporkan soalnya."
"Ya ampun, kasihan banget kamu. Pasti kerjaan Satria nih yang ganggu kamu."
Aku tidak membantah ucapan Mbak Afrina, akhirnya hanya bisa tersenyum. Karena ya emang bener kalau pria yanga hanya tertawa di sampingku ini benar adanya telah mengangguku. Yang aku bilanhg ruang keluarga tadi adalah keluarga Bang-Sat maksudnya.
Sejak kemarin dia ribut banget ngajakin jalan, akhirnya aku yang mengalah datang kerumahnya malam ini dengan membawa semua pekerjaanku. Sebenarnya gak enak sih sama Tante Niken, aku bertamu cuma numpang ngerjain laporan aja.
Ya gimana, daripada pria penggila game ini nekat keluar rumah padahal masih harus pemulihan.
Jadi tambah gak enak banget karena Tante Niken malah nyiapin banyak camilan dan minuman, katanya agar aku ngerjain laporannya tambah semangat.
"Masih banyak?" Tanya Kak Satria dengan fokusnya masih dengan game.
"Udah selesai sih, tapi ini aku harus baca ulang dari awal karena ada istilah yang di ganti."
"Banyak?"
"He-em, Masih ada 28 halaman."
Kak Satria meletakkan stick gamenya lalu beralih melihat layar laptopku. "Kamu ganti satu-satu dari awal?" Tanyanya kaget dan aku mengangguk lesu, mataku udah berkunang-kunang banget.
Kak Satria malah tertawa sambil menggeleng, jari tangannya maju untuk menyentil pelan dahiku.
"Lah malah tertawa!"
"Ya ampun Ya! Beneran kudet kamu! Terimakasih Tuhan, akhirnya aku nemuin kekurangan Mutia, soalnya dia selalu sempurna di mataku!"
"Astaga! Sempet ya!"
"Haha, Sini aku kasih tau cara cepatnya!"
Kak Satria sedikit menggeser laptopku, lalu menjelaskan cara cepat mengganti kata tadi. Dia menekan ctrl+f lalu mengajariku mengganti katanya dengan cepat. Dan benar gak sampai lima menit sudah berubah semua.
"Kenapa gak dari tadi coba??" Protesku dan dia semakin tertawa.
"Makanya, kalau ada cowok ganteng+pinter jangan di anggurin, apalagi di phpin!!"
Aku memukul lengannya pelan, puas banget ketawanya sampai Tante Niken dan Mbak Afrina menghampiri kami.
Tante Niken membawakanku seblak kuah yang tadi Mbak Afrina beli, dari baunya udah enak banget.
"Makasih Tante, maaf ya Mutia cuma ngerepotin ini!"
"Alah kamu Mut! Tante malahan yang sering ngerepotin kamh karena anak bayi Tante!"
Aku membalas usapan tante pada lenganku lalu menghentikan sementara pekerjaanku dan mulai menikmati seblak kuah pedas. Kak Satria sudah kembali fokus dengan gamenya.
"Pedes banget gak?" Tanyanya sambil mencondongkan wajahnya.
"Bagiku enggak sih!"
"Coba dong Ya!" Bang-Sat sudah membuka mulutnya, mau gak mau aku suapin dia.
"Minum Ya'!" Pintanya dengan ekspresi gak nyamannya setelah merasakan seblak.
"Kenapa kak?"
Dia meneguk habis air putihku. "Pedes, gak enak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back!
RomancePuncak kangen paling dahsyat adalah ketika dua orang tak saling menelepon tak saling sms bbm-an dan lain-lain tak saling namun diam-diam keduanya saling mendoakan. _Sujiwo Tedjo_