Satria
SMA-Aurelia Damayanti
Sat! Lo sakit lagi? Ya Ampun hobi kok sakit! Oh iya cincin pesanan lo yang dari kapan tahun itu udah gue kasihin Mutia. Bodo amat lo mau ngelabrak gue, salah sendiri gak diambil, udah pengen gue jual aja itu cincin.18.02
SMA-Aurelia Damayanti
Bos gue udah negur terus kenapa gak diambil2 pesanannya, kebetulan tadi gue lihat Mutia di Mall. Buruan nikah lo, gak mau tau gue. Lo harusnya terimakasih karena secara enggak langsung gue udah ngelamarin lo. Get well soon, bro! Di tunggu undangannya. ✊😉18.03
Aku meletakkan hp di meja sampingku dan kembali ingin memejamkan mata setelah membaca chat dari Aurel. Dari chatnya saja sudah terbayang gimana wajah cerewetnya itu. Sudahlah, aku sembuh dulu yang penting baru mikirin soal cincin itu lagi. Salahku juga enggak buruan diambil saat Aurel kasih tau kalau sudah jadi.
"Sat, Mama sholat maghrib dulu ya di masjid gantian sama Syarif, sebentar lagi paling kesini."
"Siap Ma! Hati-hati."
Sepeninggalan mama, aku mencoba ingin memejamkan mata lagi tapi gagal karena kehadiran seseorang.
"Hai!" Sapanya.
"Hai, sama siapa?"
"Sendiri, habis pulang ngegym langsung ke sini. Kamu gimana keadaannya?"
"Alhamdulillah udah mendingan."
"Oh iya, aku bawain obat herbal Sat. Mama sih yang rekomendasiin. Kamu coba ya! Siapa tahu bisa membantu kesembuhan."
"Thanks, nanti aku coba!"
"Mama Niken mana?"
"Baru sholat tadi."
"Oh ya sudah, cepat sembuh ya! Aku pulang dulu."
"Terimakasih Shin! Hati-hati pulangnya."
"Okay!"
Aku menatap Shinta yang berjalan keluar, sudah cukup lama aku tidak pernah bertemu dengannya, kata Syarif dia kerja di luar kota. Hubunganku dengannya yang sempat kurang baik, kini lama kelamaan sudah kembali seperti dulu. Tapi aku harap yang sekarang dia murni menganggapku sahabat.
Belum sampai aku memejamkan mata lagi, pintu kamarku kembali terbuka dan terlihat Iwan juga Mitha.
"Awas lo Rabu belum berangkat, gue pecat!" Aku langsung terbahak karena belum sampai di dekatku Iwan sudah menggerutu, besok rabu ini memang aku ada presentasi proyek terbaru dengan Iwan. Semoga aku bisa berangkat hati rabu, kata dokter aku hanya perlu observasi 1-2 hari.
"Sorry Wan, gue kira gue sekuat gatot kaca tapi ternyata enggak juga!"
"Lo sih! Coba lo hapus kata 'tanggung' dari hidup lo. Kalau udah kerja diajak istirahat atau makan jawabnya nanggung. Diajakin olahraga juga malas!"
"Haha iya paduka Tuan Iwan Prasetyo! Saya minta maaf!"
"Hm, udahlah gue pamit pulang. Sorry buru-buru, udah lega gue lihat lo masih bernafas. Cepet sembuh!"
"Bangka-i!! Makasih. Hati-hati bro!"
Iwan itu busuknya cuma di mulut aja kok hatinya baik banget sebenarnya. Orang yang baru kenal pasti sudah nethink sama dia.
"Tadi janjian sama Iwan Mit?" Aku menyapa Mitha yang sejak tadi diam saja.
"Sebenarnya gue sendirian tadi, terua Iwan lagi ada di sekitar sini minta ditungguin. Kata dokter gimana Sat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back!
RomancePuncak kangen paling dahsyat adalah ketika dua orang tak saling menelepon tak saling sms bbm-an dan lain-lain tak saling namun diam-diam keduanya saling mendoakan. _Sujiwo Tedjo_