🌹Come back #32

2.8K 412 80
                                    

Satria

"Beliin gue sate ayam, martabak manis sama bakso tetelan tempat langganan lo itu!"

"Woy! Kesempatan banget sih lo! Nyesel gue nawarin!"

"Enggak usah beliin apa-apa Rif, kamu kesini saja dengan tangan kosong, banyak makanan di sini!" Mama menyahut sambil sedikit melotot padaku.

"Nah itu baru cocok Tante! Syarif meluncur ! Jadi ini bayinya Tante mau dibawain popok berapa lusin?"

"Haha, sudah disiapin Tante Ira tinggal kamu ambil di rumah. Terimakasih ya Rif, hati-hati kesininya!"

Mama menutup telepon setelah Syarif yang terlebih dulu menutupnya. Saat ini aku masih di UGD, tadi pagi begitu aku sampai di rumah dari Semarang kata mama aku tidur sepanjang hari dan saat mama masuk aku pingsan di kamar. Aku sendiri tidak ingat bagaimana kejadiannya, waktu sadar aku sudah di UGD.

"Sekali jadi ya Mbak!" Ucapku pada perawat yang akan menginfus tanganku. Berdasarkan perintah dokter, aku harus dirawat karena typus kumat.

"Kanan kiri juga enggak apa-apa Mbak, biar kapok anak saya!"

Mbak perawatnya malah terkekeh melihat mama sedikit ngomel padaku. Aku hanya bisa meringis karena lemas. Merasa bersalah juga sama mama karena enggak dengar nasehatnya.

Alhamdulillah, mbak perawatnya baik hati terbukti sekali suntik langsung jadi. Setelah menyelesaikan urusan opname, perawat mengantar aku ke kamar inap. Duh belum ada setahun udah harus tidur di sini lagi.

Bandel banget sih gue!

"Rasanya gimana sekarang?" Mama mengusap dahi sampai rambutku dengan penuh kasih sayang.

"Maaf ya Ma!"

"Sudah! Cukup kamu nurut aja semua petunjuk dokter terus cepat pulang. Kamu itu sudah tau lagi meriang kok tetap nekat pulang malam-malam. Mama kan sudah bilang, tidur di hotel dulu baru pulang."

Aku menatap mama yang sudah berkaca-kaca, merasa bersalah banget. Aku mengabaikan nasehat wanita yang paling aku cintai. Tadi malam memang aku kalut banget, mungkin karena efek sedang tidak enak badan jadi hatiku ikutan gak beres, rasanya enggak enak banget dicuekin Mutia. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak jadi menginap di hotel, dari apartemen Mutia aku langsung tancap gas pulang ke Jogja. Dan hasilnya tubuhku memang tidak sekuat yang aku kira.

"Apa yang kamu pikirkan, Sat?"

"Mikirin bagaimana caranya bahagiain Mama!"

Mama tertawa pelan. "Kalau mama bilang bahagia saat dibawain menantu takutnya kamu malah kejang-kejang!"

"Aduh mendadak kepala Satria pusing Ma!"

"Haha tuh kan! Udah alasan aja. Kamu sehat dan bahagia itu sudah bikin Mama bahagianya enggak bisa diukur lagi, Sat! Jangan bandel lagi sama Mama!"

"Iya Ma! Sekali lagi Satria minta maaf karena udah bikin mana khawatir."

"Iyaaa!! Sudah ya, sekarang kamu tidur!"

Aku membuka mataku kembali saat merasakan hpku bergetar. Aku membukanya dan terpaku sebentar melihat sebuah kiriman foto.

Melupakan itu sudah pasti akan lebih sulit dari mencintai, tapi ketika bertahan itu malah saling menyakiti maka melupakan adalah pilihan terbaik.

Jika memang Mutia tidak bisa menerimaku kembali dan tidak bisa bersamaku itu lebih membuatnya bahagia, maka aku akan relakan perasaan ini. Semua hanya soal waktu, mungkin akan sakit pada awalnya, tapi aku yakin seiring berjalannya waktu semua akan kembali seperti sebelumnya, saat aku belum mencintai Mutia dengan begitu dalam.

Come Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang