- 4 -

301 10 0
                                    


- 4 -

Hazel hanya memerhati oang yang lalu lalang di depannya . Setelah dia sampai di Malaysia , dia tidak terus ke rumah mamanya . Dia ingin jadikan kepulangannya ke Malaysia sebagai rahsia dan kejutan . Sekarang dia berada di mana pon dia tidak tahu , dia hanya membiarkan pemandu teksi itu membawanya . Dia kenal pemandu teksi itu , someone yang pernah ada dalam kehidupan keluarganya . Pak Saiman , waktu dia kecil dia selalu duduk dekat rumahnya . Dekat situ dia jumpa 'cinta pertama' dia .......Amsyar.

'Amsyar apa khabar? Dia sihat ke ? Apa dia buat sekarang ? Semua soalan menyesak dadanya, membuatnya rasa bersalah dan tak boleh bernafas . 

Malaysia banyak meninggalkan kenangan yang sedih , tapi dia yakin dan janji walau sesukar mana ujian yang akan ditempuh dia tidak akan lari lagi . Maybe pengalaman mematangkan dia tapi andai takdir dia terpaksa lalui benda yang sama dia tak rela dan dia tak kuat . 

Everyone keep telling me to be strong that evrything happen for a reason and dia berpegang pada kata-kata itu tapi sampai bila dia perlu bertahan?  Dia tertanya . Dia tergelak . Kini tiada lagi air mata yang mengalir , sesusah mana pun dia kata pada dirinya 'its okay'. 


"Asya ok?" soal pak Saiman memecahkan kesunyian yang membelenggu . Dia tahu yang gadis itu sedang menahan perasaan . Sedih dia melihatnya gadis yang dulu ceria bertukar menjadi seorang yang begitu . Tapi dia tidak sampai hati untuk meninggalkan Hazel seorang diri, dia sudah sayang gadis itu seperti anaknya sendiri . 

" Kenapa semua ni berlaku dekat Asya, Pak Man ?"  tanya Hazel kepada Pak Saiman sambil matanya fokus kepada pandangan di depannya. Entah kenapa ayat itu yang keluar dari mulutnya. Dia hendak bertanya tentang Amsyar tapi tidak keluar suara . Rasa bersalah kembali menyesak dadanya , kenapa Pak Man tak marahnya sedangkan keranan dia , mereka kehilangan seorang yang penting dalam kehidupan mereka . 

"Asya .....hidup kita tak selalu indah , Pak Man faham apa yang Asha rasa "  balas Pak Saiman tenang.

" Tapi kenapa Asya? Asya tak kuat "  balasnya perlahan . Mata tidak lepas memandang permandangan di depannya . 

" Allah hanya uji hambanya mengikut kemampuan mereka . Maknanya Asya kuatlah, bukan dari kecil ke Asya selalu gaduh dengan Amsyar siapa lagi kuat ke?"  kata Pak Saiman sambil tergelak kecil . 

Bagaikan tersedar dari mimpi dia terus memejam mata bagi menghapuskan memori yang ingin muncul . ' Bukan sekarang ' kata hatinya . Dia terus bangun dari duduknya .

" Dahlah jomlah balik rumah , Asya nak buat kejutan. Ni Asya balik pon mama tak tahu lagi . Asyik call orang suruh balik jer ." katanya merungut kepada Pak Saiman . Pak Saiman itu dah dianggap seperti ayah keduanya . Selepas kematian ayahnya dalam kemalangan tragis yang melibatkan satu keluarganya, ayahnya meninggal dalam perjalanan ke hospital manakala dia kehilangan memorinya pada usianya 12 tahun . Selamat mama tak apa-apa. 


MRS.MIKAWhere stories live. Discover now