"pstt..psttt Alee.. psst " Victory yang, duduk didepan jeffrey terganggu atas suara ular yang berulang kali diciptakan oleh pemuda dibelakang-nya ini.
Victory melirik gadis yang duduk di sampingnya, tepatnya diantara dirinya dan Jayden. Namun nampaknya gadis disampingnya memang sengaja menulikan telinga untuk panggilan temanya, entah apa alasanya.
Jayden menyenggol kaki Ale dibawah meja "Hey, jeffrey memanggilmu" bisiknya pelan ketelinga Ale.
"Shut up, biarkan saja" bisiknya balik, melihat lelaki itu mengangguk Ale kembali memperhatikan ke depan, ke arah Frau Maria yang tengah menjelaskan sesekali mengarahkan penggaris kayu itu dipapan.
"Psst.. Alee..ck Aleza Dorothea..stt"
Tak!!
Victory meletakkan pena-nya dengan keras di meja, ia berdiri dengan mengangkat tangan kananya.
"Darf ich Frau, Jeffrey berisik dan menganggu" setelah mengatakan hal tersebut victory kembali duduk.
"Ada apa Schmidt? Ada masalah?" Tanya Frau Maria, penggaris kayu yang dibawahnya mengetuk-ngetuk lantai ekspresi nya datar namun dari nada perkataanya jelas sekali sedang merasa terganggu. Frau Maria memang terkenal galak dan tidak suka ada yang mengganggu pelajaranya.
Jeffrey menggeleng "Nein, es tut mir leid Frau" ( tidak, maafkan saya bu)
Didepan Frau Maria mengangguk, dan kembali menjelaskan pelajaran seperti tadi.
-o-
Waktu makan siang telah tiba sejak 10 menit yang lalu, Ale mengajak Victory dan juga Jayden untuk makan di meja yang sama.
"Hey boleh bergabung?" Ketiganya mengangguk mempersilahkan Allan untuk mengambil duduk didepan mereka.
"Ah maaf ya bukan bermaksud ikut campur tapi Ale apa kau ada masalah dengan Jeffrey? Biasanya kalian selalu kemana-mana berdua?" Tanya jayden, victory yang mendengarnya merasa terwakilkan, kkkk~ karna dia juga ingin tau.
"Aku berhenti menjadi teman-nya melepas hasrat, ah i mean, aku ingin berhenti jadi friend with benefit nya"
English Asparagus yang sebelumnya mereka nikmati begitu khidmat, terasa menyangkut di tenggorokan untuk sesaat.
"Wi-wie?" Jayden menghadap lisa, mendekatkan telinganya takut salah dengar.
Sementara Victory sendiri sama seperti Allan sudah tau hubungan mereka, bedanya Allan mengetahui karna seling menolong Ale sedangkan dirinya karna sering melihat ruam ruam baru yang muncul pada sekitaran leher Ale setiap kembali bersama Jeffrey.
Victory dan Allan terkejut karna tak menduga, bahwa Ale akan memberitahu segamblang itu.
"Wie ich sich verhoeren? " (Apa aku salah dengar?) Tanya jayden lagi, dirinya masih tak percaya dengan apa yang ia dengar. Takut- takut yang ia dengar adalah kenyataan.
"Kau tidak salah dengar Jayden, aku dan dia saling menyentuh dia menginginkan sementara aku hanya menerima dan menik-" Mulut Ale tersumpal oleh potongan daging yang di masukkan Victory, Ale mendengus kesal namun tetap mengunyah-nya.
"Ale bisa kita bicara?" Allan dan Victory menghentikan acara memakan-nya mengelap bibirnya dengan tisu, mata keduanya menatap Ale yang berdiri.
Keduanya mengangguk ketika Ale menatapnya, mereka seakan mengatan 'semuanya akan baik-baik saja'. Ale mendengus ketika Jayden masih terbengong semenjak ia mengatakan hubunganya dengan jeffrey. Jayden lebih mirip keledai dungu sekarang.
-o-
"Maaf jeff tadi aku terlalu fokus, kamu tahu sendiri beberapa materi sejarah sempat kulewati" jeffrey mengangguk, terlihat tak terlalu mempermasalahkan.
"das macht nichts, aku ingin memberitahumu bisakah kau ke gudang nanti malam?"(tidak apa-apa) jeffrey berbicara dengan berbisik, matanya menatap tepat manik baby blue Ale.
"Maaf jeff, tapi kita harus berhenti kamu tau ini salah jeff" Jeffrey mencengkeram kedua bahu Ale kuat, Ale dapat melihat rahang Jeffrey mengeras. Warna mata pemuda itu memerah, tatapan tajam dan menusuk.
Tahu bahwa pemuda itu mencoba menahan emosi.
Plak!!
Tamparan kuat menciptakan kemerahan di pipi Ale, sudut bibirnya berdarah. Ale mampu merasakan rasa besi berkarat itu di mulutnya.
Kali ini manik milik Ale yang berubah, baby blue miliknya beralih perlahan menjadi chill eyes yang terang.
Desis-an keduanya yang sama-sama emosi mulai terdengar.
Jeffrey menunduk menjilat darah disudut bibir Ale, lalu menyesapnya kuat sampai sudut bibir itu benar-benar kering.
"Jangan harap" Jeffrey terkekeh memperlihatkan giginya setelah mengucapkan kalimat dengan nada ejekan yang kental.
Ale mengatur nafasnya untuk meredakan emosi, matanya masih menatap pemuda itu tajam. Telapak tanganya mengeluarkan cahaya camio bersamaan dengan titik di bagian bawah tulang selangka kiri yang juga menyala, Lepidolite Ale telah menyala.
Kekehan jeffrey semakin mengudara, tak menduga ternyata Ale memiliki Permata Lepidolite ditubuhnya. Permata yang mampu menjaga keseimbangan emosi-nya.
Ale masih melihat jelas emosi pemuda itu belum turun sedikitpun sekalipun tadi mengejeknya dan terkekeh.
Jeffrey Schmidt memiliki kontrol emosi yang buruk. Ale menarik tengkuk pemuda itu melumat bibirnya dengan tergesa dan dalam.
Mata pemuda itu mulai beralih ke semula, aura emosi pemuda itu menurun berganti dengan telinga yang memerah, Carnelian pemuda itu menyala, mengalihkan segala emosi yang menggebu tadi.
Ale lega ketika merasakan taring mereka kembali bersembunyi didalam ciumanya dengan Jeffrey.
Kesal juga, ternyata hanya Carnelian pemuda itu yang mampu menyerap segala emosi pemuda itu, Permata yang brrkekuatan Sexual Energy.
Jeffrey Schmidt, sekali.
a/n ;
- Kim Taehyung as Victory Dakota
- Jeon Jungkook as Jayden Azazel- Frau : Bu/ibu
- English Asparagus : German Cuisine
- Camio : Color
- Lepidolite : Gemstone meaning of emotional balance
- Carnelian : Gemstone meaning of passion and sexual energyFantasi banget ga sih?😌
_Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wine • [Oneshoot 1 | Lisa|Boy]
De Todokalo ada yang plagiat, cuss dm gua say. _ᴊᴜsᴛᴄᴀʟʟᴀɪʀɪɴ✓