"Claudi."
Seperti yang kalian dengar, pada umumnya begitulah orang-orang memanggilku.
"Cepat turun ke bawah! Bunda sudah mengomel dari tadi ... apa kau ingin terkena masalah?"
Mataku langsung terbuka mendengar ucapan Kak Berlize—kakak perempuanku. Bicara tentang dia, cukup membuatku jengkel. Kenapa? Dia selalu mengganggu tidurku hampir setiap malam. Alhasil menjadikanku santapan omelan bunda pada pagi hari karena terlambat bangun tidur.
Seperti sekarang.
"Claudia Smellyta Pregino."
Refleks aku langsung terbangun mendengar suara bunda, nyaris keningku mencium lantai sebab semalam aku tertidur di atas sofa karena ulah Kak Berlize. Otakku langsung melahirkan kata 'bencana' sebab jikalau bunda sudah memanggilku dengan nama lengkap, ini akan menjadi hari yang panjang. Memang masih pagi tapi bunda benar-benar membuatku hampir jantungan.
"Lissa kembali menumpahkan jus jerukku, Bun!"
Kudengar Kak Sam—kembaran Kak Berlize—berteriak dari bawah, mengadu pada bunda. Benar-benar kakak laki-lakiku yang manja. Anehnya kenapa bukan Kak Berlize yang menyimpan sifat manja tersebut? Aku pernah berpikir apakah jiwa Kak Sam dan Kak Berlize tertukar dalam kandungan bunda?
Ah, sudahlah.
Samlize Ferri Pregino dan Berlize Ferri Pregino. Hanya dengan memikirkan mereka, nyaris membuatku gila.
Kudekati pintu kamarku, sayup-sayup terdengar suara langkah kaki bunda yang menjauh seraya mendesah kesal setelah mendengar teriakan Kak Sam. Mungkin nanti aku akan berterima kasih pada Kak Sam karena sudah menyelamatkanku kali ini dari amukan bunda.
Walaupun secara tak sengaja.
"Lissa, apa itu benar?"
Alissa Serfose Pregino, si bungsu keluargaku.
"Sudahlah, Bun. Lissa 'kan masih kecil."
Dan itu adalah suara ayahku. Super hero dan panutan kami.
"Lissa sudah 11 tahun, Ayaaah."
Kutebak si bungsu sudah memasang wajah kesal seperti biasanya, terbukti dari rengekan yang sudah keluar. Dan kuyakin perdebatan antara ayah dan Lissa akan segera dimulai.
Terdengar begitu sempurna sebelum hari 'itu' tiba. Hari di mana kebahagiaan keluargaku direnggut paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Heart [Completed]
Teen Fiction"Bagiku, rumah adalah tempat terindah di bumi dan ayah adalah kebanggaan kami." Bahagia? Tentu saja! Namun... ...semuanya begitu sempurna sebelum bunda menghilang secara tiba-tiba. Semuanya akan baik-baik saja jikalau ayah pulang tanpa membawa mere...