"Bunda kalian bilang ... dia sudah berteman dengan ibu pasien tersebut selama seminggu terakhir sebelum dia pergi dari rumah."
Perkataan ayah begitu menohok hatiku.
"Dia bilang sudah seminggu pula anak dari wanita itu belum mendapatkan donor jantung."
Netra cokelat itu tengah menatapku. Dengan rambut yang sudah acak-acakan lantaran pelampiasan rasa yang kuyakini amat terkejut sama sepertiku.
"Dan bunda kalian mulai membuat kesepakatan; meminta pada wanita itu untuk mau menikah dengan ayah sebelum operasinya dilakukan."
Jantung dibeli dengan akad nikah?
Sungguh tak masuk akal.
"Sontak hal itu membuat ayah murka pada awalnya atas pikiran konyol dia. Namun, setelah mendengarkan semua perkataannya tentang siapa yang akan merawat kalian; anak-anak yang amat dia sayang ... ayah mulai pasrah, menyetujui pernikahan tersebut."
Telingaku seakan sudah lelah mendengar semuanya, amat penuh kejutan.
"Dan berlangsunglah pernikahan kedua ayah di sana, di hadapan bunda kalian."
Kulihat Mama Verty mulai meneteskan air mata.
"Setelah pernikahan itu selesai, maka dilakukanlah operasi bunda kalian ... yang pada akhirnya dugaan dia benar adanya."
Isakanku mulai terdengar keras.
"Dia meninggalkanku ... kita semua."
Kulihat Abang Rey meneteskan air mata mendengar ucapan ayah.
"Lalu kenapa ayah tidak memberitahu kami?"
Suaraku terdengar pilu.
"Ayah tidak bisa melakukan apa-apa jika bunda kalian sudah berpesan untuk merahasiakan semuanya dulu sampai waktu yang tepat itu datang," ujar ayah seraya mulai kembali membelakangi kami.
Tapi tetap saja waktunya tak akan pernah tepat, Bunda.
"Pada hari itu juga pemakaman bunda kalian dilakukan."
Itu artinya hari kematian bunda adalah hari yang sama juga ketika ayah membawa Mama Verty dan Abang Rey pulang ke rumah.
"Dan operasi transplantasi jantung Rey segera dilakukan ... yang beruntungnya berjalan lancar."
Ini sungguh tak adil!
"Namun, kami terpaksa membawa Rey langsung pulang asalkan perawatannya tetap dilakukan di rumah demi menjalankan semua rencana Lidya. Untungnya kesembuhan Rey tidak mengalami masalah."
Itu artinya Abang Rey sedang dalam kondisi yang belum terlalu pulih datang ke rumah ini?
"Dua hari setelah ayah pulang bersama Mama Verty dan Rey ... ayah berniat untuk segera memberitahukan semua ini pada kalian."
Dua hari setelah mereka datang? Bukankah itu adalah hari yang sama di saat aku mulai bersekolah? Di saat kejadian yang menimpa Kak Sam dan Kak Berlize?
"Pada hari itu, Claudi dan Lissa pergi ke sekolah sedangkan Sam dan Berlize malah tidak pergi ke sekolah dengan alasan ingin mencari bunda."
Ya, benar adanya.
"Awalnya ayah ingin memberitahukan kalian semua setelah Claudi dan Lissa pulang dari sekolah. Namun, mendengar perihal si kembar itu ... membuat ayah tak bisa menunggu lagi.
Jika ayah tidak segera memberitahukan kebenarannya, maka ayah takut waktu mereka akan habis untuk mencari bunda yang pastinya tak akan pernah mereka temui lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Heart [Completed]
Teen Fiction"Bagiku, rumah adalah tempat terindah di bumi dan ayah adalah kebanggaan kami." Bahagia? Tentu saja! Namun... ...semuanya begitu sempurna sebelum bunda menghilang secara tiba-tiba. Semuanya akan baik-baik saja jikalau ayah pulang tanpa membawa mere...