14. Bu Mia

1.4K 119 0
                                    

"Claudi ... tolong bawa buku ini ke ruangan saya!"

Bu Mia meminta bantuan padaku setelah memeriksa semua tugas kami. Tapi, kenapa harus aku? Biasanya 'kan sang ketua kelas.

"Baik, Bu."

Aku mengiyakan permintaan guruku ini seraya beranjak mendekati beliau yang sedang memasukkan peralatan mengajarnya dalam sebuah tas. Baiklah, tak apa 'kan? Toh, hitung-hitung mencari pahala. Segera kuangkat buku-buku tersebut setelah Bu Mia berlalu dari hadapanku.

Oh no! Please help me!

Aku baru tersadar bahwa buku yang sudah ada dalam pangkuanku ini cukup berat. Membuatku secara tak sadar telah mengumpat dalam hati. Ingat? Aku hanya seorang anak perempuan sedangkan buku ini berjumlah empat puluh buah. Sialnya, berhasil membuatku membawanya dengan bersusah payah. Terlebih Bu Mia sudah lumayan jauh dariku.

Hei, kenapa Bu Mia cepat sekali berjalan? Tidak mungkin aku yang lamban, 'kan?

"Claudi, apa kau butuh bantuan?"

Suara Bella terdengar begitu dekat. Aku sontak terkejut mendapatinya telah berada di sebelahku. Mengakibatkan buku yang sedang berada dalam pangkuanku hampir terjatuh.

"Hei, hati-hati. Ingat? Bu Mia akan sangat marah jika tahu kau menjatuhkan buku-buku ini. Dia sangat tidak suka buku yang lecet."

Bella berucap seraya membantuku memperbaiki posisi beberapa buku yang miring dalam pangkuanku. Ya, dia memang pantas membantuku, mengingat ini adalah ulahnya. Aku masih diam mendengarkan Bella berbicara. Sebenarnya aku berpikir apakah dia sudah melupakan kekesalannya?

"Ada apa? Kenapa melihatku seperti itu?"

Bella bertanya dengan raut wajah penuh kebingungan.

"Apa kau sudah tidak marah?"

Sontak Bella mendengus kesal mendengar pertanyaan itu. Lalu bersedekap dada menatapku.

"Kuulangi! Apa kau butuh bantuan?"

Dia berujar dengan mata yang beralih menatap buku-buku yang sedang kuusahakan untuk tidak terjatuh. Anak ini sungguh manis sekali! Aku tahu seberapa besar apapun rasa kesalnya padaku, dia tidak akan tega melihatku kesusahan.

"Bella ... sebenarnya aku tidak merasa kesusahan membawa buku-buku ini. Tapi, jika kau memaksa ... baiklah, tolong bawakan separuh, ya?"

Aku berujar seraya memindahkan separuh buku dari pangkuanku pada Bella. Kulihat Bella melongo mendengarnya. Membuatku terkikik dalam hati. Entah kenapa membuat Bella kesal sudah menjadi makananku.

Segera kulangkahkan kaki meninggalkan Bella yang masih setia mematung di belakang. Mungkin dia masih kaget atas ucapanku.

"Claudi!"

Bella ngos-ngosan setiba di sampingku. Eh? Apa dia tadi berlari?

"Akan aku lupakan semua tingkah menjengkelkanmu hari ini asalkan ...."

Bella menjeda ucapannya seraya menetralisirkan napasnya. Apa sebegitu jauhkah aku meninggalkannya tadi?

"Apa?"

Aku bertanya dengan wajah datar. Kutebak permintaannya pasti akan tetap sama seperti biasanya.

"Asalkan kau mau membelikanku boneka beruang lagi."

See? Sesuai dugaanku.

Masalahnya, aku sudah membelikannya boneka beruang sebanyak delapan buah. Dan kali ini masih boneka beruang? Apa dia tidak tahu bahwa ragam boneka begitu banyak?

Broken Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang