26. Pelipur Lara

732 107 5
                                    

"Manusia selalu terpusat pada kehilangan kecil di dunia,  tapi mereka lupa bahwa masih punya Tuhan yang berhak atas dunia dan seisinya."
~

🍂

Dentuman musik terdengar ke segala penjuru SMA Cendana. Malam ini adalah malam puncak perayaan dies natalis. Yang berarti class meeting telah selesai. Semua siswa datang untuk menyaksikan hiburan dari guest stars yang diundang oleh panitia setelah acara potong tumpeng tadi.

Tak seperti teman-temannya yang lain, berdiri di tengah lapangan berjoget ria, Raya memilih duduk manis sambil bertopang dagu di stand kelasnya. Membosankan, keluhnya dalam hati. Kalau saja Satriya tidak memaksanya untuk ikut,  gadis itu pasti sudah bermanja dengan guling kesayangannya.

Satriya sepertinya sidah mendominasi di kehidupannya. Kebetulan juga Raya ingin menanyakan sesutu pada laki-laki itu. Tadi Raya bertanya perihal gelang itu pada Satriya ketika mereka berhenti di parkiran.

"Sat,  lo suka pakai gelang gak,  sih?" tanya Raya.

Satriya menyunggingkan senyum licik. "Kenapa lo tanya gitu?  Ultah gue masih lama, kali... "

Raya memutar matanya malas. "Idih,  siapa yang tanya ultah, lo?"

"La itu,  tanya kesukaan gue?"

"Tanya doang,  Sat...," jawab Raya dengan malas.

Satriya terkekeh sendiri. "Kalau mau ngado gue jangan gelang,  gue gak suka pakai gelang."

Satu titik terang. Satriya bukan pemiliknya. Dan opsi terkahir adalah Galang.

"Oh iya,  kira-kira ada gak ya cowok yang suka pakai gelang? Raya sengaja mutar-mutarkan pertanyaanya dengan maksud memancing Satriya. Siapa tahu bisa mendapatkan clue untuk menjawab teka-tekinya.

"Ada.  Galang. Gue lihat selain pakai jam tangan juga sering pakai gelang."

Sekarang Raya tak tahu lagi bagaimana cara meredam bunga-bunga yang berterbangan di dadanya. Semoga,  semoga dan semoga saja memang dia.

🍂

"Cek, cek!"

"Selamat malam guys...  Malam ini gue dan sahabat gue, Galang akan menyanyikan sebuah lagu untuk kalian."

Tepukan tangan meriah,  menyambut ucapan Satriya dari atas panggung. Raya terbelalak mendengar suara khas laki-laki itu. Baru tahu kalau Satriya dan Galang adalah sahabat.

Raya benar-benar gadis bodoh, sebodoh-bodohnya. Bagaimana mungkin gadis itu tidak tahu sementara Satriya sering bersama Galang. Kenapa selama ini dia tidak sadar.

"Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang selalu ada untuk sahabatnya. So,  setelah kalian dengar lagu ini,  gue yakin kalian bakalan punya semangat hidup lagi."

Satriya mulai memetik gitarnya pelan. Sebelum menyanyi laki-laki itu melantunkan bait-bait kata.

"Pernah gak sih kalian merasa punya masalah paling berat di dunia ini?"

"Dan kalian tidak punya siapa-siapa untuk berbagi. "

"Lalu kalian marah pada Tuhan,  kenapa harus terjadi pada kalian."

"Yang harus kalian ingat..."

"Jika tidak ada bahu untuk bersandar, masih ada lantai untuk bersujud."

"Kalian tak selalu butuh kawan, tapi harus ingat Tuhan."

"Tuhan yang membebankan, Tuhan juga yang meringankan."

SAGARA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang