"Terkadang mencari solusi tidak sesederhana itu. Dan mungkin selamat tinggal adalah satu-satunya cara."
🍂Satu munggu telah berlalu dan tiga hari yang lalu Raya sudah kembali ke rumah. Kondisinya juga sudah jauh membaik. Tapi, tetap saja harus ketergantungan dengan obat. Besok dia juga diperbolehkan mengikuti promnite di sekolahnya. Dan hari ini Raya disibukkan dengan fitting baju bersama Nadia.
Cukup melelahkan bagi Raya. Dia adalah gadis yang tidak mau repot. Jadi, menurutnya acara-acara fitting baju itu hal yang cukup merepotkan. Untungnya dia punya Mama Nayla yang tahu apa yang dibutuhkan anak kandung suaminya itu.
Nayla sudah memilihkan gaun yang cocok dengan Raya dan sesuai seleranya. Tak sulit bagi Nayla menimang selera gadis itu tidak muluk-muluk.
"Kamu cepat istirahat ya. Papa tidak mau kamu sakit," ucap Samudra ketika mereka sampai di rumah. Raya pun menuruti dan melangkah menuju kamarnya.
Besok adalah hari terakhirnya bertemu teman-teman di sekolah. Selanjutnya pasti akan sulit menghubungi mereka. Raya mengela napasnya dengan jenuh. Dia tahu hari itu pasti terjadi.
🍂
Malam itu semua murid kelas XII SMA Cendana berdandan sangat cantik dan tampan. Para siswinya memakai dress yang membuat mereka terlihat anggun dan siswa laki-lakinya terlihat gagah dengan balutan jas semi formal. Aula sekolah SMA cendana yang luas juga disulap menjadi ruangan elegan dengan dekorasi yang cantik.
Raya memasuki ruangan itu dengan gaun cream pilihan Nayla yang sangat cocok untuknya. Gadis itu berjalan seraya mengedarkan pandangannya mencari seseorang.
Tanpa sengaja pandangannya menangkap sosok Satriya yang berdiri di dekat panggung. Meskipun hanya terlihat dari samping, dia terlihat menawan. Pria berhidung mancung itu semakin terlihat manis ketika tersenyum. Dan enah mengapa Raya merasa Satriya sangat tampan malam itu. Mungkin juga pengaruh penampilannya.
Setelah Raya memutuskan pandangannya dan kembali mencari teman-temannya, Satriya yang berdiri di kejauhan juga menatapnya dengan senyuman tipis. Gadis yang dia cinta ternyata sudah sembuh dan berdandan cantik bak bidadari. Meskipun dia tidak bisa mendekatkinya, Satriya masih bisa benapas lega. Yang terpenting Raya bisa kembali beraktifitas seperti biasaya sudah cukup baginya.
"Ih, Raya cantik banget sih." Seperti biasa Tereshia selalu menjadi paling heboh setiap menyambut Raya. Dialah orang yang paling antusias jika Raya lebih bisa mengekspresikan dirinya. Meskipun terkenal paling centil di antara ketiga temannya, Tere sangat tahu cara memperlakukan teman seperti Raya.
"Ya nggak usah heboh gitu juga kali, Re. Malu tau," gerutu Raya.
Viola juga paham dengan Raya. Dia tahu sahabatnya satu itu tidak suka terlalu dipuji. Lebih baik diamkan saja. "Udah, yuk gabung sama yang lain," ajak Viola.
Mereka pun menghampiri kerumunan teman sekelas mereka dan menghabiskan waktu untuk melepas rindu.
🍂
Acara-acara kecil seperti penampilan murid-murid kelas XII pun dimulai. Galang menjauhkan diri dari kerumunan dan mencari tempat yang lebih sepi. Tapi, tiba-tiba ada seorang gadis mengulurkan segelas minuman. "Hari terakhir ketemu gue nih. Masih aja galau."
Galang pun tersenyum menatap perempuan di depannya. "Emangnya lo mau mau kemana, Jes?"
Gadis itu adalah Jessica. Mantan pacar Galang. "Kan gue udah pernah bilang, kalau gue mau lanjut study ke London."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA (End)
Teen Fiction[Masih berantakan karena proses Revisi] Satriya hanya melihat Raya sebagai gadis yang menyukai Galang. Gadis itu sangat menjaga privasinya sampai tak ada yang tahu permasalahan sekecil apa pun yang menimpanya. Lambat laun Satriya semakin menemukan h...