18. Makmum Masbuk

832 113 1
                                        

"Berawal dari pikiran akan berbuah ucapan,  lantas berubah menjadi tindakan dan akan menjadi kebiasaan, sampai membentuk suatu karakter."

Naraya_El_Zhepyra.

~

"Heh,  kaleng khong guan! Lo hobi banget teriak-teriak? Heran gue."

Satriya yang tadinya hampir takbiratul ikhram menundanya dan bergegas mencari sumber suara. Ternyata lengkingan suara itu milik Raya yang terpeleset di depan pintu mushola. Tenang saja dia tidak jatuh ke lantai. Lagi-lagi ada dewa penyelamat yang menangkapnya.

Raya mendongak kebelakang mengamati detail wajah sang dewa penyelamat. "Ih,  lo jangan pegang-pegang gue!"  Bukannya berterima kasih , Raya justru ngomel-ngomel kayak emak-emak yang naik motor tidak mau disalip.

Sang dewa penyelamat itu ternyata Galang. Laki-laki itu menautkan alisnya,  niatnya ternyata tidak disambut baik. "Lo tadi mau jatuh,  sudah untung gue tolongin."

"Tapi kan,  gue jadi batal," rengek Raya. Memang gadis itu berlebihan sekali. Satriya yang mendengarnyapun tak kuasa menahan tawanya sampai menyembur-nyembur.  "Udah Gal,  lo jatuhin aja sekalian cewek itu."

Bukannya menuruti Satriya,  Galang membantu Raya berdiri dengan benar. Tanpa berterima kasih Raya nylonong pergi. Sayang sekali baru dua langkah kakinya terpeleset lagi, dan...

Bruk!

Itulah yang disebut azab tidak tahu berterima kasih. Kali ini dia benar-benar jatuh. Sialnya,  dia jatuh menimpa Galang. Kepalanya yang terbungkus rambut itu membentur bibir seksi Galang. Tidak ada yang untung kali ini, mereka berdua sama-sama mengaduh kesakitan.

Tidak sebatas itu penderitaan mereka,  siswa-siswi yang melihat kejadian itu langsung berkerumum mengeluarkan ponsel masing-masing. Tentu saja untuk merekam kejadian memalukan itu.  Mereka tidak mau melewatkan sang ketua OSIS yang penuh wibawa kena sial karena cewek tak terkenal. untuk kedua kalinya reputasi Galang hancur karena ulah Raya.

"Ya elah, malah tiduran disini,  ayo wudhu lagi, Dasar anak kecil jalan aja gak bisa." Satriya yang gemas dengan Raya langsung menarik gadis itu untuk segera berdiri. Tak hanya itu saja,  Laki-laki itu mengantar Raya sampai tempat wudhu lagi. Dan dengan wajah bodohnya Raya hanya menurut saja.

Sial! Gara-gara menarik Raya,  Satriya terpaksa harus wudhu lagi. Galangpun menyusulnya dari belakang. Sebelum mengambil air wudhu Galang menyentuh bibirnya yang terasa berdenyut. Benar saja kecelakaan itu membuat bibirnya membengkak.

Satriya yang melihatnya malah terkikik. "Bibir kamu seksi sekali mas Galang? Jadi pengen nyium," ujarnya kemayu.

"Sialan lo!"

🍂

Raya mengikat tali mukenanya kebekang kepala bersiap untuk sholat berjamaah. Yah,  meskipun menjadi jamaah masbuk. Aura gadis itu benar-benar gelap hari ini. Mendadak dia berhasrat makan orang. Setan dalam hatinya harus segera diusir.

Tiba-tiba pandangan Raya beralih pada salah satu jamaah laki-laki yang ada di depannya berbatas tirai. Disaat yang lain sudah takbiratul ikhram, cowok itu justru berjoget-joget mirip cacing kremi. Raya mendadak ilfil melihatnya. Tunggu dulu,  dari potongan rambutnya dan gesturnya sepertinya familiar bagi Raya.

Cowok itu mirip Satriya. Iya,  dia memang Satriya,  tidak salah lagi. Raya berdecak sebal. "Dasar cacing kremi!" tanpa sadar suaranya terdengar oleh jamaah perempuan disebelahnya. "ssssttt!" siswi itu memperingati Raya dan Raya langsung menutup mulutnya dengan ketiga jari.

SAGARA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang