53. Serpihan Kenangan

619 90 14
                                    

"Yang terlanjur dikenang akan sulit untuk dilupakan."
🍂

Semalam penuh Raya benar-benar tidak bisa tidur memikirkan hubungan antara Arka, Galang dan gelang itu. Kenapa jika mereka tahu sesuatu tidak ada yang mau jujur? Apa mereka malu mengakui kalau pernah berteman dengan Raya?

Karena sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya, Raya diam-diam ingin menemui Galang. Raya sengaja meminta Juan untuk mengantarnya pagi-pagi agar Satriya tidak tahu jika dia ingin menemui Galang di rooftop. Raya yakin Galang pasti ada di tempat itu setiap pagi.

Beberapa saat setelah Raya sampai di rooftop dia mendengar langkah kaki menghampirinya. Ketika Raya menengok kebelakang memang benar. Langkah kaki itu milik Galang, itu artinya rooftop itu tempat yang membuat Galang nyaman hingga mengunjunginya setiap pagi.

"Raya?" tanya Galang dengan raut wajah setengah terkejut.

Raya bingung harus bersikap bagaimana. Dia takut salah tingkah di depan Galang. "Maaf, Gal... Gue... gue ada perlu sama elo."

Galang pun mengerutkan keningnya. "Sama gue?" Dan Raya mengangguk. "Gue lihat lo sama Arka kemarin rebutan gelang. Gue yakin lo pasti ada hubungannya sama gelang itu," ucap Raya tanpa basa-basi. Dia ingin urusannya segera selesai.

Galang sebenarnya ingin jujur pada Raya, tapi gelang itu ada di tangan Arka. Galang tidak bisa bicara tanpa bukti meskipun mungkin Raya percaya jika dia Aga. Untuk sementara Galang mencari jalan aman. "Gue nggak tahu."

Pundak Raya menurun lemas karena Galang tak memberinya jawaban yang memuaskan. "Gal, please... gue yakin lo pasti tahu. Gue harus ketemu sama pemiliknya karena dia punya hutang penjelasan sama gue." Raya sengaja memancing Galang dengan menjelaskan tujuannya agar Galang mau membantunya.

"Gue akan kasih tahu lo tentang gelang itu. Tapi, ada syaratnya."

Dengan bicara seperti itu Raya semakin yakin jika Galang ada sangkut pautnya dengan Gelang itu. Tapi, di sisi lain Raya juga ragu. Bisa saja Galang hanya mempermainkannya. "Apa syaratnya?"

"Lo harus dapat peringkat sepuluh besar di ujian nasional."

Raya membelalakkan matanya. Galang menantangnya perihal prestasi akademik. Jangankan sepuluh besar paralel. Sepuluh besar satu kelas saja sudah kembang kempis.

Galang berniat membangkitkan semangat belajar Raya karena dia yakin selama ini Raya tak punya motivasi untuk lebih baik. Hanya hidup monoton tanpa ada sesuatu yang istimewa. Semoga saja dengan pancingannya Raya mau berusaha lebih keras lagi demi prestasinya.

Setelah mengatakannya, Galang langsung meninggalkan Raya yang masih berkelana dalam pikirannya sendiri. Galang tidak mau berlama-lama melihat Raya. Dia takut perasaanya tak kunjung hilang. Ingat lagi, gadis yang dia sayang itu adalah kekasih sahabatnya.

"Galang!" teriak Raya ketika Galang baru melangkah dan kembali menatap Raya.

"Gue terima tantangan lo, tapi lo harus janji sama gue ceritakan semua tentang lo, Arka dan gelang itu!"

Galang spontan menarik senyumnya. Tidak ada alasan lagi dia menyimpan rahasia Raya. Dia berjanji dalam hatinya akan mengatakan dengan jujur tentang masa lalunya. Dan Galang akan sangat bahagia jika Raya berhasil meraih peringat itu.

"I'll be waiting for you."

Jantung Raya tidak bisa dikondisikan mendengar ucapan Galang. Entah mengapa apa pun yang bersangkutan tentang Galang membuat hatinya bergetar. Raya benar-benar tidak bisa sepenuhnya menghilangkan Galang dari hatinya meskipun dia telah bersama Satriya.

SAGARA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang