09. Kode Dari Mamah?

2.1K 210 46
                                    

Harap Vote terlebih dahulu sebelum membaca.

Jangan lupa komen sebanyak banyaknya yaaa kesayangannya Lyantri hehhheh.

Happy Reading

~Buruan Nikah~

Entah tidak merasakan pegal pada bibirnya atau memang hobinya tersenyum, laki-laki yang baru saja masuk kedalam rumahnya sama sekali tidak berhenti tersenyum.

Bahkan, selama diperjalanan pulang senyum itu tidak pernah pudar, seakan diberi formalin agar tetap awet dalam jangka waktu yang lama.

Zain, yang dari tadi tampak bahagia--entah karena hal apa, yang jelas baginya hari ini benar-benar luar biasa indah. Seindah senyum kamu, eyahhh!

Seindah wajah seseorang yang dari tadi bersemayam di benaknya.

"Baru pulang kamu Zain?"

Mendengar pertanyaan yang menyebut namanya, Zain menghentikan langkah kakinya yang hendak menuju ke kamar.

"Eh iya mah," dia menghampiri seorang wanita berjilbab syar'i yang dia sebut mamahnya. "Assalamualaikum, Mah." Zain tidak lupa mencium punggung tangan mamahnya sebagai contoh anak yang patuh kepada orang tua.

"Waalaikumsalam." Jawab Inayah--Mamah Zain. "Dari mana kamu? mamah kira ada dirumah, soalnya mamah juga baru pulang dari rumah teman."

"Biasa mah, keluar. Soalnya kan bosen kali dirumah terus, selagi libur. Sekalian cari--hehhheh." Zain tidak bisa melanjutkan ucapannya karena entah kesambet setan mana dia malah tertawa bahagia.

Inayah yang melihat itu hanya mengerutkan keningnya. "Punya anak laki-laki tiga diantaranya, cuma yang satu ini aneh banget, masa lagi ngomong tiba-tiba malah ketawa." Sindir Inayah. Zain malah makin ketawa.

"Mamah bisa aja hehhhe, ternyata bukan mamah aja yang bilang Zain aneh, tapi ada juga someone bilang gitu juga."

"Someone, siapa tuh?" Zain menatap seseorang yang sedang memeluk mamahnya dari belakang.

"Kepo aja kamu Zi," Zi--yang dimaksud Zain adalah adiknya, lengkapnya sih Zidan Abhivandya Kamil. Remaja berusia 22 tahun itu langsung cemberut karena Zain tidak menanggapi pertanyaannya.

"Eh, mamah juga penasaran loh Zain siapa someone yang kamu maksud?"

Zain menyengir. "Nanti mamah juga tau sendiri. Udah ya Zain mau mandi dulu." Pamitnya langsung meninggalkan mamah serta adiknya yang menatap Zain penuh tanda tanya tentang 'someone' yang dimaksud Zain.

🍀🍀

Setelah selesai membersihkan diri, Zain bukannya langsung memakai pakaiannya melainkan berjalan kearah kasur untuk mengambil handphonenya.

Tapi jangan salah sangka dulu kalo bilang Zain cuma pakai sehelai handuk saja, jelas Zain tidak begitu. Tapi dia sekarang cuma memakai celana pendek selutut.

Dia mendudukkan dirinya ditepi kasur dan langsung memainkan handphonenya. Mencari nomor kontak seseorang yang akan dia hubungi--tepatnya dia kirimkan pesan.

Dengan senyum yang mengembang diwajahnya, Zain mengetik pesan untuk seseorang yang baru saja menerima penawaran pertemanan kepadanya.

Ya, orang itu adalah Shanas. Entah terkena angin apa dia menerima ajakan Zain untuk menjadi temannya.

Karena ini baru awal, wajar dong kalo dimulai dengan pertemanan. Jadi kalo besok jadian nggak usah ada yang kaget ya hehhhe.

Setelah selesai mengetik pesan untuk Shanas, Zain tidak perlu membuang waktu banyak karena dengan cekatan dia langsung mengirim pesannya kepada Shanas.

Get Married Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang