28. Ini Jawabannya...

1.3K 154 33
                                    


Harap Vote terlebih dahulu sebelum membaca!

Jangan lupa komen sebanyak banyaknya.

Happy Reading

~Buruan Nikah~

Flashback On

Pika yang saat itu berada di supermarket tidak pernah menyangka bahwa saat itu juga dia akan bertemu dengan sosok calon menantu yang dia idamankan untuk Shanas.

"Totalnya dua ratus lima puluh delapan ribu," Ujar Mbak kasir supermarket itu sambil memasukkan belanjaan Pika kedalam kantong plastik. "Nggak ada yang mau ditambah lagi, Bu?" Tanyanya.

"Nggak mbak, itu aja." Pika mengeluarkan mengeluarkan uang dari dalam dompetnya. "Nih ya Mbak." Mbak kasir itu mengangguk seraya menerima uang yang Pika sodorkan.

"Terimakasih karena telah berbelanja disini..."

Pika yang baru saja ingin keluar dari supermarket tidak sengaja menabrak tubuh pria muda.

Brugkh

"Ya ampun, maaf ya nak." Ujar Pika seraya hendak memungut dompetnya yang jatuh karena tidak sengaja tersenggol tapi langsung ditahan oleh pria muda yang dia tabrak. "Biar saya aja yang ambil Tante." Ucap pria muda itu sambil membungkuk dan memberikan dompet itu kepada Pika.

"Terimakasih banyak ya, Nak." Pria muda itu langsung mengangguk sambil tersenyum ramah. "Iya Tante sama-sama." Dia adalah Zain--pria muda yang tidak sengaja ditabrak atau menabrak Pika.

"Oh ya, tadi maaf juga udah tabrak kamu. Soalnya tadi saya lagi masukin uang kembalian jadi nggak liat kedepan." Zain mengangguk lagi lalu tersenyum. Bersikap ramah itu adalah salah satu ciri dari Zain. Ah tidak, nyatanya bersikap ramah kepada siapapun itu harus. "Gapapa kok Tante, saya juga minta maaf juga." Pika tersenyum hangat.

"Ya udah kalo gitu saya pergi dulu." Pika melanjutkan langkahnya saat telah mendapatkan jawaban dari Zain.

Satu langkah, dua langkah... kenapa Zain merasa seperti pernah melihat wanita tadi, tapi dimana?

Dia tidak sengaja melihat seorang gadis sedang memainkan handphonenya. Ah dia ingat!?"

Zain lantas berbalik badan mengejar Pika yang baru sampai di pelataran supermarket. Dia langsung menyentuh bahu Pika hingga membuat Pika menoleh kearahnya dengan tatapan bingung.

"Eh kamu lagi, kenapa?" Tanya Pika.

"Maaf Tante, saya boleh bertanya?"

"Oh tentu, ada apa?"

"Nama Tante benar Tante Pika, Mamahnya Shanas?"

Pika menatap Zain cukup lama dalam diamnya seperti sedang menscan tubuh pria muda itu. Dia cukup terkejut saat Zain bertanya namanya dan menyebut nama putri keduanya itu.

Apa dia pacar Shanas? Eh tapi Shanas kan bilang nggak punya pacar atau Shanas lagi bohong sama aku?

"Jadi benar ini Tante Pika, Mamahnya Shanas?" Ulang Zain membuyarkan lamunan Pika.

"Ah iya benar saya Pika dan Mamahnya Shanas. Tapi kamu siapa?" Zain tersenyum sambil mengulurkan tangannya, bukan untuk berjabat tangan melainkan untuk mencium tangan Pika.

Pika mengulurkan tangannya dan langsung Zain terima untuk bersalim.

Senyum sangat tulus terukir dibibir Pika. Hatinya begitu senang melihat ternyata masih ada anak zaman milenial seperti sekarang ini tapi masih memiliki sopan santun kepada orangtua. Padahal biasanya, jangankan mencium tangan orangtua, mengucapkan salam saja itu sepertinya sangat susah.

Get Married Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang