14. Cuma Teman

1.6K 190 35
                                    


Harap Vote terlebih dahulu sebelum membaca!

Jangan lupa follow Ig dan wp ku yaa!

Komen sebanyak banyaknya juga.

Happy Reading

~Buruan Nikah~

Gue pikir buat cewek yang waktu itu gandengan tangan sama si Zain, ternyata buat nyokapnya.

"Nas, menurut lu gamisnya bagus yang warna peach, biru muda, merah bata, abu-abu, hijau tosca atau biru dongker?" Zain menunjuk setiap habis berwarna yang dia sebutkan tadi.

"Ini gamis beneran buat nyokap lu?" Tanya Shanas masih nggak percaya sama ucapan Zain.

"Iya, emang kenapa? Lu kok nggak percaya gitu, Nas?"

"Bukan nggak percaya, cuma--nggak usah dibahas lagi lah." Zain menatap Shanas penuh tanda tanya.

Shanas mencoba mencari gamis yang bagus yang terpajang rapi didalam rak khusus.

"Nyokap lu suka warna terang atau gelap?"

"Emm...apa ya, gelap deh kayanya." Sebenarnya Zain juga nggak yakin sama apa yang dia ucapkan. Karena dia tidak terlalu memperhatikan penampilan Mamahnya.

"Yakin gelap? Nanti kalo nyokap lu suka warna terang gimana?"

Zain menggaruk tengkuknya karena merasa bingung. "Gue coba telpon kakak ipar gue deh, nanti supaya dia tanya ke nyokap suka baju warna terang atau gelap." Baru saja Zain ingin menelpon kakak iparnya, Shanas langsung menahan.

"Nggak usah telpon kakak ipar lu, apalagi tanya warna baju kesukaannya. Ntar yang ada nyokap lu curiga. Bukannya ini buat kado nyokap lu?"

"Benar juga, terus gimana cara tau nyokap gue suka baju warna apa?" Shanas berdecak.

Ternyata tampang itu tidak selalu menjamin bahwa orang tersebut memiliki akal yang diatas rata-rata.

Shanas akui memang Zain itu memiliki tampang yang lumayan, tapi bukan berarti dia tertarik dengan Zain.

"Beli satu warna terang sama satu lagi warna gelap, gimana setuju nggak lu?"

Zain mengangguk sambil tersenyum. "Ide bagus. Tapi warnanya yang mana aja?" Shanas dibuat gregetan sama tingkah Zain yang banyak tanya.

Dia yang mau beli baju, kenapa harus gue yang repot sih!

"Ini gue pilih sesuai selera gue ya, jadi lu nggak boleh komen." Ucap Shanas. Zain mengangguk nurut.

"Mbak, saya mau warna peach sama hijau tosca nya." Ujar Shanas. Mbak yang bertugas melayani pengunjung butik itu mengangguk.

"Iya mbak, silakan ditunggu."

"Oh ya, mbak. Bajunya langsung dibungkus aja ya," tambah Zain. Mbak penjaga tersebut mengangguk sambil berlalu.

Tidak perlu menunggu lama, dua buah kado berisi gamis syar'i yang tadi dipilih oleh Shanas sudah berada ditangannya.

"Tugas gue udah selesai kan?" Tanya Shanas saat sudah berada di parkiran. Zain menatapnya bingung. "Tugas apa, Nas?"

Shanas menyerahkan kado yang ada ditangannya ke Zain. "Gue tau lu dari tadi ulur terus soal mau ngobrol sama gue dengan alasan lagi nyetir supaya lu bisa ajak gue kesini bantu lu pilih baju buat nyokap lu, dan sekarang udah selesai kan? Kado buat nyokap lu udah ada ditangan lu. Gue tau lu manfaatin gue ya, gapapa gue nggak marah." Ujar Shanas membuat Zain terpaku diam.

Get Married Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang