11. Jodoh Tante Nanas

2K 204 63
                                    


Harap Vote terlebih dahulu sebelum membaca

Jangan lupa untuk komen sebanyak banyaknya yaaa, spam kalo perlu.

Happy Reading

~Buruan Nikah~

"Assalamualaikum Mah..."

Karena kamar Shanas berada di bagian depan, mau tidak mau jika ada yang bertamu ke rumahnya, pasti selalu dia yang akan membukakan pintu. Karena biasanya, jam segini Mamahnya berada di dapur.

"Waalaikumsalam, loh nggak biasanya kak Dira kesini pagi-pagi?" Tanya Shanas saat sudah membukakan pintu. Ternyata tadi itu adalah sang kakak.

"Suruh masuk dulu kek," sindir Dira sambil menyelonong masuk, sementara Shanas garuk-garuk kepalanya karena salah bertanya lebih dulu dari pada menawarkan masuk kakaknya.

Dira tidak sendiri, melainkan bersama anak laki-lakinya yang berusia lima tahun.

"Tante Nanas diomelin ya sama Bunda hehhe." Ujar Al, lengkapnya Alam Danu Siregar.

"Iya, Bunda kamu galak ya Al," sahut Shanas saat ikut duduk bersama sang kakak dan keponakan.

"Mamah mana?"

"Ada tuh di dapur, samperin aja."

Dira langsung bangkit dari duduknya. "Kamu disini dulu sama Tante Nanas, Bunda mau kebelakang ketemu Nenek, oke Al?"

"Oke, Bunda cantik." Al mengacungkan jempolnya sambil memamerkan deretan giginya yang ompong satu.

"Kalo Tante Nanas galak, gigit aja ya." Lagi-lagi Al mengacungkan jempolnya.

"Nggak mempan! Orang giginya ompong gitu kok."

"Jagain Al, jangan dimarahi. Bagaimana pun kamu juga bakal jadi seorang ibu." Shanas berdecak, tapi tidak urung dia mengangguk. "Iya kak, ya kali sama keponakan sendiri aku marahin, orang lucu gini siapa yang tega buat marahin. " Dengan gemas Shanas mencubit pipi Al yang mengembang seperti bakpao.

Tanpa menanggapi ucapan Shanas, Dira langsung melesat ke dapur untuk menemani sang Mamah. Entah apa yang mereka obrolkan, Shanas tidak mau terlalu kepo apalagi kalo ujung-ujungnya dia yang kena bully karena membiarkan tersebut pernikahan.

"Kalo Bunda udah selesai ngobrol sama Nenek, Al mau langsung pulang atau mau main dulu sama Tante Nanas?"

"Emang Tante Nanas mau main sama Al?" Tanya Al begitu polos hingga membuat Shanas ingin mengigit pipi keponakannya itu. Walaupun umur Al udah bisa dikatakan sudah besar--lima tahun karena sudah bersekolah TK, tapi tingkat keimutan dia tidak berkurang sama sekali.

"Ya mau lah main sama Al, berarti nanti kalo Bunda pulang kamu nggak usah ikut. Main disini, nanti Tante Shanas ajak ke mall, kita beli es krim. Gimana mau kan?"

Al mengangguk begitu antusias.

"Iya Tante Nanas, Al mau."

Dibilang kesal saat namanya diganti dengan buah-buahan, udah pasti Shanas kesal. Tapi nggak mungkin kan dia kesal sendiri dengan keponakannya, kecuali sama orang yang dewasa yang memplesetkan namanya, seperti Zain, mungkin.

Get Married Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang