32. Ungkapan Shanas

1.3K 147 14
                                    

Harap Vote terlebih dahulu sebelum membaca!

Jangan lupa komen sebanyak banyaknya.

Happy Reading

~Buruan Nikah~

"Zain..."

Shanas kaget saat melihat siapa yang Ditabrak barusan. Berbeda dengan orang yang ditabrak Shanas yang hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi apapun selain itu.

Shanas mengerjap beberapa kali memastikan bahwa dia tidak salah melihat orang yang dia tabrak.

Dia Zain, dan memang benar. Bahkan Shanas mencium parfum yang sama dari tubuh laki-laki dihadapannya. Laki-laki yang dipertemuan terakhir mereka mengungkapkan perasaannya.

"Maaf, tadi saya nggak sengaja. Saya permisi kalo gitu."

Seakan orang asing yang baru bertemu hari ini, begitulah sikap Zain sekarang. Bahkan kata-kata laki-laki itu begitu formal. Dia berlalu pergi dengan seorang laki-laki yang tak lain tak bukan adalah Bayu yang menatap Shanas seperti sedang mengingat-ingat pernah bertemu dengan gadis yang menabrak Zain tadi.

Shanas menatap punggung Zain yang makin menjauh. Zain benar menepati janjinya, dia tidak mau akan mengganggu Shanas lagi. Menyapa gadis itu saja tidak. Zain seperti menatap Shanas bagaikan orang asing.

Tapi kenapa dada Shanas terasa makin sesak dengan sikap Zain yang sekarang. Dimana senyum manis yang selalu terukir indah dibibir laki-laki itu?

Fera yang melihat Shanas hanya diam ditempat langsung menegur Shanas. "Nas, kenapa diam aja, bukannya tadi lu mau kekamar mandi?" Tanya Fera membuat Shanas sedikit terperanjat. Dia mengalihkan pandangannya ke Fera yang malah menatap punggung Zain yang berlalu dengan teman laki-laki itu.

Fera merasa seperti pernah melihat Zain, tapi dia lupa dimana dia pernah bertemu laki-laki itu. Ah sudahlah, itu tidak penting.

"Jadikan ke kamar mandi atau mau gue temanin?" Tawar Fera langsung mendapatkan gelengan kepala dari Shanas. Gadis itu bahkan lupa bahwa keadaannya begitu acak-acakan dan melupakan rasa malunya dihadapan laki-laki yang pernah memberikan warna dalam kehidupannya.

Sudahlah, rasa malu pun tidak akan membuat kesalahpahaman Zain terhadap dirinya itu hilang.

"Gue.. ke kamar mandi sekarang ya Fer, nanti kalo mie ayamnya udah datang, lu makan aja duluan m gue gapapa nanti nyusul." Ujar Shanas berusaha tetap tenang dan mencoba mengatur nafas yang terasa masih sesak, padahal orang yang membuatnya sesak itu sudah lenyap dari pandangan.

"Lu yakin sendiri? Gue gapapa kok temanin lu." Shanas menggeleng lagi. "gue gapapa sendiri. Inget jomblo nggak boleh manja, harus mandiri." Tolak Shanas secara halus lalu pergi meninggalkan Fera untuk ke toilet.

🍀🍀

Apa yang Shanas lakukan di toilet itu persis bukan seperti dirinya. Menangis sampai hampir setengah jam memang bukan seperti dirinya.

Shanas sering menangis, tapi tidak pernah selama ini. Paling hanya sebentar dan tidak pernah sesesak ini.

Dia menatap pantulan dirinya dari kaca besar yang ada dihadapannya. Shanas begitu kacau, bahkan maskara yang niatnya ingin dia rapihkan malah semakin berantakan karena air matanya yang mengalir deras.

Untung saja toilet sedang dalam keadaan sepi, jika ramai maka para pengguna toilet pasti akan mengira bahwa Shanas adalah penunggu dari toilet ini. Kok jadi ngeri-ngeri sedap ya.

Get Married Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang