25. Satu Pesan

1.4K 153 30
                                    

Harap Vote terlebih dahulu sebelum membaca!

Buat yang belum Follow silahkan follow dulu atuh.

Jangan lupa komen sebanyak banyaknya, ku tunggu.

Happy Reading

~Buruan Nikah~

"Jadi kemarin lu beneran pulang sama cowok itu, Nas?"

Shanas yang baru aja tiba di ruang kerjanya langsung dibombardir pertanyaan oleh Fera.

Shanas tidak langsung menjawab, melainkan dia menatap layar handphonenya. Tadi pagi, saat dia hendak berangkat kerja, ada satu nomor asing mengirim pesan kepadanya dan ternyata orang itu adalah Inayah--mamah Zain.

Tanpa ditanya lagi Inayah dapat nomornya dari siapa, Shanas sudah tau lebih dulu. Ya siapa lagi kalo bukan Zain.

"Woy Nas!" Fera akhirnya membentak Shanas. Gadis itu terjingkat kaget. "Eh iya Fer, kenapa?" Tanya Shanas kebingungan.

"Astaga Nanas, gue ini manusia bukan lampu jalan, masa dikacangin sih! Gue dari tadi tanya lu, Nas."

Shanas menggaruk kepalanya sambil menyengir. "Maaf deh, tadi gue nggak dengar sumpah." Fera berdecak lantas tidak mengurangi rasa penasarannya. "Emang ngapain sih lu dari tadi natap layar handphone aja? Oh gue tau, pasti lagi chatan sama cowok yang kemarin malam kan, hayo ngaku lu, Nas?"

"Bukan! Bukan dia, Fer." Bantah Shanas.

Lagian kalo Zain yang chat gue, ogah banget langsung gue respon.

"Masa? Terus siapa dong, nggak mungkin Mamah Pika yang lagi minta menantu kan?" Fera mencoba untuk melihat apa yang tertera di layar handphone Shanas, tapi sebelum itu Shanas lebih dulu menjauhkan handphonenya. "Udah Fer, nggak usah dibahas yang itu. Emang tadi lu mau tanya apa?" Tanya Shanas sambil memasukkan handphonenya kedalam tas.

"Itu lho cowok yang kemarin malam,"

"Ck dia lagi, kan udah gue bilang jangan--"

"Eit, gue belum selesai ngomong." Fera menaruh jarinya didepan bibir Shanas. "Jadi lu beneran pulang sama cowok kemarin malam itu?" Tanyanya begitu penasaran.

Dengan enggan, Shanas mengangguk. "Iya gue pulang sama dia. Kenapa?"

"Anjim! Serius lu?!" Bahkan saking histerisnya Fera sampai mengebrak meja.

"Ya-iya, emang muka gue keliatan lagi bohong ya?"

"Ya serius sih, tapi--gila aja lu Nas, kan itu cowok kemarin bukannya lagi sama ceweknya? Terus bisa-bisanya lu diantar pulang sama dia, apa nggak gelud mereka?"

Shanas menaikkan bahunya. "Nggak tau."

"Santai banget ya lu, Nas. Padahal gue cuma bercanda suruh lu pulang bareng dia, eh taunya malah diantar beneran. Tapi emang lu kenal sama itu cowok?"

"Kan cuma lu yang anggap itu bercanda, beda sama cowok yang waktu itu super ngeselin. Padahal gue udah jelas-jelas tolak buat diantar tapi apa--ah tau lah, itu cowok emang super duper ngeselin!" Geram Shanas jika mengingat bahwa Zain itu memang sangat ngeselin.

"Wohohho lu sewot gitu Nas, sans kali. Tapi gue masih nggak habis pikir sama itu cowok, kaya nggak ada akhlak banget. Masa lagi jalan sama pacarnya, eh dia malah sibuk mau nganterin cewek lain. Kalo gue jadi ceweknya auto gue jadi rujak cingur sumpah." Mungkin karena terbawa rasa kesal, Fera sampai mengepal tangannya dan dia tumpu dengan tangan satunya lagi berlaga seperti sedang mengulek.

Get Married Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang