18. Mendadak Aneh

1.5K 169 34
                                    


Harap Vote terlebih dahulu sebelum membaca!

Jangan lupa komen sebanyak banyaknya yaaa.

Happy Reading

~Buruan Nikah~

Shanas merasa hari ini adalah hari kesialannya. Bagaimana tidak, padahal dia sudah mati-matian menolak tawaran Zain yang mengatakan ingin menjemputnya, tapi dengan sikap keras kepalanya--laki-laki itu sekarang sudah berada di pos satpam dikantornya sedang ngobrol bersama mang Karyo--salah satu satpam disini.

"Eh, itu mbak Shanas nya, Mas!" Mang Karyo menunjuk kearah Shanas yang berjalan kearah pos satpam dengan sedikit terburu-buru seperti orang yang dikejar rentenir.

Zain membalikkan badannya, karena dia duduk membelakangi Shanas. Sebuah senyuman terukir manis dibibirnya saat melihat gadis itu berjalan kearahnya dengan wajah yang kesal. Zain tau apa yang membuat Shanas kesal sebenarnya, tapi boleh lah kalo dia pura-pura tidak tau.

"Selamat sore Mbak Shanas." Sapa mang Karyo saat Shanas sudah berada di pos satpam. Shanas tersenyum membalas sapaan mang Karyo, walaupun senyum itu terpaksa. Sudah pasti kalo itu, Shanas kan bukan tipikal cewek yang murah senyum dan mungkin aja ini salah satu hal membuatnya menjadi sampai sekarang.

Melihat senyum dibibir Shanas, Zain langsung memujinya dalam hati.

Dia tambah cantik kalo senyum gini.

"Saya kira mbak Shanas masih jomblo, eh taunya udah punya pacar. Saya kaget pas tau mbak Shanas sekarang diantar jemput sama pacarnya."

Shanas yang mendengar perkataan mang Karyo menganga tidak percaya.

Pacaran sama Zain?! WTF...mending gue pacaran sama tukang parkir!

"Maaf mang, dia teman saya. Ayo kita pulang!" Ajak Shanas sambil menarik dengan kasar tangan Zain yang mau tidak mau harus berdiri. Tatapan mata Shanas mengisyaratkan bahwa Zain akan habis sebentar lagi. Ya, dia menatap tajam Zain seperti tatapan yang mematikan.

"Loh saya kira kalian pacaran, padahal cocok loh. Mas Zain nya ramah terus ganteng, sedangkan mbak Shanas nya jutek tapi cantik."

Shanas terpaku beberapa detik, dia langsung berbalik badan menghadap mang Karyo. "Permisi mang, kita pulang dulu."

Zain melakukan hal yang sama, dia tidak henti-hentinya tersenyum apalagi karena tangannya yang berada digenggaman Shanas. Walaupun ada rasa sakit-sakitnya karena Shanas mencengkramnya begitu kuat.

Saat merasa suasana sepi dan aman. Shanas langsung memarahi Zain yang menurutnya keras kepala.

"Lu kenapa sih ngeyel? Udah gue bilang nggak usah dijemput tapi malah lu tiba-tiba ada disini. Keras kepala banget sih?!"

Zain mengerutkan keningnya sambil mengulum senyumnya menahan tawa karena melihat wajah marah Shanas.

"Emang kenapa sih kalo gue jemput lu?"

Shanas menghembuskan nafasnya kasar. "Ck, kalo nanti teman-teman gue liat lu dekat-dekat sama gue terus yang ada mereka malah mikir aneh-aneh tentang gue!"

"Mikir aneh-aneh gimana?"

"Kaya mang Karyo ta--" Shanas langsung mengigit bibirnya.

Sial, malah keceplosan.

"Oh maksudnya mereka bakal anggap kita pacaran," Zain mengangguk mengerti sambil menatap Shanas yang malu dan jadi salah tingkah. "Kenapa kita nggak coba sungguhan aja? Biar orang-orang nggak mikir aneh, malah memang udah jadi kenyataan."

Get Married Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang