08. Katanya Jodoh

2.6K 231 24
                                    


Harap Vote terlebih dahulu sebelum membaca!

Jangan lupa komen sebanyak banyaknya yaaa dan jangan lupa follow Ig dan wp ku hehhheh

Happy Reading

~Buruan Nikah~

Shanas baru saja selesai membersihkan diri, setelah mamahnya berkoar karena katanya matahari sudah berada diatas ubun-ubun kepalanya.

Padahal sudah jelas jika waktunya weekend dia pasti malas mandi, tapi tadi--beberapa menit yang lalu, seperti biasa mamahnya selalu berceramah karena dia bangun siang.

Dengan rambut yang setengah lepek seperti anak ayam kecemplung di got, Shanas pergi ke dapur untuk membantu mamahnya membuat sarapan.

"Pagi mamahku yang cantik!" Seru Shanas.

Pika yang sibuk memotong bawang merah langsung menoleh. "Nah gitu kan bagus, pagi-pagi udah bangun buat bantu mamah." Puji Pika seraya tersenyum.

"Iya mah,"

"Padahal ini kan weekend, saatnya hibernasi." Gumam Shanas tapi masih bisa terdengar oleh Pika--cuma dia pura-pura nggak dengar aja, karena tau kalau anaknya sedang kesal.

"Hari ini mau kemana Nas?"

"Eh mau kemana? Maksud mamah Shanas mau keluar rumah gitu?" Pika berdecak. "Iyalah, kamu baru disuruh mandi pagi aja udah langsung loading."

"Mamah jahat banget sama anak sendiri, masa dikatain loading."

"Tapi emang nggak ada rencana buat keluar rumah gitu Nas? Selagi libur loh ini, mamahnya sumpek liat kamu terus dirumah, nggak lain-lain selain rebahan sambil main handphone."

Shanas berhenti memotong bawang, dan langsung menatap mamahnya. "Mamah ngusir aku gitu? Segala bilang sumpek liat aku dirumah terus, hiks." Shanas berucap dengan mata berkaca-kaca.

"Eh bukan gitu, aduh kenapa pakai segala nangis sih Nas, kamu salah paham." Pika langsung bertindak sebagai seorang ibu lakukan, yaitu menghapus air mata putrinya.

"Udah nggak usah nangis, maksud mamah bukan itu." Shanas memandang wajah mamahnya. "Siapa yang nangis coba, orang mata Shanas perih karena potong-potong bawang." Langsung aja Pika mencubit pinggang Shanas karena ternyata putrinya satu ini bukan bagus karena salah paham tapi karena bawang.

"Ish dasar! Bisa banget buat orang tua panik!"

🍀🍀


Selesai sarapan, Shanas membereskan meja makan dan tidak lupa dia mencuci piring kotor sisa tadi sarapan.

Setelah semua selesai, dia bergegas menuju kamarnya--melakukan hal yang menurut mamahnya kurang penting dan tidak ada faedahnya sama sekali, apalagi kalo bukan nonton Drakor sampai buat mata mirip seperti panda.

Baru saja hendak menyalahkan laptopnya, pintu kamar Shanas diketuk oleh seseorang.

Tok tok tok

Shanas mendongak menatap pintunya yang tidak terkunci.

"Masuk aja, pintunya nggak dikunci kok."

Setelah mendapatkan sahutan dari dalam, orang yang mengetuk pintu kamar Shanas tadi langsung menyelonong masuk. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Kino.

"Ngapain sih kak? sok sibuk banget pagi-pagi udah pantengin layar laptop." Tanpa disuruh, Kino langsung ikut duduk diatas kasur Shanas.

"Anak kecil nggak usah kepo deh," sahut Shanas sambil terus menatap layar laptopnya.

Get Married Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang