Harap Vote terlebih dahulu sebelum membaca.
Jangan lupa untuk vote dan komen sebanyak banyaknya..
Happy Reading
~Buruan Nikah~
Shanas membalikkan tubuhnya dan melihat Pika berjalan kearah tempat Shanas berdiri yaitu didepan pintu."Kamu ngomong apa sih?" Tanya Pika tanpa menghiraukan pria paruh baya itu.
Suasana mendadak tegang seketika.
"Mamah mau nikah kan? Sama om ini?" Shanas menunjuk pria paruh baya itu yang menampakkan wajah terpaku.
Mendapatkan pertanyaan nyeleneh dari sang putri, Pika langsung memukul tangan Shanas yang tengah menunjuk ke pria paruh baya itu. "Nggak sopan kamu nunjuk orangtua pake tangan. Lagian kamu kenapa bilang Mamah mau nikah, siapa coba yang bilang?" Tanya Pika dengan nada tegas.
"Kino. Dia bilang Mamah mau dilamar." Sahut Shanas. Pandangannya pun terarah ke pria paruh baya itu. "Benar kan om yang mau melamar Mamah saya? Om, apa om yakin mau nikah sama mamah saya? Mamah saya itu anaknya udah tiga dan juga udah punya cucu. Kalo emang om mau menikah lebih baik cari yang lain jangan Mamah saya." Ucap Shanas tanpa henti membuat Pika dan pria paruh baya itu terbengong. Apa yang Shanas katakan itu benar-benar nyeleneh.
"Nas," Pika menyentuh lengan Shanas agar tidak berkata lagi. Tapi apa Shanas sepertinya tidak mau mendengarkan. "Mamah diam dulu, Shanas tau ini buat kebahagiaan Mamah tapi maaf kali ini Shanas nggak bisa setuju." Ucap Shanas kembali lagi menatap pria paruh baya itu.
"Saya rasa om perlu mempertimbangkan ini lagi. Tapi sepertinya percuma jika om mengatakan benar ingin menikah dengan Mamah saya karena saya tidak akan pernah setuju."
"Shanas," ucap Pika untuk menahan Shanas agar tidak melanjutkan ucapannya. Benar-benar Shanas ini, salah pahamnya sudah kelewat batas.
"Mah.." Shanas menggeleng memberi kode agar Pika tidak menahannya lagi. Dan Pika pun hanya bisa pasrah, biarkan Shanas berada di kesalahpahaman toh nanti juga dia tau yang sebenarnya dengan sendiri.
"Ekhem, Maaf sebelumnya," Akhirnya pria paruh baya itu buka suara sebelum Shanas mengoceh kembali dan membuat dia tidak bisa berkata-kata. "Tapi Shanas tujuan saya kesini malah ingin melamar kamu, bukan ibu mu."
"APA?!"
Perkataan pria paruh baya itu langsung membuat Shanas melotot kearahnya.Pekikan Shanas terdengar sangat kencang hingga membuat pria paruh baya dan Pika terjingkat kaget. Sebenarnya Pika juga kaget karena ucapan pria paruh baya itu, kenapa jadi malah melenceng.
Dan tentu pria paruh baya itu merasa salah bicara karena dia tau Shanas malah berpikir bahwa dia lah yang mau melamar Shanas padahal intinya bukan seperti itu.
Setelah menggaruk tengkuknya, pria paruh baya itu buka suara kembali untuk meluruskan sesuatu. "Maaf Mas, maksud saya--"
"Mah, Shanas nggak mau--"
"Assalamualaikum,"
Disaat Shanas hampir saja menumpahkan air mata untuk menolak lamaran pria paruh baya itu, dua orang berbeda gender dibelakang sana kontan membuat tiga orang yang berada di depan pintu menoleh ke belakang.
Dua lainnya terlihat biasa saja dan memilih menjawab salam, tapi Shanas....oh jangan ditanya dia. Gadis itu hanya terdiam membisu sambil menatap seseorang yang tengah berdiri beberapa langkah darinya.
Seseorang yang beberapa hari ini yang tengah Shanas coba lupakan baik dari pikiran maupun hatinya.
Seseorang yang dapat membuat Shanas ingin terus menangis lantaran harus dia ikhlaskan demi orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Married Now!
ChickLit♥JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA♥ Story 2 ✨Cover by Me (♥³♥) Menikah? Semua orang juga pasti ingin, siapa sih yang nggak ingin menikah, punya rumah tangga, ada yang nafkahi bagi istri, ada yang mengurusi bagi suami, ada teman bobo, ada--bany...