15. Hanya Angin Lalu

1.6K 171 44
                                    

Harap Vote terlebih dahulu sebelum membaca!

Jangan lupa follow Ig dan wp ku yaa!! @lyantri04 & @user62040604

Komen sebanyak banyaknya yaaa!

Happy Reading

~Buruan Nikah~

Berkali-kali Shanas mencoba untuk fokus pada layar komputernya serta tumpukan beberapa dokumen yang hari ini harus diselesaikan, entah kenapa hari ini dia jadi susah untuk memfokuskan dirinya hanya pada pekerjaan bukan hal lain.

Hal lain yang dimaksud Shanas adalah perkataan tiga hari lalu saat dia diajak makan kesalah satu warung sup iga yang tidak terlalu jauh dari perumahan Zain. Bahkan rasa sup iga itu masih membekas di lidah Shanas. Tapi yang menjadi masalahnya kenapa ucapan Zain itu yang malah terngiang-ngiang di otaknya?!

"Nas, kalo misalkan ada cowok yang mau dekat sama lu, tanggapan lu gimana?"

Shanas yang asik mengisi perutnya mau tidak mau menoleh kearah Zain yang duduk disebrangnya. "Seterah." Jawab Shanas singkat sambil kembali makan.

"Seterah? Maksudnya seterah gimana?" Kali ini Shanas berhenti memakan makanannya. "Seterah kalo dia mau dekat sama gue ya seterah, kalo nggak mau dekat sama gue juga seterah. Intinya seterah!"

Zain mengangguk mengerti. Dia meminum teh hangatnya sambil menatap gadis didepannya yang terlihat sangat cantik walau rambutnya lepek bercampur air keringat dan juga air hujan. Rasanya dia ingin menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah gadis itu. Tapi dia tahan, bisa-bisa yang ada tangannya akan dipelintir oleh gadis itu, tau kan gimana karakter gadis cantik itu.

"Berarti kalo gue yang mau dekat sama lu, seterah dong? Bukan cuma dekat aja sih, tapi juga punya hubungan yang pasti."

Mendengar penuturan Zain, kegiatan makan Shanas berhenti tapi tidak membuat Shanas langsung menatap Zain. Perasaan seakan dibuat menjadi aneh oleh ucapan Zain. Seperti secara tiba-tiba jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.

Hingga sekarang, ucapan tersebut masih terdengar jelas ditelinga nya dan tersimpan jelas dipikirannya.

"Argh! Kenapa sih perkataan Zain ngelantur itu malah terngiang-ngiang di kuping gue harusnya enyahlah, perasaan perkataan Zain itu mirip nyinyiran tetangga tentang gue. Harusnya gue anggap itu sebagai angin lalu, lah ini kenapa malah jadi bahan pikiran gue." Shanas mengusap wajahnya dengan kasar.

Biasanya saat sedang kusut gini, Shanas pasti akan membeli jus jeruk. Tapi karena hari ini dia sedang radang makanya dia memilih untuk meminum air putih saja. Seperti pesan Mamahnya sebelum dia berangkat kerja.

"Loh Nas, tumben banget lu minum air putih, biasanya juga cari yang manis-manis kaya gue kalo mau minum." Celetuk Putra dari arah belakang Shanas. Dia menarik kursi kerja Fera yang memang samping-sampingan dengan Shanas.

"Lagi radang gue, Put." Bahkan menelan air putih saja sakit sekali, bagaimana dengan yang manis-manis.

"Yah terus gue beli jus jeruk dua gelas buat siapa?" Ucap Putra kecewa, dia meletakkan dua gelas plastik berisi jus jeruk yang dia beli dikantin depan kantornya.

"Habisin sendiri aja lah." Ujar Shanas, dia kembali mencoba fokus pada pekerjaannya.

Ayo Nas, fokus! Ucapan ngawur si tukang parkir aneh itu nggak usah lu pikirin.

Get Married Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang