16. Kangen

1.7K 187 10
                                    


Harap Vote terlebih dahulu sebelum membaca!

Jangan lupa follow Ig dan wp ku!

Komen sebanyak banyaknya juga ya.

Happy Reading

~Buruan Nikah~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Buruan Nikah~

Setelah menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, Shanas langsung bergegas menuju dapur untuk membuatkan sarapan untuknya dan Kino. Sedangkan Mamahnya, sudah lebih dulu pergi ke rumah Budeh Wati untuk mempersiapkan acara akad pernikahan Resti hari ini.

Jika ditanya seberapa hebat kemampuan memasaknya, maka Shanas akan menjawab tidak terlalu hebat. Jelas dia jawab begitu karena dia memang belum terlalu lihai dalam memasak seperti mamahnya.

"Wah ada kak Shanas, mau buat sarapan ya kak?"

Shanas menoleh ke adiknya yang entah dari kapan sudah berdiri disampingnya, tapi kalo diliat dari penampilannya yaitu menggunakan sarung, dan peci bisa ditebak kalo Kino baru pulang dari Masjid untuk melaksanakan sholat Subuh berjamaah.

"Iya, kamu baru pulang sholat?" Tanya Shanas sambil menyiapkan bumbu untuk membuat nasi goreng.

"Iya nih, masaknya cepetan ya kak, aku laper nih." Kino mengusap-usap perutnya.

"Iya. Udah sana ganti baju, abis itu bantu kakak siapin piring." Kino mengandung. "Kalo liat kak Shanas kaya gini, emang mamah nggak salah buat suruh kakak buruan nikah, orang udah cocok kok jadi ibu rumah tangga hehhe." Celetuk Kino hampir saja membuat spatula panas yang ada ditangan Shanas melayang ke wajahnya.

"Belum pernah kena spatula panas ya?" Tanya Shanas dengan nada mengerikan bagi Kino. Anak remaja itu menggeleng sambil tersenyum. Tanpa permisi lagi, dia langsung berlari menuju ke kamarnya.

Sekitaran jam tujuh, Shanas baru ke rumah Resti, dia sudah rapi dengan menggunakan dress yang sengaja dia beli untuk menghindari acara-acara seperti ini. Termasuk kondangan tentunya.

"Assalamualaikum, Budeh." Shanas mengucapkan salam kepada wanita paruh baya tersebut yang diketahui bernama Wati yang memang kebetulan berada dihadapannya.

"Eh waalaikumsalam, ada Shanas toh. Yuk masuk, Nas." Wati menuntun Shanas untuk masuk kedalam rumahnya yang sudah dihias oleh bunga serta kain yang sama seperti warna kain tenda diluar, tepatnya halaman rumah Wati.

"Duh kirain Shanas nggak kesini," ujar Wati sambil terus memegangi tangan Shanas dipangkuannya.

"Pasti kesini Budeh, masa teman sendiri lagi bahagia nggak datang sih." Wati tersenyum. "Makasih ya Nas, udah mau datang kesini. Oh ya, kamu mau ketemu Resti kan? Yuk kita ke kamarnya."

Shanas mengikuti Wati yang menuntunnya ke kamar Resti yang berada di lantai dua.

Sesampainya di depan kamar Resti, Wati langsung mengetuk pintu. Tidak perlu menunggu lama, pintu kamar Resti dibuka oleh seorang gadis yang mungkin tidak jauh dari Shanas. "Eh Budeh, kenapa?" Tanya gadis itu bernama Lila. Dia membuka lebar pintu kamar Resti.

Get Married Now!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang