Suara serak dan penuh percaya diri itu bergema, kesunyian timbul sebagai akibatnya.
Han Sooyoung yang pertama memecahkan kesunyian yang terasa mencekik itu.
"Sungguh? Hanya itu? Bagaimana dengan kami? Apa kau ingat siapa aku?"
Kim Dokja berkedip bingung.
"Teman."
Tangan Yoo Jonghyuk gemetar ketika mendengar jawaban itu.
Tidak, tunggu...
Sebuah prasangka menghampiri mereka atas jawaban itu, tidak. Mereka sebenarnya sudah menebak hal itu, aneh jika mereka tidak melakukannya.
Setiap hari, sepanjang malam, mereka terus-menerus berpikir bagaimana jika Kim Dokja benar-benar kembali, lalu apakah Kim Dokja yang kembali masih akan mengingat mereka?
Han Sooyoung sebagai wakil mereka memutuskan bahwa apapun itu, jika Kim Dokja kembali, dia tidak akan serakah meski seberapapun ingatan Kim Dokja saat ini. Dia akan membuatnya membaca novel itu.
Lee Jihye berteriak dengan histeris,"apa ini? Ahjussi tidak ingat pada kita?"
Jung Heewon menenangkannya meskipun dia juga merasakan hal yang sama.
Yoo Sangah meredakan kekecewaan mereka.
"Dokja-ssi sudah kembali, itu yang terpenting. Apa kalian tidak ingat? Jangan menjadi serakah, setidaknya sekarang Dokja-ssi akan membaca kembali cerita kita, mimpi yang dia lupakan."
Lee Seolwa mengangguk.
"Benar."
Sementara mereka saling menenangkan, Kim Dokja kecil saat ini dalam keadaan kekacauan pikiran.
Dia ingat dirinya adalah Kim Dokja, lalu setelah kehancuran dunia dan dimulainya skenario, dia mengumpulkan berbagai fabel besar, kemudian dia tahu bahwa dirinya adalah Most Ancient Dream(Impian Paling Kuno).
Dia tahu teman-temannya menyelamatkannya sekali lagi, dia merasa sangat senang dan sedih karena dia tidak ingat siapa mereka. Dia mengenal mereka, tapi pada saat bersamaan dia tidak mengenal mereka kecuali satu orang.
Pria itu yang selalu menjadi penyelamatnya, sekarang memiliki wajah yang sedikit berbeda meski ketampanannya masih terlihat. Rambut abu-abu mulai tumbuh di beberapa bagian dan tatapan pria itu adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilihat.
Kim Dokja tak sengaja melakukan kontak mata dengannya, tapi dia tidak takut atau gemetar, justru sebaliknya. Suatu perasaan yang membuatnya ingin memukul pria itu di bagian belakang kepalanya muncul.
Ekspresi kaku Yoo Jonghyuk terdistorsi karena Kim Dokja terkekeh saat menatapnya.
"Apakah sekarang dia jadi gila?!"
Jang Hayoung yang datang terlambat mengernyitkan keningnya.
Shin Yoosung yang melepas pelukannya beberapa saat yang lalu juga tertegun.
"Ahjussi?"
Kim Dokja mengalihkan tatapannya pada Shin Yoosung, itu adalah mata yang hidup, ada suatu jiwa di dalamnya.
"Oke, biarkan dia beristirahat. Kita akan menemuinya bergantian."
Han Sooyoung menetapkan jadwal kunjungan.
"Apa? Aku tidak mau, aku akan bersama Hyung sepanjang hari."
"Aku juga. Aku akan bersama Ahjussi."
Han Sooyoung menghela napas lalu menoleh ke pria kaku di sampingnya.
"Apa?!"
Yoo Jonghyuk membalas.
"Huh, kau tidak pernah berubah."
Meskipun mereka menolak mentah-mentah jadwal dari Han Sooyoung, mereka terpaksa menerimanya setelah mendengar penjelasan Han Sooyoung yang berapi-api.
"Apa kalian ingin membuat kepalanya meledak?! Biarkan dia istirahat. Soal ingatan, kita pasti bisa melakukan sesuatu tentang itu."
Dengan itu semua pengunjung diusir selain Lee Seolwa dan Aileen serta Yoo Jonghyuk yang keras kepala.
Han Sooyoung tak mau ambil pusing untuk memaksa pria menyedihkan itu pergi, jadi dia yang akhirnya pergi.
***
Kim Dokja tertidur dengan pulas setelah ditinggalkan oleh rekan-rekannya satu jam yang lalu.
Wajah anak kecil yang tertidur itu terlihat damai dan bahagia seolah sedang bermimpi indah.
Ya, teruslah bermimpi. Asalkan kau bersama kami.
Yoo Jonghyuk duduk di sofa ruangan sambil mengamatinya, dia menerima bahwa orang itu bukan lagi rekan yang dia kenal. Tidak, dia pikir ini sudah cukup hanya dengan dia ada di sini.
Jadi dengan begitu Yoo Jonghyuk akan bisa tidur tanpa kekhawatiran lagi, ekspresi kelegaan muncul dan dia tersenyum diam-diam.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]
FanfictionIni adalah fanfic dari karya aslinya, aku menulis ini untuk menemukan epilog yang kuinginkan sebagai pembaca karena epilog karya aslinya adalah open ending maka aku bisa melanjutkan epilognya. Untuk yang belum baca novelnya sampai tamat sebaiknya j...