Semua mozaik yang terpecah-pecah menempel kembali, menghidupkan ingatan lama yang secara paksa direnggut. Kenangan itu mengalir seperti sungai, masing-masing menyakitkan untuk diingat dan ada sedikit hal yang membahagiakan. Itu terfokus pada satu orang.
Han Sooyoung dan Yoo Jonghyuk memulihkan diri dari kejutan mental yang sangat kuat sampai pingsan, mereka membutuhkan waktu beberapa saat untuk mengatur emosi dan pikiran sehingga mereka tidak menjadi gila.
"Dia sejak awal bertujuan untuk mati?" tanya Han Sooyoung dengan tak percaya.
Yoo Jonghyuk tak menjawab, dia menekan pelipisnya yang berdenyut-denyut menyakitkan. Lalu, dia mengingat apa yang dikatakan orang itu ketika dia memintanya untuk mengembalikan ingatan semua orang.
—"Jika aku melakukannya, maka aku akan musnah."
—Ekspresinya saat mengatakan itu sangat aneh, seolah dia menantikannya. Dia memanfaatkan kami untuk tujuan egoisnya.
—Tapi, kenapa? Kenapa dia begitu terobsesi untuk mati?
—Dia memutar balikkan semua kebenaran.
Mereka berdua masih terbaring di lantai marmer kantor Han Sooyoung, tak ada percakapan lagi sampai salah satu bangkit dan berjalan menuju pintu keluar. Itu Yoo Jonghyuk, dia selalu bergerak cepat.
"Hei, apa menurutmu itu tidak aneh?"
Han Sooyoung bertanya saat Yoo Jonghyuk membuka pintu. Yoo Jonghyuk merespon, "Apa?"
Han Sooyoung berdiri dengan terhuyung-huyung, lalu menghampirinya.
"Dia bukan aktor, dia penipu."
Yoo Jonghyuk mengerutkan keningnya pada pernyataan Han Sooyoung yang terdengar yakin. Sebenarnya, Yoo Jonghyuk diam-diam setuju pada ungkapan itu.
Han Sooyoung membersihkan bekas air mata dari wajahnya dengan sapu tangan, lalu menyeringai licik.
"Kau harus benar-benar mendalami peran seseorang jika ingin menjadi aktor, tapi penipu berbeda. Penipu menggunakan sifat alami dan kelemahan orang-orang. Kau tahu maksudku?"
Han Sooyoung menepuk bahunya lalu berjalan keluar duluan, Yoo Jonghyuk merenung sejenak lalu mengikutinya.
Mereka menuju kantor Yoo Jonghyuk yang letaknya di sisi lain gedung kantor Han Sooyoung. Itu memerlukan waktu tidak terlalu lama, karena mereka bisa saja menggunakan keterampilan pemercepat untuk segera sampai. Namun, mereka tidak menggunakannya. Mereka ingin secara perlahan menerima semuanya sebelum bertindak.
***
Di ruang khusus dalam perpustakaan, dua orang saling memandang dengan rasa was-was, Master Of Abyss memberitahu mereka bahwa perpustakaan saat ini bukan milik tuannya lagi, jadi perpustakaan akan segera hancur. Mereka berdua secara otomatis akan dikirim ke dunia mereka sebelum perpustakaan hancur sepenuhnya. Namun, salah satunya menolak dengan keras.
Itu Lee Sookyung.
"Katakan padaku, kenapa dia merencanakan semua ini? Dia, anakku—"
Master Of Abyss menatap dengan prihatin, lalu menyerahkan sebuah buku yang tersisa.
<Kim Dokja Umur 28 Tahun(end)>
[Manusia 'Kim Dokja' sudah mati]
Lee Sookyung menjatuhkan buku itu setelah membaca judulnya dan mendengar jawaban Master Of Abyss. Dia jatuh terduduk dan dengan tangan gemetar, meraih buku itu untuk membacanya. Membaca siapa itu manusia 'Kim Dokja'.
Sun Wukong di sisi lain sedang mencari-cari buku yang masih belum hancur dari ruang khusus, ruangan yang rusak karena Juri Plotter. Lalu dia menemukan —
![](https://img.wattpad.com/cover/236710023-288-k247209.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]
FanfictionIni adalah fanfic dari karya aslinya, aku menulis ini untuk menemukan epilog yang kuinginkan sebagai pembaca karena epilog karya aslinya adalah open ending maka aku bisa melanjutkan epilognya. Untuk yang belum baca novelnya sampai tamat sebaiknya j...