Epilog 45 : Pemecahan (2)

334 59 14
                                    

Ketiga transenden menatap kosong ke catatan yang tertulis di selembar kertas putih yang menguning. Penjaga perpustakaan itu telah menghilang beberapa saat yang lalu secara mendadak, mereka bahkan belum sempat bereaksi.

Namun, bukan itu yang menjadi fokus perhatian mereka saat ini. Di sana ada guratan kata-kata yang melengkung dan kabur, tetapi mereka masih bisa memahaminya walau tidak tahu bahasa apa itu.

[Jika semua jiwa digabungkan, apa yang akan terjadi?]

[Tanpa 'pembaca', tidak akan ada aktivitas karakter yang hidup. Mulai mengatur ulang]

[Setiap hal telah dicuri, sebelum menulis ini, aku bahkan tidak tahu siapa diriku, hanya berkeliaran dan kadang-kadang tertidur lelap. Berulang kali ada umpan balik aneh dari sesuatu yang akrab, tetapi sulit untukku terbangun.]

[Tapi, ternyata sudah sejauh ini ketika aku berhasil membebaskan diri]

[Untuk siapapun yang membaca ini karena aku sengaja meninggalkannya, pergilah ke lantai tertinggi Tower of Nightmares. Dan bangunlah dari mimpi buruk ini]

"Mimpi buruk?" Jang Hayoung tak terima penjelasan itu.

"Jadi, jalan keluarnya ada di sana." Namgung Minyoung lebih rasional.

"Kita harus memberitahu anak-anak itu!" Kyrgios akan menyentuh kertas ketika sudut kertas mulai terbakar. Itu hilang sedikit demi sedikit, dan mereka tidak berhasil mendapatkan bukti.

"Tunggu!" Jang Hayoung berjalan ke depan dan menyentuh dinding yang membatasi bagian dalam dan luar perpustakaan. Hanya meja resepsionis dan rak buku yang kosong di sisi kiri mengisi ruangan ini.

"Dinding ini sama seperti Dinding Terakhir yang mengakhiri skenario dunia kita." Ada sedikit percikan listrik probabilitas yang menyala, namun tidak menyakiti.

"Itu berarti ada sesuatu yang penting di baliknya?" Kryrgios menjadi tertarik dan terbang ke arah Jang Hayoung untuk duduk di bahunya, mengamati dari dekat dinding tersebut.

Namgung Minyoung memeriksa meja, dan rak kosong, mencari pemicu ruang tersembunyi atau apapun. Tower of Nightmares praktis meniru kastil nyata dengan pengaturan realistis.

Kalau begitu, bagaimana dengan Pohon Ilusi. Mereka bingung. Apakah tempat ini Pohon Ilusi atau Tower of Nightmares? Apa perbedaan keduanya?

"Ayo pergi, kita sudah terlalu lama di sini. Mereka pasti panik karena kita tidak memberitahu mereka." Namgung Minyoung tak mendapatkan apa-apa dan dia kecewa.

"Baiklah, kita tidak bisa berbuat apapun pada dinding ini." Jang Hayoung meninju dengan keras sampai punggung tangannya lecet.

Mereka keluar dan sedikit ragu-ragu apakah akan menutup pintu atau tidak, tetapi Kyrgios yang tidak sabar segera menyeret pintu agar menutup. Pada saat itu, terjadi hal yang tak disangka. Namun, mereka tak begitu terkejut.

Pintu itu lenyap seolah tak pernah ada dan mereka berdiri di koridor buntu. Hanya satu jalan kembali.

***

Sebelum terbangun, di suatu tempat yang direkonstruksi. Kastil Gai di perbatasan pandangan dunia yang dikenal, terbentuk. Hampir menyerupai kediaman Secretive Plotter yang dulu dihancurkan oleh Uriel regresi ke-999.

Dinding Keempat, Master of Abyss, membawa tabung kaca berisi pecahan jiwa dan menjaganya dengan baik. Dia ikut bermain dalam rencana yang palsu, namun semua itu demi membangunkan yang asli.

Master Simulacrum dan Eater God mengurus pertahanan, sementara Nirvana Moebius mengawasi perkembangan pecahan jiwa yang semakin memadat.

"Aku takkan tahu jika semua ini hanya kepalsuan jika kau tidak menceritakannya. Terlalu luar biasa," sindir Nirvana.

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang