Hujan yang deras disertai badai di Seoul menimbulkan kepanikan karena ramalan cuaca tak mengindikasikan bahwa akan terjadi badai, seolah tiba-tiba langit menangis tanpa aba-aba. Orang-orang berduyun-duyun ke tempat berteduh yang aman sambil menghindari tabrakan yang disebabkan angin liar.
Han Sooyoung dan kelompoknya yang berpakaian aneh sedikit menarik perhatian, tapi itu hanya sesaat. Mereka saat ini di pusat perbelanjaan besar, gedung yang memiliki sekitar enam lantai dan terlihat mewah. Secara alami, penampilan Breaking The Sky Sword Saint Namgung Minyoung dan Uriel membuat orang-orang di sekitar terpesona.
"Huh."
Kyrgios mendengus dari balik saku pakaian Lee Hyunsung, tempatnya bersembunyi dengan tubuh kecilnya. Akan sangat heboh jika orang kecil sepertinya ditemukan di dunia yang terlalu realistis. Jadi, kelompok itu memutuskan menyembunyikannya dan mengganti pakaian mereka dengan arahan Han Sooyoung yang berpengalaman.
"Bagaimana dengan uang? Kita tidak punya uang!"
Lee Jihye di sisi lain sangat cemas sambil menyaksikan badai di luar yang terlihat melalui dinding kaca. Payung-payung beterbangan, mungkin akan ada kecelakaan akibat kuatnya angin.
"Kalian tunggu di sini."
Han Sooyoung tiba-tiba berlari keluar menembus badai, menghiraukan panggilan kelompoknya.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang. Aku merasa asing dengan dunia ini meskipun ini Seoul yang sama."
Ucapan Lee Jihye benar, mereka yang melakukan skenario di dunia kehancuran pasti merasa asing. Kecuali Uriel, Namgung Minyoung, dan Kyrgios yang berniat mencari hal-hal untuk dilakukan daripada berdiam diri dan tenggelam pada emosi labil.
Jadi, mereka bertiga diam-diam pergi dari kelompok untuk menelusuri area bagian dalam gedung mall.
Pedang yang mereka bawa mungkin dianggap sebagai satu set costum oleh beberapa orang yang berbisik-bisik di lantai yang sama.
Shin Yoosung dan Lee Gilyoung terlalu depresi untuk sadar pada lingkungannya. Mereka seperti boneka yang kehabisan baterai dan tak punya keinginan lagi.
"Kemana Sooyoung-unni pergi?"
Pertanyaan Lee Jihye mengaburkan lamunan mereka.
"Mungkin dia mencari solusi dari masalah kita sekarang."
Beberapa saat kemudian —
"Apa aku salah lihat?! Itu... Itu Master!"
"Apa?!"
Teriakan Lee Jihye yang bersemangat membuat orang-orang menoleh.
"Ups."
Lee Jihye menutup mulutnya, sementara kelompoknya melihat ke arah yang ditunjuk Lee Jihye.
Memang, dia benar. Itu adalah pria berjas hitam yang mereka kenal, pria yang paling berjuang untuk menyelesaikan skenario demi menyelamatkan Kim Dokja. Lalu, wanita di sisinya, orang yang mengenal Kim Dokja sebelum dunia kehancuran, orang yang lembut tapi juga kejam.
Han Sooyoung berdiri di di samping Yoo Jonghyuk sambil menggumamkan beberapa kutukan.
Akhirnya semua kelompok Perusahaan Kim Dokja berkumpul, itulah yang mereka pikirkan sampai....
"Hei, kemana Uriel pergi?" tanya Jung Heewon.
Mereka menengok kesana-kemari untuk mencari, tapi yang dicari tak ada.
"Kalian selamat," Yoo Sangah menyambut mereka dengan wajah bermakna.
Sementara Yoo Jonghyuk masih berwajah datar, mata coklatnya tak memiliki cahaya, seolah dia mengalami infeksi pikiran.
![](https://img.wattpad.com/cover/236710023-288-k247209.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]
FanfictionIni adalah fanfic dari karya aslinya, aku menulis ini untuk menemukan epilog yang kuinginkan sebagai pembaca karena epilog karya aslinya adalah open ending maka aku bisa melanjutkan epilognya. Untuk yang belum baca novelnya sampai tamat sebaiknya j...