Epilog 14 : Bagaimana Jika Ways Of Survival Tidak Pernah Ada? (4)

707 148 16
                                    

—{{Kenapa kau menolak posisi Juri?}}

—[Aku tidak ingin hanya menjadi pembaca]

—{{Ikutlah dalam kompetisi penciptaan dunia baru, aku akan memberimu hadiah yang kau minta}}

—[Sungguh? Kalau begitu, aku akan menulis cerita terbaik]

Pada saat itu, apa jadinya jika aku tidak pernah menulis cerita yang sekarang terwujud? Apakah semua orang yang kukenal takkan ada? Mereka hanya karakter, benar, lalu kenapa aku berharap mereka benar-benar hidup sebagai individu?

Itu untuk keegoisanku, aku tidak ingin hanya menjadi pembaca yang menggerakkan waktu dunia mereka, aku ingin hidup bersama mereka. Terkadang ada beberapa kesalahan yang membuatku semakin menjauh dari mereka.

Cukup untuk berpura-pura bahwa aku menyalin, 'dia' benar. Aku sedang mencoba menolak keberadaanku sendiri dan memberikan semua rol ingatan tak terhingga sebagai Penjelajah yang Tertinggal padanya, itu adalah perjanjian dengannya, salah satu Juri yang paling kuhargai.

Lalu, waktu untuk memenuhi perjanjian tiba, memang berantakan sekarang. Namun, aku mengharapkan itu selain datangnya Monarch Jaehwan, Juri paling gila.

Dia berniat menghancurkan rencanaku, tapi itu tidak masalah. Sudah terlambat untuk mencampurinya, Yang Hebat sudah mempersiapkannya.

—"Kau sungguh siap? Itu sebabnya kau menarik semua Empat Raja Surgawimu?"

—[Ya, kecuali satu]

—"Kenapa?"

—[…]

—"Oh, tunggu. Bukankah kau masih memiliki beberapa harapan?"

—[Benar]

Aku berkomunikasi tanpa suara dengan Yang Hebat, sebelum pembicaraan kami selesai, Monarch Jaehwan mencekik leherku dengan kuat. Matanya menyala dalam kegilaaan, aku menatapnya sambil memutar rol ingatan ke saat menjadi Penjelajah.

***

"<Big Brother>, kenapa kau menolak menjadi Juri? Kita bisa bersama-sama melaksanakan misi."

Sosok yang mengambil bentuk pria cantik yang sesuai seleranya itu mengguncang sosok yang mengambil bentuk anak kecil di depannya. Yang terakhir memiliki selera aneh karena tetap pada penampilan sebagai bocah.

"Aku tidak mau, aku hanya ingin mengamati satu dunia."

Bocah itu menepis tangannya lalu fokus pada buku di depannya, buku yang menceritakan dunia yang hancur dalam arti berbeda. Bagaimana jika kehancuran sebenarnya benar-benar datang ke dunia itu?

"Hah, sungguh?! Apa bagusnya itu, lihat! Bukankah dunia kedamaian semacam itu terlalu membosankan?"

"Itu bagus. Ini tidak sedamai itu. Ada banyak kebusukan."

Pria cantik itu takkan pernah memahaminya. Namun, dia masih terus menempel dan tidak pernah pergi jauh-jauh selain ketika misi untuknya datang. Dan dia selalu menyelesaikan misinya dengan sangat cepat lalu kembali ke ruang perpustakaan bocah itu.

Ruangan yang dibuat khusus untuk bocah itu sebagai penghargaan dari God Of Stories. Karena dia berbeda dari Penjelajah lainnya yang mengikuti tes menjadi Juri lalu akhirnya mengatur suatu dunia. Dia sudah memiliki kualifikasi tanpa tes untuk menjadi Juri, tapi dia menolaknya.

Pria cantik itu mendapat sebutan sebagai Monarch Jaehwan setelah menjadi Juri dan dia terus memaksa bocah itu untuk menerima posisi yang diperuntukkan padanya.

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang