Epilog 28 : Takdir (2)

486 105 5
                                    

"Omong kosong macam apa itu?! Bagaimana mungkin aku menghilang jika kau tidak mati? Jangan mengatakan sesuatu yang konyol, Kim Dokja!" teriak Yoo Jonghyuk sambil mengguncang tubuh 'Kim Dokja' dengan penuh kemarahan.

"Dan aneh bahwa kau bersikap akrab sekarang sementara berpura-pura tidak mengenalku di pertemuan pertama kemarin, " lanjutnya saat matanya memantulkan wajah putih pucat 'Kim Dokja'.

'Kim Dokja' menghindari kontak mata dengan Yoo Jonghyuk ketika berbicara pelan dengan nada ragu-ragu.

"Itu… dia memberitahuku."

Alis Yoo Jonghyuk bertaut menunjukkan bahwa dia tidak mengerti.

"Dia siapa yang kau maksud? Kepribadian ganda-mu?"

Sambil menanyakan itu, dia menahan diri untuk tidak berpikir hal-hal aneh seperti 'bagaimana jika 'dia' yang dimaksud adalah orang itu?'

Yang ditanya tidak menjawab malah mendorongnya untuk menyingkir, keanehan lain bahwa Yoo Jonghyuk tidak cukup kuat untuk menahannya seolah 'Kim Dokja' di depannya adalah seseorang yang melalui regresi dan mendapatkan semua keterampilan kuat seperti dirinya. Dan—

<Catatan kehidupan ke-999>

Kalimat itu melayang di benaknya saat ini, keringat dingin mengalir di punggungnya.

Tidak mungkin, apa dia……

"Aku memberimu izin untuk membaca catatanku tapi kau tidak mau menyelesaikannya. Aku tidak akan menjawab pertanyaan apapun terkait duniamu dan duniaku."

'Kim Dokja' memberinya bahu dingin saat dia ditinggalkan sendirian di taman. Yang terakhir sekarang yakin bahwa 'Kim Dokja' memiliki banyak kepribadian dan itu sering berubah-ubah tanpa aba-aba secara mengerikan. Sebenarnya dia khawatir tentang kesehatan mentalnya, meskipun ini dunia ilusi dan tampak ada sesuatu yang terasa salah, walaupun dia tahu apa yang salah, dia tidak bisa mengabaikan kekhawatirannya.

Jadi, Yoo Jonghyuk memulihkan semangatnya untuk mencegah 'Kim Dokja' mengeksekusi rencana itu. Dia akan menghentikannya dengan segala cara bila perlu dia akan mengikat tangan dan kakinya lalu merawatnya sampai yang terakhir mau membuka sedikit pikirannya, sehingga Yoo Jonghyuk bisa memastikan dugaannya tentang dunia ilusi yang tampak nyata ini.

Yoo Jonghyuk awalnya berniat mengikuti 'Kim Dokja', namun ada satu hal yang harus dia konfirmasi terlebih dulu saat ini. Itu adalah berita, jika seperti yang ada di pikirannya, maka seharusnya dunia ilusi ini didasarkan pada kehidupan Kim Dokja yang dia kira dia kenal. Rasa pahit merongrong tenggorokannya setelah dia menyadari fakta bahwa dia tidak pernah benar-benar mengenal siapa Kim Dokja itu.

Yoo Jonghyuk menatap langit biru cerah, meski hawa dingin menusuk kulitnya, dia terlalu sibuk berpikir untuk peduli tentang itu.

Karena dia menjadi anak kecil di dunia ilusi ini, dia harus memanfaatkannya dengan baik untuk mengorek informasi, orang-orang cenderung tidak waspada terhadap anak kecil yang menanyakan hal-hal aneh karena itu dianggap wajar sebagai ciri anak-anak.

Jadi, Yoo Jonghyuk pulang ke rumahnya untuk bertanya pada 'Mama-nya' yang bersikap terlalu lembut padanya, dunia ilusi ini dibuat untuk menyenangkannya, tapi bukankah ini terlalu nyata? Tidak peduli seberapa tidak masuk akalnya Kim Dokja menjadi sesuatu seperti Dewa, dunia semacam ilusi ini mustahil ada. Akal sehat dan logikanya hancur jika dia terus memikirkan apa dunia ilusi ini? Kenapa bisa ada? Apa Kim Dokja adalah Dewa? Tapi bukankah dia terlihat seperti menerima kutukan mengerikan daripada menjadi Dewa?

"Aarggg!" erang Yoo Jonghyuk sambil memegangi kepalanya.

Dia akhirnya sampai di rumah setelah tersiksa oleh akal sehatnya sendiri, tanpa membuang waktu, dia segera menemui 'Mama-nya'. Akan tetapi —

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang