—Cerita tersusun dari kata-kata, dalam lintasan ruang mimpi yang fana, seorang penjelajah tertinggal ke dalam kabut mimpi tanpa akhir.
—Dan mereka bahagia selamanya, itu adalah kata-kata yang menyenangkan jika tak ada yang tertinggal.
—Mulai kembali dari awal.
Bulu matanya yang panjang terjatuh karena usapan kasar dari tangannya. Terbangun dari sebuah mimpi yang membuatnya menangis, perasaan rumit yang tak bisa dijelaskan melanda.
Pipinya yang lembut memerah dengan bekas air mata, dan matanya membengkak. Melihat keluar jendela yang tertutup tirai tipis, bulan tampak tenggelam dan akan segera digantikan matahari yang cerah. Itu harusnya menjadi keceriaan, lalu kenapa? Kenapa dia merasa sangat sedih?
Dia mengusap air matanya yang tersisa dengan tangan kecilnya lalu turun ke lantai bawah untuk minum air agar perasaan rumitnya mereda.
—"Siapa menurutmu penulis Ways Of Survival?"
Dia berhenti saat suara itu bergema di benaknya, matanya melebar. Dalam kegelapan, sosok kecilnya meringkuk di sudut dapur. Air matanya kembali mengalir.
—"Itu adalah bayi yang sangat besar dengan imajinasi mengerikan."
—"Jika kau menyelamatkan dunia ini, lalu bagaimana dengan dunia yang lain?"
"B-berhenti! Berhenti! Tolong!"
Anak itu menangis dan gemetar sambil menutupi telinganya. Namun, suara-suara itu tak berhenti.
"Tolong! Berhenti! Aku... Aku...."
Mungkin dia akan kehabisan air mata jika suara itu tak berhenti.
—Apakah ini rasanya mengarungi kekosongan?
—Kau adalah inti dari kisah ini dan semuanya, kau bukan protagonis. Kau adalah pembaca. Jadi, bisakah aku meminjammu?
—Dunia yang kau inginkan? Aku mengerti, aku akan mewujudkannya.
—Bagaimana denganku? Kau tidak perlu khawatir, tujuanku adalah membuat semuanya bahagia.
—Ini bukanlah novel lagi. Kita hidup di dalamnya, mengalami semua hal dan emosi. Mungkin keberadaanku adalah keabnormalan yang seharusnya tidak ada.
—Ini perjanjian hanya kau dan aku, kau akan melupakan semua yang kukatakan ini.
—Ketika waktunya tiba, kau akan mengingat ini dan dunia yang kau inginkan akan segera terwujud.
—Aku senang bisa meminjam dirimu, Kim Dokja.
Krak!!!
Anak itu meremukkan gelas yang dibawanya. Darah menetes ke lantai dapur yang bersih. Suara itu berhenti, tapi dampaknya baru dimulai.
"Kim Dokja?"
Pria dengan rambut acak-acakan dan piyama hitam mendekat dari belakangnya. Tangan besarnya menyentuh bahu anak yang membelakanginya.
Ketika anak itu berbalik, pria itu tersentak kaget, dia menarik tangannya dari bahu anak itu lalu menyambar tangan berdarah.
"Apa? Kau kenapa?"
Suaranya serak karena khawatir, dia diam-diam mengakui bahwa dia menyukai anak itu dengan tulus. Jadi, dia benar-benar terkejut saat melihat yang terakhir tampak mengerikan dengan tangan berdarah.
Pria itu menjadi semakin panik karena anak itu tak menjawab, dia pergi untuk mencari Kotak P3K dengan cepat, sistem <star stream> tak ada, jadi mau tak mau dia mengandalkan benda-benda yang tak pernah dia gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]
ФанфикIni adalah fanfic dari karya aslinya, aku menulis ini untuk menemukan epilog yang kuinginkan sebagai pembaca karena epilog karya aslinya adalah open ending maka aku bisa melanjutkan epilognya. Untuk yang belum baca novelnya sampai tamat sebaiknya j...