—Kesimpulan macam apa yang kau inginkan, Dokja-ssi?
—"Aku sudah melihat sisanya, sementara untuk lainnya adalah membayar hutangku."
Mungkin mereka akhirnya memahami apa maksud dari "membayar hutang" yang diucapkan 'Kim Dokja' pada waktu mereka akan bertemu Impian Paling Kuno. Semua kata-kata 'Kim Dokja' berisi kedalaman yang tak bisa mereka prediksi, awalnya mereka mengira "membayar hutang" itu cukup sampai 'Kim Dokja' menggantikan Impian Paling Kuno, namun sekarang mereka tahu kebenarannya.
Yoo Sangah yang tegar mulai menangis, Jung Heewon menjatuhkan pedangnya, Lee Hyunsung membuka mulutnya tanpa suara, Shin Yoosung dan Lee Gilyoung terus-menerus melihat kembali kalimat yang ditampilkan layar merah.
—Apakah benar-benar akan berakhir seperti ini?
—Ini bagian terakhir dari akhir.
Pikiran Yoo Jonghyuk dan Han Sooyoung berkecamuk, mereka terlalu terkejut untuk bereaksi pada apa yang terjadi selanjutnya. God Of Stories melindungi mereka dengan seluruh kekuatannya, menghalau serbuan Juri yang bukan Juri lagi, Tower Of Nightmares mempermainkan para Juri itu seperti boneka, tidak, mereka memang boneka sejak awal. Dan dia juga sama.
Di tengah ratusan Juri yang menyerang, dia bisa melihat sosok yang menyebabkan semua hal ini terjadi, God Of Stories untuk sekilas memperhatikan keanehan dari sosok itu.
<Sooyoung, jika Yoo Jonghyuk menjadi protagonis, dia harus yang paling kuat dan menyebalkan dari semua. Kau setuju, kan?>
Manik-manik di lehernya tanpa kendali mengeluarkan cerita khusus itu dari penyimpanan. Matanya melebar dalam keterkejutan kuat, penghalangnya bergetar dan terancam retak.
<"Tapi, apakah dunia di mana dia seperti itu ada?">
Partai Yoo Jonghyuk juga mendengar cerita itu, suara-suara dari dua anak kecil yang memiliki keinginan menciptakan suatu cerita bersama.
<Itu pasti ada>
<"Jangan bercanda, tidak ada hal semacam itu, oke? Dia sudah mati, jadi hentikan ini, Dokja!">
Semakin banyak mereka mendengar, semakin menyakitkan hati, bahkan God Of Stories menahan diri untuk mencegah perasaannya keluar.
<Aku tahu, ini salahku. Aku berhutang padanya, dia takkan bisa bereinkarnasi>
<"Omong kosong menakutkan apa itu! Ingatlah jangan terbujuk rayuan iblis ilusimu itu, oke?! Berjanjilah, atau aku akan menyeretmu dengan segala cara">
<Aku seharusnya tak pernah menyukainya jadi dia takkan mati>
<"Hentikan, Dokja, hentikan!!! Itu bukan salahmu, kutukan atau apapun itu bukan salahmu!">
Yoo Jonghyuk mengepalkan tinjunya erat-erat, murid-murid matanya bergetar kuat dan berkaca-kaca dan jantungnya berdegup kencang. Itu adalah cerita yang anehnya bisa dia pahami, mungkin dugaannya benar.
<Tapi, 'dia' bilang akan mengabulkan keinginanku. Jika cerita yang kita susun selama ini menjadi kenyataan…>
<"Jangan coba-coba, terima saja bahwa dia sudah mati, Dokja! Kita takkan melihatnya lagi, tapi dia akan selalu hidup dalam kenangan dan mimpi kita">
<Benar, mimpi…… itu adalah sesuatu yang dia tawarkan>
<"Kemari! Ayo kita buat janji, berjanjilah untuk tidak menerima tawaran itu dan aku berjanji untuk selalu ada untukmu ketika kau sangat membutuhkanku. Jika kau mengingkarinya, aku akan menyeretmu kembali!">
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]
FanficIni adalah fanfic dari karya aslinya, aku menulis ini untuk menemukan epilog yang kuinginkan sebagai pembaca karena epilog karya aslinya adalah open ending maka aku bisa melanjutkan epilognya. Untuk yang belum baca novelnya sampai tamat sebaiknya j...