Epilog 20 : Pilihan (3)

516 120 31
                                    

Kupikir tak ada hal lain lagi yang bisa dibicarakan sehingga mereka semua pergi selain Yoo Sangah. Aku tidak menjawab pertanyaan terakhir, jadi wajah kecewa mereka itu wajar.

Yoo Sangah satu-satunya yang masih menemaniku dengan tatapan rumitnya. Dia tiba-tiba berseru, "Dokja-ssi, apakah kau pernah bereinkarnasi sebelumnya?"

"Hnm?!"

Itu pertanyaan aneh, apakah aku pernah bereinkarnasi? Aku kesulitan menjawabnya karena tanpa reinkarnasi pun, aku seperti reinkarnator. Jawaban yang bisa kuberikan adalah—

"Tidak," jawabku.

Yoo Sangah tampak merencanakan sesuatu, apa dia berniat menggunakan atribut reinkarnasinya padaku? Itu mustahil, bahkan meski aku dihabisi di sini, aku tidak bisa musnah, yang terbunuh adalah tubuh fisik bukan jiwa. Hanya Tower Of Nightmares yang bisa memusnahkan jiwaku. Cukup membingungkan untuk memikirkannya, aku tidak mengalami reinkarnasi, tapi aku bisa membentuk tubuh fisik yang menjadi wadah, tentu saja konsepnya sangat mirip dengan reinkarnasi atau transmigrasi.

"Itu… Dokja-ssi, bagaimana jika ada suatu dunia dimana Dokja-ssi bukan Dokja-ssi yang sekarang?" tuturnya dengan hati-hati.

Kenapa dia menanyakan hal ini? Aku menelan ludah, mencoba memikirkan jawaban yang tepat agar dia tidak bertanya lagi.

"Itu akan bagus, maksudku… jika dunia seperti itu benar-benar ada, aku akan melupakan kelelahanku," jawabku sambil berharap dia tidak menanyakan hal aneh lagi.

Dan aku tahu itu tidak mungkin ada, untuk saat ini aku harus fokus pada rencana awal dan penyelesaian serta menuntut perjanjian.

Yoo Sangah tersenyum manis sekilas, apa yang dia ketahui? Apa saja yang diberitahukan dinding menyebalkan itu padanya? Aku waspada.

[Dinding Lingkaran Reinkarnasi berkata : kau bodoh]

Keningku berkerut, dinding itu agak kurang ajar seperti Dinding Keempat. Aku menghela napas lalu teringat sesuatu.

"Yoo Sangah-ssi, bisakah aku memintamu melakukan sesuatu?"

Dia tampak terkejut, tapi masih mengangguk dengan mata berbinar. Aku berpikir bahwa dia mungkin merasa tidak senang karena aku merepotkannya. Bagaimanapun Yoo Sangah sebenarnya masih memiliki sedikit ingatan tentangku sebagai 'Kim Dokja' sebelum dunia kehancuran. Bagaimana aku tahu? Tentu saja aku mengetahuinya, karena aku menghapus ingatan mereka tentang 'Kim Dokja' yang mereka kenal setelah dunia kehancuran, bukan 'Kim Dokja' sebelum dunia kehancuran.

Salah satu orang yang sedikit mengetahui tentang manusia 'Kim Dokja', Yoo Sangah. Jadi, kali ini aku akan meminta bantuannya lagi.

***

Yoo Jonghyuk menatap mantel putih di tangannya dengan intens. Dia sedang berusaha mengisi lubang ingatannya. Namun, berapa kalipun mencoba, itu sia-sia, tapi dia tidak menyerah, dia merasakan urgensi untuk segera mendapatkan kembali ingatannya.

Biyoo, dalam wujud manusianya, mengamati Yoo Jonghyuk dengan khawatir sambil sesekali memanipulasi sistem <star stream> untuk menemukan dokumen rahasia Raja Dokkaebi sebelumnya yang masih tersembunyi. Itu diperlukan agar dia dapat membantu mereka dan pada saat bersamaan tidak mengingkari janjinya.

Kilatan listrik tiba-tiba muncul dari tubuh Yoo Jonghyuk, Biyoo tersentak dan langsung berlari ke arahnya.

"Kapten!"

Yoo Jonghyuk mengerang dan menjatuhkan mantel putih yang dipegangnya, matanya membelalak kaget.

Pada saat itu, sesuatu yang besar mengisi lubang ingatannya.

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang