Epilog 37 : Kaleidoskop (2)

351 75 3
                                    

-Apakah kau sudah mendapatkan apa yang selama ini kau inginkan, Jaehwan?

Pertanyaan yang telah lama terlupakan dan sekarang menyeruak dari arsip-arsip memori yang tersembunyi dalam dirinya, pertanyaan dari <Big Brother> nya ketika mereka pertama kali bertemu. Apa yang selama ini dia inginkan? Dia sendiri tidak tahu tujuan pastinya seolah dia ada hanya untuk melakukan tugas yang diberikan.

Menjadi kuat? Dia sudah kuat sampai tahap yang tidak dapat diperkirakan, namun dia tidak bisa menggunakan seluruh kekuatannya, apa alasannya? Monarch Jaehwan terikat oleh aturan Tower Of Nightmares, mimpi dari mimpi buruk, menara dalam menara.

Dunia ilusi itu adalah dunia yang tak dia ketahui, atau mungkin dia merasa akrab namun dia yakin bahwa arsip memorinya tidak menyimpan kenangan tentang dunia ilusi itu yang membuat pikirannya sedikit bengkok.

-Kenapa? Pertanyaan 'ini' selalu menyebalkan, tetapi aku ingin menanyakannya. Kenapa hal semacam ini ada?

Monarch Jaehwan sampai pada satu kesimpulan, yaitu pengatur panggung sedang mencoba memperbaikinya sehingga aktor yang bermain mendapatkan naskah asli yang telah lama usang dan yang menjadi fokus perhatian adalah naskah asli itu direvisi di beberapa bagian. Ketika dunia ilusi yang dia jalani tiba-tiba retak dan hancur, dia terlalu terkejut untuk memulihkan kesadarannya yang hampir terputus.

Kenangan-kenangan yang baru memasuki arsip memorinya satu per satu seolah air bah yang tertuang tanpa jeda dan itu kotor dalam artian menyebabkan arsip memorinya yang tertata rapi berantakan.

Energi hangat berwarna biru cerah menyelimuti tubuhnya yang sekaku patung dan murid-murid matanya mulai memancarkan cahaya lagi, lebih cerah dan tatapannya berubah lebih tajam dari sebelumnya. Penglihatannya langsung memantulkan bayangan orang-orang malang di ruangan yang sama, ruang Ujian Tower Of Nightmares yang telah kehilangan pemilik sebelumnya, dan sekarang pemilik baru memulai kekuasaannya atas semua mimpi buruk dan dunia cerita yang tak bisa dipercaya walau benar-benar terjadi.

"<Big Brother>...." Dia bergumam sambil mengingat perasaan hangat seperti seseorang memeluknya dan memberinya penghiburan atas segala kesengsaraan yang telah dia lalui.

Dia mengamati satu per satu wajah asing dari individu yang berani datang ke sini, masalahnya adalah bagaimana cara mereka bisa berada di sini tanpa mengalami kerusakan? Mereka bukan Juri, bukan Penjelajah, dan jelas bukan salah satu pekerja baru yang dibangunkan Tower Of Nightmares. Akan tetapi, mereka, sekelompok orang aneh yang meneriakkan nama 'Kim Dokja' pada <Big Brother> nya, tetap baik-baik saja. Itu hanya berarti satu hal, entah Tower Of Nightmares mengizinkannya ataukah <Big Brother> nya menanggung resiko demi mereka.

Mungkin yang pertama lebih mendekati fakta karena Monarch Jaehwan menganalisis situasi saat ini dengan arsip memorinya yang kacau balau namun pemuatannya menjadi lebih cepat dalam memproses informasi.

God Of Stories memintanya untuk mengantar orang-orang aneh ini ke Laboratorium Pohon Ilusi, tentu saja dia akan menurutinya dengan tujuan yang berbeda, dia harus mencaritahu dan menempatkan fragmen yang tepat ke bagian kosong yang dicetak arsip memorinya.

Orang-orang yang mengikutinya seperti robot tanpa jiwa, berbaris di belakang dan berjalan seperti siput, Monarch Jaehwan mengutuk dalam benaknya sebab dia tak mau repot-repot mengeluarkan suara untuk mereka.

Setelah beberapa saat lamanya mereka sampai, hampir membuat Monarch Jaehwan kehilangan kendali kejengkelannya pada betapa menyebalkannya ekspresi orang-orang ini seolah dunia mereka hancur, meskipun dia tahu itu benar, dunia mereka adalah orang itu, <Big Brother> nya. Yah, dia akan berpura-pura tidak tahu untuk saat ini, mari bermain bodoh. Itu lebih baik menurutnya sama seperti yang dilakukan <Big Brother> nya, bermain bodoh, berpura-pura tak tahu, tetapi sebenarnya lebih tahu dari siapapun. Itulah ciri khas orang itu.

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang