Epilog 42 : Kau yang Memilih Ini(2)

322 59 33
                                    

Han Sooyoung memejamkan matanya, mempertimbangkan pilihan terbaik, ya atau tidak. Saran Yoo Sangah secara alami masuk akal, tetapi perasaannya yang nyata merasa bahwa ada sesuatu yang salah. Dia kemudian membuka matanya dan menatap mereka masing-masing, menyiratkan agar mereka ikut memilih.

Lee Jihye menggeleng, dia sangat tegas tentang hal ini, tak ada gunanya kembali ke masa lalu. Menghidupkan seseorang? Jangan konyol! Seseorang yang mati selalu hidup di hati mereka, mungkin. Hanya saja 'Kim Dokja' bagi mereka berbeda. 'Dia' seperti perawat, tanpanya mereka kehilangan arah hidup.

Jung Heewon dan Lee Hyunsung setuju dengan Lee Jihye. Masa lalu tak pernah baik jika diulang atau diatur ulang. Lee Gilyoung sedikit bimbang, dia berpikir mungkin Hyung-nya akan benar-benar tinggal bersama mereka selamanya bila itu bisa diatur ulang. Namun, pikiran rasionalnya yang tajam menolak.

Shin Yoosung mendukung Yoo Sangah, menurutnya tak ada salahnya mencoba, jika yang terburuk terjadi, itu adalah kematian bagi mereka. Setidaknya, dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya disiratkan oleh dunia ini? Mengapa ada begitu banyak hal tak masuk akal? Dunia dalam novel? Mengapa itu ada?

Jelas mana pilihan yang harus Han Sooyoung ambil. Dia menolak menggunakan otoritas tls123. Perjalanan mereka selesai, saatnya pulang. 'Kim Dokja' yang keras kepala itu takkan pernah kembali pada mereka, itulah yang seharusnya ditekankan.

Pada saat itu, —

Krak!

Krak!

Krak!

Laboratorium berguncang hebat seolah akan runtuh menjadi puing-puing.

'Apa yang terjadi?' Han Sooyoung goyah sesaat sebelum segera mengatur posisi menjaga yang lain.

"Ayo berkumpul!"

Tak ada pertentangan, yang lain menurut dan berdiri di dekatnya. Setelah pilihan itu ditolak, laboratorium bergetar, mungkin …

Han Sooyoung menggigit bibirnya, menggunakan fabel yang ditransfer padanya untuk membuat penghalang semu.

Sebuah suara menambah kegelisahan mereka.

"Ada masalah dengan inti."

Monarch Jaehwan tiba-tiba muncul entah darimana sambil membawa pedang aneh yang menyerap kegelapan dan tampak lapar untuk darah dan fabel.

"Inti?" tanya Jung Heewon mewakili.

Monarch Jaehwan tak membalas justru mengepalkan tangannya ke atas seakan meraih sesuatu yang abstrak.

Saat berikutnya, dia berteriak nyaring mengejutkan partai Han Sooyoung.

"Keluar dari sini!!!"

Potongan-potongan fabel yang sangat mereka kenal, berwarna putih seperti kertas sebelum ada tinta di atasnya, terbang ke mana-mana, itu adalah pecahan dari langit-langit.

Monarch Jaehwan mendorong mereka keluar dengan cepat sambil berusaha mencaritahu penyebab kehancuran mendadak ini.

Botol-botol dari lemari kaca berjatuhan, cairan penghancur transparan mengalir ke lantai marmer. Seolah logam yang dialiri lava, lantai marmer itu mencair dan membentuk lubang gelap yang tak diketahui ke mana tujuannya.

Sebelumnya, Monarch Jaehwan berhasil memperoleh apa yang selama ini dia inginkan. Alasannya berada di sini, kenapa dia menjadi boneka, dan juga fragmen ingatan yang diambil paksa. Dia mendapatkan semuanya, termasuk pedang yang pernah dia miliki dalam kisahnya.

Semua kisah saling berhubungan, entah itu melalui karakter yang tak sengaja lewat di depan karakter cerita lain, atau cerita yang sengaja memasukkan karakter tersebut.

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang