Epilog 18 : Teman? (2)

581 123 32
                                    

Yoo Jonghyuk keluar dari cafe sambil menahan gemuruh hatinya, bagian-bagian yang kosong dan tidak bisa dijelaskan dalam ingatannya mulai bergabung, dan lubang besar itu menyedot setiap kenangan yang mati-matian dia pertahankan.

Di luar cafe, dia melihat wanita yang memberikan padanya sebuah novel yang sedikit menambal lubang besar itu. Yoo Jonghyuk mempercayai setiap cerita di dalamnya, dia juga berulang kali bermimpi tentang sesuatu yang sangat jauh diluar jangkauannya saat ini.

—Aku berjanji akan kembali.

Suara itu sampai sekarang masih terngiang sejak dia mengalami hal aneh di dimensi berbeda, jadi dia berharap siapapun yang mengatakan itu benar-benar memenuhi janjinya. Dia yakin bahwa orang yang mengatakan itu akan datang sendiri menemuinya, lalu menjelaskan alasan kenapa dia melupakannya.

Namun, Yoo Jonghyuk tersadar pagi ini ketika melihat orang itu melewatinya seolah tidak mengenalnya, awalnya dia pikir perasaan akrabnya salah, tapi itu berubah setelah dia diam-diam mengikuti orang itu.

Dan Han Sooyoung meneleponnya untuk memberitahukan sesuatu yang mengejutkan.

—Orang di novel itu, dia kembali.

Jadi, Yoo Jonghyuk semakin yakin bahwa dugaannya benar, beberapa skillnya yang masih aktif membantunya dalam memata-matai orang itu. Mulai dari saat orang itu keluar dari perusahaannya dengan wajah main-main, lalu pertemuannya dengan Lee Jihye. Kemudian, gurunya dan Uriel.

Sayangnya, dia tidak bisa mendengarkan pembicaraan mereka karena dia terlalu jauh. Itu sampai mereka menuju sebuah cafe, akhirnya Yoo Jonghyuk bisa menguping pembicaraan mereka dari ruang yang berdekatan.

Sambil menguping, Yoo Jonghyuk mengirim pesan ke Jung Heewon, Shin Yoosung, Lee Gilyoung, dan Han Sooyoung, hanya mereka berempat yang pada waktu itu tidak terlalu sibuk. Yoo Jonghyuk tidak mengira bahwa mereka akan datang begitu cepat, dia jengkel karena tidak bisa mendengar lebih banyak.

Kejengkelannya menembus batas setelah mendengar bagaimana cara orang itu menyapa mereka. Yoo Jonghyuk muncul untuk menyelanya, mengira yang terakhir akan terkejut melihatnya. Namun, sebaliknya, dia lah yang terkejut karena ekspresi orang itu tidak seperti manusia, lebih mirip boneka tanpa emosi.

Suaranya juga terdengar kosong. Yoo Jonghyuk bertanya-tanya ada apa dengannya? Dan dia mencapai kesimpulannya, situasi orang itu jauh lebih buruk daripada dia dan kelompoknya. Bagaimana itu mungkin? Ke mana semua emosinya pergi?

Lalu, kalimat orang itu menusuk hatinya.

"Sesuatu yang tidak kau ingat, tidak akan membuatmu sedih."

Itu salah, Yoo Jonghyuk menentangnya dalam hati. Itu lebih menyakitkan karena tidak mengingat apa yang menyebabkan rasa sedih. Kenapa dia melakukannya? Perjanjian apa?

Pikiran Yoo Jonghyuk berputar-putar di sekitar topik itu saat Lee Gilyoung, Shin Yoosung, dan Jung Heewon pergi.

Walaupun terdengar tidak bersungguh-sungguh, Yoo Jonghyuk menanyakan keadaannya dan menjadi khawatir setelah orang itu menjawab "Aku bahagia saat ini." sambil berpura-pura senang. Orang itu bukan aktor yang baik.

"Jadi, bagaimana keadaannya?"

Yoo Jonghyuk tersadar berkat pertanyaan dari Han Sooyoung.

"Kenapa kau tidak menemuinya sendiri?"

Han Sooyoung menjadi histeris ketika menjawab.

"Dia ingin kita melupakannya, jadi kita harus melupakannya."

Mereka berdua berbicara sambil berjalan menuju kantor perusahaan.

"Lalu kenapa kau menanyakan tentangnya?"

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang