"Kamu segitu pinginnya kerja di Australia apa Al?" Matt menyeruput teh chamomile yang baru saja Danny seduhkan untuknya.
"Cita - citaku cuma satu. Bisa kerja di Arc ~ en ~ ciel. Trus, pulang ke indonesia kalo emang uda waktunya" Melihat Danny tidak nyaman, Matt segera menyelipkan bantal di leher Danny.
Matt tahu, pada tahun pertama Danny tak langsung ikut rekrutmen karena sibuk mengumpulkan uang. Enam bulan kerja di restoran fast food, enam bulan kemudian di kebun anggur. Di pertengahan tahun kedua, ia menjadi kasir supermarket. Barulah di akhir tahun kedua ia bekerja di studio photo milik Kiana. Lalu pindah ke High Hopes Dance Academy dan berakhir di Nusantara Coffee miliknya. Mengingat Work and Holiday Visa mengharuskan pindah kerja tiap enam bulan sekali.
Kali ini tampaknya Daniella ingin sekali di terima di perusahaan parfum terkenal itu.
"Kapan visa third whv kamu selesai?" Matt menatap Danny yang sudah mulai mengantuk.
"Tiga bulan lagi. Kalo aku nggak keterima, aku pengen balik ke Indo aja mas. Merayakan mimpi yang nggak pernah tercapai" Danny menguap.
"Kamu nggak mau nyoba di perusahaan papaku aja?" Tawar Matt, Danny menggeleng dan mengucapkan terima kasih.
Sejenak mereka hening.
"Baru kali ini lho aku ngobrol sama Mas Matthew. Dua setengah tahun kemarin, cuma sekedar say hi sama say bye" Danny menatap Matthew, mereka tertawa.
"Nanti kalo aku ajak ngobrol, di kira ganjen. Mending aku diem ajalah" Matt menggenggam mug teh nya yang hangat.
"Aku inget banget pas Mas Matthew mabuk di dapur" kata Danny, mengerlingkan kedua matanya jenaka.
"Yang aku nggak sengaja nyium kamu?" Matt menyilangkan kedua tangan di depan dada.
"Hah? Mas Matthew inget?" Danny berjengit.
Flashback
Danny yang baru pulang shift malam, mendengar suara gaduh dari dapur. Ia segera menuju asal suara dan menemukan beberapa kaleng bir. Bahkan soju yang belum sempat ia minum, sudah kosong. Matthew duduk di lantai dengan keadaan kacau. Danny berjongkok, mencoba menyadarkan Matt.
"Mas" panggilnya menepuk nepuk pipi Matthew.
"Eh cantik. Uda pulang kamu? Selamat datang di rumah" Matthew langsung membawa Danny ke dalam pelukannya.
Danny mengusap punggung Matthew yang terus meracau. Danny melepaskan pelukannya, berniat membawa Matt ke kamar agar ia bisa membereskan dapur. Saat Danny merangkulnya untuk berdiri, Matthew malah menangkup wajah Danny dengan kedua tangan.
Cup!
Matthew mengecup bibir Danny, bahkan melumatnya beberapa kali. Ketika Danny mencoba melepaskannya, Matthew malah mendorong tubuh Daniella hingga terbentur dinding. Danny mengaduh ketika Matt menggigit bibir bawahnya. Tapi, laki - laki itu terlalu kuat.
Asin!
Danny pikir rasa itu berasal dari darah segar. Ternyata, Matt menangis. Kemudian ambruk. Belum selesai dengan kejadian barusan. Terdengar dering handphone yang berasal dari saku Matt. Danny mengambilnya, kemudian menekan tombol hijau.
"Halo. Kak Wil"
"Loh. Siapa ini?"
"Danny kak"
"Matt mana?"
"Dia lagi goleran di lantai abis minum banyak banget"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (Joo - Kyun)
FanfictionDanny, melanglang buana mencari pekerjaan di Australia berbekal Work and Holiday Visa. Suatu saat, ia berhasil mengikuti test perusahaan impiannya yaitu Arc ~ en ~ ciel Perfume Pty Ltd dan lolos. Tapi, ternyata perusahaan itu tak lagi memberikan off...