Danny baru saja melangkahkan kakinya keluar dari lobby resort dan mendapati Prince tengah menangis dalam pelukan wanita yang ia lihat tadi pagi. Tyo sempat bingung saat Danny memintanya untuk menunggu.
Danny dengan senyum terbaiknya menghampiri Prince.
"Oh Hi" sapa wanita berambut pirang itu pada Danny.
"May i?" tanya Danny, lantas lawan bicaranya mengangguk.
"Prince, sayang. Kenapa?" Danny mengambil alih bocah laki – laki kesayangannya. Kali ini Prince tidak menghindar, masih terisak kecil. Membuat wajah serta telinganya merah.
"Uncle Lucas pinch me, akit" balas Prince terbata – bata. Ternyata Prince masih mengingat kosakata Bahasa Indonesia.
"Oh really? It must be hurt right? That's okay, itu artinya Uncle Lucas sayang sama kamu sayang. Saking sayangnya terus gemes. Tapi, Uncle nggak sadar kalo nyubitnya terlalu keras. Nggak papa kok. Nggak papa. Sini, bubu kasi kiss biar sakitnya reda" Danny mengusap usap pipi gembil Prince lalu memberinya sebuah kecupan beberapa kali hingga bocah itu tersenyum. Memeluk leher Danny erat. Membuat dada Daniella ingin meledak karena ia tidak ditolak lagi oleh Prince.
"I am Daniella by the way" Danny mengulurkan satu tangan pada wanita di hadapannya.
"Freya. So, you are Prince's bubu?" tanyanya kemudian.
Danny mengangguk pelan, memberi kecupan pada telinga Prince. Mengusap punggungnya pelan, membelai rambut brunettenya lembut. Ia merasa ada yang aneh, kenapa Prince jadi tenang sekali? Freya bergerak ke belakang Daniella.
"He's sleeping. Maybe he is tired crying 30 minutes straight" balas Freya.
Danny tertawa kecil, kembali menciumi wajah Prince.
"Maybe he feels like home" sahut Freya.
Danny tersenyum, meminta Freya mengulurkan kedua tangan. Karena ia ingin menyerahkan Prince. Sebelum pergi, ia mengusap pipi si kecil, kemudian pamit.
Tyo merangkul Danny yang siap pulang bersamanya.
***
Matthew tengah memangku Prince sembari membuka buku cerita bergambar timbul yang berjudul Three Little Pigs. Tiba – tiba saja si kecil menutup buku dengan keras setelah membolak balik halamannya sampai bosan. Matthew memegangi kepala Prince. Memalingkannya pelan agar Matt dapat menatap wajah Prince.
"Dada, why bubu is hele? Mmm, why bubu not coming back to us?" Matt terkekeh saat Prince susah payah mencoba menyelesaikan kata – katanya.
"Bubu bahagia di sini sayang" Matt mengusap ujung telinga Prince.
"Bubu not happy with us? Thele?" Prince kini menatap Matt lekat – lekat.
"Bubu hanya nggak bahagia sama dada. Sama Prince bubu seneng kok" Matt menyentuh hidung Prince pelan, lalu tersenyum.
"Why?" Tampaknya si kecil masih belum paham
"Dada will tell you later, maybe when you grow up and smarter than now. Okey, sekarang kamu harus bobo, uda malem sayang. Besok kita holidayyyy" kata Matthew menaruh buku cerita di atas nakas dan menepuk nepuk bantal sebelum Prince menempatkan kepala di atasnya.
"But, I am smalt dada" complain Prince.
"Dada nggak bilang kamu bodoh, Prince" sahut Matthew mengecup kening si kecil sebelum akhirnya mematikan lampu.
***
Keesokan harinya,
Prince menatap Matthew. Mereka baru saja kembali dari rumah sakit karena Freya mengalami alergi parah karena salah makan. Apakah liburan mereka kali ini akan gagal?
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (Joo - Kyun)
FanfictionDanny, melanglang buana mencari pekerjaan di Australia berbekal Work and Holiday Visa. Suatu saat, ia berhasil mengikuti test perusahaan impiannya yaitu Arc ~ en ~ ciel Perfume Pty Ltd dan lolos. Tapi, ternyata perusahaan itu tak lagi memberikan off...