Masalah Perasaan

132 31 8
                                    

Syelamat hari senin zheyenkkkkkkkkk,
have a nice day ya!

Syelamat hari senin zheyenkkkkkkkkk, have a nice day ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Danny menemukan Tyo tengah terbaring di sofa ruang kerja mereka. Lengannya terlipat untuk menutupi kedua mata. Daniella memaksa duduk di tepian sofa dengan jarak seadanya. Mengecek suhu tubuh Tyo melalui sentuhan punggung tangan pada leher wakil direktur. Danny mengerucutkan bibir. Tidak panas kok.

Lantas indera penglihatannya menemukan sesuatu. Danny menarik kemeja pria itu guna memastikan. Ia terkekeh saat menemukan bekas hickey pada leher juga dada Tyo. Mungkin semalam dia terlibat dalam permainan yang melelahkan hingga kecapean seperti ini. Lalu Danny kembali memasangkan kancing kemeja Tyo dan berniat pergi ke meja kerja.

Dua puluh menit kemudian, Tyo menggeliat memanggil nama Daniella.

"Here, honey" Danny menatap Typ dari balik kacamatanya. Tengah meneliti dokumen departemen perencanaan bagian Scent.

"Semalem aku liat kamu ciuman sama cowok" kata Tyo menguap.

"Halah. Cuma good night kiss. Lagian cowok yang kamu maksud itu papanya si Prince" Danny mencoret beberapa poin yang di rasa tidak perlu menggunakan bolpoin merah. Kemudian menuliskan alternatif lain di sampingnya.

"APA? OH MY GOD. JADI MEREKA KESINI ITU MAU NENGOKKIN KAMU?" Tyo seketika bangun.

"Kebetulan Mas Matthew jadi pembicara di seminarnya Lucas kemarin. Aku juga nggak pernah nyangka kalo bakalan ketemu lagi" Danny menutup map berkas yang sudah selesai ia periksa.

"Trus dia nggak ngajak balikan gitu?" Tanya Tyo mengambil infuse water dari kulkas.

"Mengarah kesitu. Tapi, kayaknya aku nggak bisa" Danny melepas kacamata, merebut botol minum Tyo dan meneguknya.

Tyo mengusap rambut Daniella lembut. Memberi kecupan kecil pada pelipis Danny sebelum mengajaknya duduk bersama.

"Kenapa nggak bisa? Emang uda di coba? Sukanya kok nentang rencana Tuhan kamu ini. Aku curiga jangan - jangan kamu Lucifer. Makanya nggak percaya sama yang di Atas" Tyo menoleh ke arah Danny.

"Lagian apa yang bisa di arepin dari aku Yo? Aku nggak bakalan bisa jadi istri yang sempurna. Trus aku juga nggak akan pernah menyandang title ibu. Karena aku nggak bisa hamil karena kondisi rahimku yang cacat" Danny menunduk.

"Tuhan bisa bantu hal - hal yang nggak bisa di kerjain sama dokter tau Dan. Jangan pesimis. Bahkan, kelak kalo aku pengen punya anak. Aku pengennya kamu jadi ibu surrogate nya" Tyo meremas jemari Danny yang terkepal.

"Kayak uda ketemu calon aja. Berani minta aku jadi ibu surrogate" ledek Danny.

Tyo mengerling, Danny hampir saja berteriak. Ia segera memeluk Tyo dengan gemas. Menanyainya siapa pria yang telah merebut hati Tyo hingga ia jatuh cinta seperti ini.

Friends Special Edition (Joo - Kyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang