"Bu Vivi" panggil seseorang berstelan hitam pada wanita yang tengah menonton tv.
Orang itu menyerahkan busines file abu – abu pada Vivi, perlahan ia menilik lembar demi lembar di dalamnya.
"Hmm, good looking" tutur Vivi setelah melihat foto gadis berambut pirang tengah tersenyum menggandeng kekasihnya.
Jika saja gadis ini mempunyai kelebihan, mungkin Vivi akan mempertimbangkannya. Tapi, melihat halaman demi halaman profilenya sukses membuat kepala Vivi berdenyut. Yatim piatu, tak punya pekerjaan tetap dalam waktu yang lama, sekarang saja bisa masuk ke perusahaan cukup terkenal dengan jabatan Secondary Assistant. Kenapa anak – anaknya tak ada yang bisa memilih pasangan dengan benar?
Dulu Miley mencintai seorang kurir, jatuh cinta karena dulu ia bekerja sebagai resepsionis dan hamper tiap hari menerima paket dari pria kelas bawah seperti itu. Ya ampun, jika mereka menikah mau makan apa kelak anaknya nanti.
"Ada perintah lain bu?" tanya pria yang sedari tadi menunggui sang majikan menelaah isi map bening yang ia bawa.
"Belum, kita lihat nanti. Makasi ya Ares" Vivi meletakkan berkas yang sedari tadi ada di tangannya.
***
"Hello" sapa Miley saat menemukan Daniella dari balik pintu.
"Hi kakkkkk" Danny memberikan Miley sebuah pelukan selamat pagi.
Matthew memandangi Miley. Kakaknya tersenyum, melingkarkan kedua tangan pada leher sang adik.
"Untuk yang terakhir kali, okay?" Matt mengecup bahu Miley.
"Janji" Miley memegangi wajah Matt, memberinya sebuah kecupan di pipi. Lalu pamit.
Danny menggendong Prince menggunakan satu tangan. Sementara tangan lainnya menggenggam tangan Matt yang terus mengamati Miley.
Hari ini, Miley berniat menemui Jacob di rumah selingkuhannya. Tidak untuk melabrak mereka berdua. Melainkan meminta Jacob menandatangani gugatan cerai yang sudah terlebih dahulu Miley siapkan Bersama pengacaranya.
***
Kali ini Danny menyiapkan playground special untuk Prince. Menyingkirkan sofa ruang tengah, menggantinya dengan karpet halus. Prince terus memandangi Daniella yang sibuk kesana kemari menyiapkan segala sesuatu. Matt tertawa, mencubit bibir keponakannya gemas.
Danny telah mengikat rambut panjangnya sebelum mulai bermain. Ia mengeluarkan satu set mainan karet dinosaurus. Si kecil tampak tertarik, tangan gembilnya meraih salah satu dino dan mengamati replica mini dari makhluk purba.
"Itu Namanya Raptor" Danny menatap Prince.
Prince bergumam tak jelas, bermaksud menirukan apa yang Danny sebut tadi. Tangannya mengambil bentuk lain.
"That's T – Rex, Right?" Matthew menatap Danny.
"Yex" tiru Prince.
"Good job my love" Danny menyentuh dagu Prince gemas, Matt menampakkan ekspresi sulkynya. Karena tak ditanggapi oleh Danny.
Ia justru menabrak – nabrakkan Brontosaurus dan Tritop, membuat Prince berusaha merebut salah satunya karena berisik.
"Nggak boleh, ini punya uncle" kata Matt mengangkat kedua mainannya tinggi – tinggi.
Prince kini berdiri, menumpukan kedua kaki pada paha Matthew. Berusaha meraih benda itu dari tangan pamannya.
"Aaaaaa, uuh" Prince meremat wajah Matthew, kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (Joo - Kyun)
FanfictionDanny, melanglang buana mencari pekerjaan di Australia berbekal Work and Holiday Visa. Suatu saat, ia berhasil mengikuti test perusahaan impiannya yaitu Arc ~ en ~ ciel Perfume Pty Ltd dan lolos. Tapi, ternyata perusahaan itu tak lagi memberikan off...