You are not okay!

156 30 52
                                    

H - 1 Seminar

Danny seperti biasa, mengecek segala sesuatu sebelum suatu event akan berlangsung. Ia menilik ruang rapat tipe stadion, memastikan proyektor, mimbar serta microphone juga sound system dapat digunakan. Bersama dengan karyawannya selaku event organizer, ia melakukan overall checking. Setelah selesai, Daniella berniat untuk menanyakan bagian konsumsi pada Tyo selaku kepala dapur.

Danny tersenyum mendapati Tyo lengkap dengan seragam chef kebanggaannya tengah sibuk berdiskusi mengenai menu untuk acara besok. Pria itu terlihat tampan.

"Ada masalah?" Tanya Danny duduk di hadapan Tyo juga rekan dapurnya.

"Nggak dong sayang. Ini kita lagi ngomongin kapan mau masak bebek betutunya. Laper?" Tanya Tyo, Danny menggeleng.

"Aku mau mampir ke bar bentar. Pusing" kata Danny.

"Masih siang ini Dan. Gila aja kamu mau mabuk" tegur Tyo memegangi tangan kanan Danny.

"Cuma satu gelas, ampun" Danny memukul tangan Tyo.

Pria itu justru menarik tangan Danny hingga tubuh gadis itu membentur tubuhnya sendiri. Danny mencari jawaban atas perlakuan Tyo melalui tatapan mata. Tiba - tiba saja Tyo menarik tengkuk Danny. Lalu, melumat bibirnya dengan agak kasar. Danny langsung menendang tulang kering Tyo agar tautan bibir mereka terlepas otomatis.

"We talk about it later" Danny mengusap bibirnya sebelum menaiki tangga resto menuju bar yang ada di lantai 2. Meninggalkan Tyo yang kesakitan.

Sepi, hanya ada beberapa orang.

Daniella melangkah ke meja panjang. Di sana ia melihat seorang pria yang tampaknya tengah di goda oleh beberapa bule nakal.

"Hello, sugar" sapa Yuta sang bartender dari Jepang.

"The light one, please. It still office hour" balas Danny membuat Yuta tertawa kecil. Meminta Danny untuk menunggu.

Gadis itu menyadari sesuatu, pupil matanya membesar. Ia hampir saja menjerit. Kemudian Danny berdehem, membersihkan tenggorokannya sebelum bersuara. Danny turun dari bangku, menghampiri pria yang tak jauh darinya tadi.

"Wow, you look busy. Baby"

Pria itu mendongak, kini mereka bertemu pandang. Si rambut pirang dan coklat yang sedari tadi mengelilinginya seketika pergi.

Danny tersenyum saat lawan bicaranya berdiri, meraih wajah Danny. Kemudian mencubit pipi Daniella.

"OH MY GOD, MAN! IT'S YOU?"

Danny mengusap telinganya yang agak kaget karena suara keras.

"Hello, Luke" sapa Danny. Akhirnya mereka berdua berpelukan. Bahkan Lucas sampai mengangkat tubuh kecil Danny.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Lucas menggandeng tangan Danny untuk duduk di sampingnya.

"Gue kali yang nanya begitu. Daritadi risih gue liatnya lo di grepe grepe gitu. Apa lo tadi lagi enak?" Sindir Danny membuat Lucas terbahak. Ia bertepuk tangan sembari mentertawakan dirinya sendiri.

"Gue baru nyampe beberapa jam yang lalu. Jet lag, nggak bisa tidur. Yaudah niatnya pengen mabok biar bisa merem gitu. Malah ketemu mereka, minta di tidurin. Gue diem aja, abis pala gue kek mo meledak" sahut Lucas meneguk minumannya hingga habis.

"Lilin aromaterapi di kamar lo nggak fungsi emangnya? Apa idung lo lagi buntet makanya nggak kecium?" Tanya Danny kemudian.

"Gue matiin. Takut kebakaran" balas Lucas membuat Danny tertawa.

Friends Special Edition (Joo - Kyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang