Lost

172 35 19
                                    

Suasana kelabu, beberapa orang membentangkan payung guna melindungi diri dari rintik hujan yang mengiringi sendunya pemakaman pagi itu. Danny senantiasa menggenggam tangan Matthew. Ia hampir saja mengaduh kesakitan saat Matt mengeratkan kungkungan tangannya saat peti Miley diturunkan. Pria itu tidak menangis, hanya saja tubuhnya bergetar hebat.

Daniella mendongak, mencari sebuah ekspresi pada wajah Matthew. Ia perlahan mundur, membalikkan tubuhnya saat tanah mulai menutupi kotak kayu berwarna kecoklatan di hadapannya. Danny memeluk Matthew, mencoba menenangkannya. Tak peduli seseorang menatap mereka berdua dengan penuh kebencian.

Danny meyakinkan Matt untuk tetap tinggal. Karena selanjutnya masih ada peti Jacob yang akan menyusul Miley.

***

Danny memegangi blazer hitam Matt, masih menggandeng tangannya menuju salah satu ruangan hotel tempat di mana keluarga Matthew dan keluarga Jacob berkumpul.

"Aku nggak mau ada di sini Al" kata Matthew menatap Daniella.

"Mas. Ini kan kumpul keluarga buat terakhir kalinya. Harus ikut, kali aja ada hal penting yang mau di omongin antar keluarga. Kan ada Marvin. He's gonna help you. Trust me" Danny mengusap pipi kekasihnya lembut. Matt meraih pinggang Daniella, agak menundukkan wajah agar lebih leluasa mengecup bibir gadisnya.

"Oh. Wow" suara itu membuat Danny terlebih dahulu melepas bibir.

Di sanalah adik bungsu Matthew berdiri, Prince ada dalam gendongannya.

"Ganggu aja lo" tegur Matt.

Daniella tertawa, memberi pelukan singkat pada Marvin sebelum mengambil alih Prince.

"Gila. Pacar lo seksi banget kak" bisik Marvin langsung mendapat tendangan dari Matthew. Mengingat saat ini Danny tengah memakai gaun hitam brukat yang memang membentuk lekukan tubuhnya jika tidak di tutupi mantel.

"Mama tau kalo suaminya Kak Miley selingkuh?" Tanya Marvin memasukkan kedua tangan dalam saku celana.

"Taulah. Sehari sebelum surat gugatan cerai itu keluar. Kak Miley nemuin mama buat ngomongin semuanya. Nah, gue nggak tau reaksi mama gimana. Soalnya Kak Miley nggak sempet cerita. Langsung nyusulin si Jacob ke rumah selingkuhannya. Gue masih nggak habis pikir, kenapa di brengsek itu ikut Kak Miley pulang dan mereka berdua malah kecelakaan" tutur Matt tak mampu melanjutkan kalimatnya.

"Prince gue yang rawat aja kak" kata Marvin menatap keponakannya yang tampak lesu di pangkuan Danny.

"Sok iye lo. Bikin susu buat lo sendiri aja sering salah takeran. Apalagi bikin susu buat Prince. Diare dia nanti yang ada, gue aja yang ngerawat Prince. Apalagi pacar gue juga uda jago momong bayik" kata Matt menyombongkan diri.

"Kalo bikinnya jago jugak?" Sahut Marvin.

"Expert" balas Matt membuat kakak beradik itu heboh. Daniella hanya bisa menggeleng - gelengkan kepalanya.

Tak lama kemudian, Matthew dan Marvin juga Daniella menyambut kedatangan sang ayah.

"Ini toh gadis cantik yang sering di omongin Matthew. Maaf ya kalo dia sering ngrepotin kamu" papa Matt membelai rambut Danny.

"Uda biasa om" kata Danny mengundang tawa, seolah mengerti. Prince ikut terkikik. Membuat sang kakek menggigit pipinya gemas.

"Masuk" perintah wanita paruh baya yang baru saja datang di ikuti beberapa orang, mungkin itu keluarga Jacob.

***

Keadaan di dalam ruangan

Keluarga Jacob pasrah saat Vivianne (mama Matthew dan Marvin) menarik investasi dari perusahaan mereka. Begitulah cara wanita itu mengungkapkan kekecewaannya atas perlakuan tidak pantas sang menantu yang tertangkap basah menyelingkuhi Miley. Vivi menaruh amplop berisi bukti - bukti jika Jacob punya affair di belakang putrinya. Yah, sebenarnya foto foto itu ia dapat dari Miley yang kemarin menemuinya. Memohon agar gugatan cerainya di setujui.

Rumah orang tua Prince yang kebetulan sertifikat bangunannya atas nama Miley akan di jual dan hasil penjualannya akan masuk ke dalam rekening Prince sebagai tabungan.

Selebihnya Vivi tak menuntut apapun dari besannya.

"Ah. Mengenai bocah itu" kata Vivi mengacu pada Prince.

"Dengan keadaan kami yang seperti ini.." balas ibu Jacob terhenti, kedua matanya masih sembab.

"Asal kalian tahu saja, aku tidak sudi menerima anak yang ayahnya tukang SELINGKUH dalam keluargaku" balas Vivi menekankan kata selingkuh untuk menyindir sang suami dan menantunya.

"Kami akan merawatnya" sahut Matt dan Marvin bersamaan. Membuat rahang Vivi semakin mengeras.

"Saya akan mulai mengurus hak asuh Prince minggu depan. Om dan tante bisa ketemu Prince kapan aja kalian mau. Tinggal ngomong sama saya. Kalo nggak bisa ke rumah saya buat main sama cucu. Bagaimanapun, kalian tetap kakek dan neneknya Prince. Nggak ada kan yang namanya mantan keluarga" Matt menampakkan kedua lesung pipinya, begitu juga Marvin.

Membuat mamanya sendiri speechless.

"Terima kasih nak" balas ayah Jacob memegangi tangan Matt, Matthew memberinya sebuah pelukan.

Setelah musyawarah selesai, Matt dan Marvin segera meninggalkan ruangan.

"Mau kemana kamu vin?" Tanya sang ibu melihat Marvin menggendong Prince yang tertidur.

"Ke rumah kak Matthew mah" balas Marvin.

"Kita kan punya rumah di sini. Kenapa kamu malah kesana?" Tanya Vivi lagi.

"Rumah Matthew kan rumah Marvin juga ma" Matt mencoba membantu adiknya.

Terdengar isakan Prince, Marvin segera memberi isyarat pada kedua kakaknya untuk segera pergi.

***

Selama ini Marvin dan kedua orang tuanya berada di Indonesia. Tapi, mereka tidak tinggal dalam satu rumah. Marvin lebih memilih tinggal di apartemen yang ia beli menggunakan tabungannya. Lantas bagaimana Marvin menghandle pekerjaannya? Yap, benar. Marvin tetap bekerja dengan sistem remote alias Work From Home. Jika ia di perlukan saat rapat. Maka ia akan bergabung bersama tim melalui zoom meeting.

Kenapa Marvin tidak tinggal di Australia? Karena ia mempunyai pekerjaan lain yaitu menjadi dosen tetap di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Jakarta. Walaupun gajinya tak sebesar di perusahaan. Tapi, Marvin senang dapat membagi ilmunya pada orang lain. Mungkin ia akan tinggal sampai rapat perusahaan di adakan.

Tenang, status Marvin masih Permanen Residence kok. Jadi, ia tidak perlu khawatir izin tinggalnya di Australia akan terbatas. Karena sama seperti Matthew, ia tetap memperpanjang visanya tiap tahun. Walalupun tidak menetap di sana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Friends Special Edition (Joo - Kyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang