Can We Start Again?

189 35 20
                                    

Zafrina masih tak rela melepaskan kunci mobilnya. Sementara Danny dengan tatapan menggemaskan seperti puppy, menunggu sang ibu memberi kunci SUV merah metalik yang terparkir di garasi.

"Mommmyyyyyyy" rengek Danny.

"Alright. Jangan pulang malem - malem tapinya" Zafrina menatap putri sulungnya.

"Mama. Danny uda tua. Nggak usah di ingetin kayak bocah gitu dong" protes Danny menangkap kunci berbandul donal duck yang di lempar Zafrina.

"Bagi mama kamu tetep bocah tengil ngeselin" ucap Zafrina membalas pelukan Danny.

***

Danny tersenyum melihat plakat silver saat memasuki gerbang tempat yang sudah lama tak ia kunjungi. Setelah memarkirkan mobil. Ia sejenak memandangi pelataran hijau berhiaskan taman juga pohon oak besar di mana dua ayunan bergantung di sana. Kemudian, Daniella melangkahkan kakinya tuk menemui seseorang.

"Daniella!"

Yang di panggil tersenyum, membuka kedua tangan. Mereka berdua memeluk satu sama lain cukup erat. Pria itu sampai mengangkat Danny dari lantai karena gemas.

"Lo kurusan. Stress ya?"

Pria itu memegangi wajah Daniella. Memiringkannya ke kanan, lalu ke kiri.

"Punya kopi nggak, Ben?" Tanya Danny, bibirnya mengerucut.

Lawan bicaranya mengangguk, lalu mengajak Danny ke teras belakang. Tempat di mana Ben menghabiskan waktunya jika sedang penat. Saat Daniella tengah duduk sembari bermain game. Seorang anak laki - laki muncul. Wajahnya tak tampak seperti bule. Mereka bertatapan sejenak.

"Excuse me miss, do you see my papa Ben?" Tanyanya memeluk sebuah buku.

Daniella tersenyum, memberi tahu si anak kecil jika Benedict sedang membuat kopi. Lalu menawarkan tempat duduk agar mereka bisa menunggu bersama.

"Do you want Papa Ben to read that book for you?" Tanya Danny menatap bocah di sampingnya.

"Eung" Si kecil mengangguk.

"I can read that better than Ben" Sahut Daniella.

"Really?" Kali ini bocah itu menatap Danny.

"Give me that book" Danny menyilangkan kedua kaki hingga bersila. Membiarkan anak itu duduk di pangkuannya. Sementara Danny mulai membacakan cerita mengenai itik buruk rupa.

Sesekali mereka cekikikan, lalu berganti ekspresi wajah menjadi sedih sesuai alur cerita.

"Here is the coffee, loh. Shotaro" kata Beenedict terkejut melihat siapa yang di pangku oleh Daniella.

"Papaaaa" Shotaro melompat memeluk kaki Ben.

Danny membantu Ben meletakkan nampan di meja. Lalu pria itu menggendong Shotaro, memberinya kecupan kecil yang membuat Shotaro tertawa geli.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Friends Special Edition (Joo - Kyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang