Bertemu

171 29 67
                                    

Matthew membuka pintu kamarnya perlahan. Ia hanya butuh istirahat setelah apa yang terjadi hari ini. Wangi Lavender menyeruak saat pria itu memasuki ruangan. Matthew tampak bingung dan ia menemukan seseorang tengah menatap keluar jendela. Lebih tepatnya memunggungi Matthew.

Orang itu membalikkan tubuh. Senyumnya sangat familiar.

"Hey" suaranya seketika membuat Matthew emosional.

Matt meletakkan blazer diatas tempat tidur, kemudian berjalan cepat. Meraih Daniella ke dalam pelukannya. Danny tertawa kecil ketika Matthew melayangkan kecupan demi kecupan di wajah hingga lehernya. Matt menatap Danny, menyentuh pipi kanannya pelan.

"You look pretty" ujar Matt menatap manik hazel Daniella.

"Ya kan emang aku selalu cantik mas" balas Danny memegangi tangan Matt.

Mereka berdua tertawa, lalu mencurahkan perasaan masing - masing melalui bibir yang bersatu.

***

Pada akhirnya Prince lah yang memonopoli Daniella. Si kecil terus menempel pada bubu kemanapun ia pergi. Bahkan Prince bersikeras ikut ke toilet saat Danny ingin poop.

Kini Danny berusaha meninabobokkan Prince yang tadi melewatkan tidur siang. Ia menyandarkan pipinya ke dada Danny. Mulut kecilnya sibuk menikmati susu yang tadi Marvin buatkan untuknya. Gadis itu mengusap kepala Prince yang berkeringat. Padahal keponakan Matt ini baru saja mandi.

Tiba - tiba saja Prince mendongak, menatap Danny dengan serius.

"I love bubu" ucapnya pada Danny.

"Bubu love you too, baby" Danny hampir saja menangis saat menempelkan bibir ke dahi Prince.

Mereka kembali menatap satu sama lain, lalu tertawa. Danny mendekap Prince sangat erat, menghirup aroma bedak bayi yang menenangkan hatinya. Tak lama kemudian Prince terlelap. Tapi, Danny belum mau meletakkan bocah laki - laki itu ke baby crib. Masih ingin mendekap Prince lebih lama.

***

Matthew memeluk Danny dari belakang. Tak berniat mengganggu pembicaraannya dengan seseorang melalui telphon.

"Bye mom" Danny mengakhiri panggilannya.

"Mama kamu?" Tanya Matt. Danny mengangguk.

"Jangan bilang mama kalau aku di sini" Balas Danny kemudian.

"Kenapa?" Matthew mengecup bahu Danny.

"Sebenernya mama nyuruh aku balik kesini ketika semua masalah beliau sama mama mas selesai. Mama nggak mau aku kenapa - napa lagi. Ya, lagian aku juga nggak pernah balik ke Indo sih" Danny menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Matt seketika memutar tubuh Danny.

"Jadi kamu bohong?" Tanya Matt.

Danny mengeluarkan cengiran kudanya.

"Trus selama ini kamu di mana?" Tanya Matthew.

"Di rumah temen" Balas Danny lagi.

"Di rumah detektif matsumoto?"

Danny melongo, bagaimana Matt bisa tahu mengenai hal itu?

"Wow. I am right" balas Matthew melepaskan kedua lengan Danny.

"How do you know that?" Kini Daniella yang bertanya.

Matthew meminta Danny untuk menunggu. Lalu ia mengambil berkas hasil analisa detektif yang Zafrina berikan padanya. Matthew membalik halaman demi halaman hingga berhenti begitu menemukan sesuatu. Sebuah tulisan tangan mengguanakan tinta basah.

Friends Special Edition (Joo - Kyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang