Perfect Picture

156 32 7
                                    

In Time

Daniella mengerucutkan bibir, kenapa ia tidak melihat Prince di sekitaran lobby. Hari ini mereka akan mengunjungi Bird Park. Lantas Danny menghampiri resepsionis yang langsung memberinya sapaan selamat pagi.

Danny tersenyum, lalu menekan extention kamar Matthew.

"Hello" sapa Matt di iringi teriakan Prince, tidak berteriak sih. Kalau di dengar – dengar anak itu sedang menyanyi dengan volume lantang.

"Mas, katanya mau ke Bird Park hari ini. Kok belum ke lobby?" tanya Danny mengetukkan kuku ke meja.

"Princenya nggak mau mandi Al, pusing aku. Uda sejam kejar – kejaran gini. Mana belum sempet sarapan, perutku krucuk krucuk ini"

Daniella tak mampu menahan tawa begitu mendengar penjelasan Matthew.

"Yaudah aku kesana sekarang. Boleh kan?" balas Danny kemudian.

"Please, I need you. I mean, your help" suara Matt agak gugup saat mengoreksi perkataannya tadi.

***

Daniella mengetuk pintu nomor 514, tak lama kemudian Matt muncul dari balik pintu. Sempat terpukau sejenak dengan penampilan Daniella yang sangat cantik hari ini, akhirnya pria itu meminta Danny untuk masuk. Danny melepas topi fedora yang menutupi rambut burgundynya. Lalu meletakkan tas tangan di atas meja ruang tengah.

"Good morning" sapanya memasang senyuman paling manis saat mendapati Prince berlarian di ruangan.

"Bubu!!!" Prince menjerit, lalu menubruk tubuh sang bubu. Memberinya pelukan erat.

Danny merapikan dress sebelum berjongkok, ia merapikan poni si kecil yang berantakan.

"Kenapa belum mandi? Nanti keburu burung – burung di Bird Park nya bobo lagi lho. Kelamaan nungguin Prince"

Bocah itu mencebikkan bibir bawahnya.

"Plince mau mandi bubble sama bebek kuning. Tapi, kata dada di sini nggak bisa. Yaudah, nggak mau mandi"

Daniella terbahak, meraup Prince ke dalam pelukannya. Memberinya kecupan bertubi tubi hingga terdengar bunyi kecapan. Matt diam – diam mengambil foto menggunakan kameranya, rindu akan moment mommy and son seperti sekarang.

"Bentar ya, bubu minta tolong ibu peri buat siappin bubble sama bebeknya dulu" Danny meminjam telphon yang ada di kamar Matthew, menekan beberapa angka dan menunggu kepala lab menyahut.

Danny segera menyebutkan special request dari Prince, setelah mendapat kata OK. Ia menaruh gagang telephon kembali pada tempatnya.

"Gimana kalo kita sarapan dulu, sambil nunggu" ajak Danny menggandeng kelingking putranya menuju ke ruang depan. Tempat di mana dua nampan berisi menu sarapan Matt dan Prince.

Prince tampak lebih tenang. Bahkan, ia menggapai tangan sang ayah. Berdoa bersama sebelum memasok amunisi yang akan di ubah menjadi energi. Danny baru saja akan membantu Prince makan. Namun, si kecil menolaknya.

"No, I can eat by my self bu"

"Oh my god. That's great. You are cool, man" balas Danny menutup mulut menggunakan kedua tangan, lalu mengacungkan ibu jari pada Prince.

Matthew terkekeh, menikmati nasi daun jeruk beserta ayam betutu.

"Kemaren bukannya uda makan ayam betutu? Kenapa sekarang makan itu lagi?" Danny menatap Matt.

"Abis enak, kan di Australia nggak ada Al" jawab Matt membuat Danny tertawa. Mengusap bibir Prince yang belepotan.

"Tapi, punya dada huh hah. Plince nggak suka"

Friends Special Edition (Joo - Kyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang