Kiana

220 34 18
                                    

Matthew menatap punggung Danny yang tengah sibuk menyiapkan sarapan di dapur.

Ia sengaja menyelipkan kedua tangan untuk memeluk Danny dari belakang, mengecup tengkuknya pelan. Menghirup wangi tubuh Danny yang sudah mandi.

"Pagi" sapa Danny masih sibuk mengiris daun bawang.

Matthew baru menyadari sesuatu, Daniella mempunyai tato pada bagian bawah tengkuk. Iseng ia menarik bagian leher kaos Danny ke belakang. Mengintip seberapa besar gambar cantik itu menghiasi tubuh gadisnya. Danny tidak protes, membiarkan Matthew mencari jawaban atas rasa ingin tahunya.

"Kok aku nggak pernah tau kalo kamu punya tato?"

Matt kini berdiri di samping Danny, melihatnya menyiapkan makan pagi di meja.

"Uda lama kali. Tadinya aku cuma iseng nganterin kak Minara. Pas diliat kok bagus. Yaudah aku ikutan" kata Danny membuka kran, lalu mencuci tangannya. Matt membantu Danny melepas apron floralnya.

"Emang Minara bikin tato baru?" Tanya Matt ikut mencuci tangan. Seingatnya Min hanya punya tato paus di bagian paha kanan dalamnya. Ia bilang bekas luka kecelakaan itu membuat kakinya terlihat tidak cantik. Jadi, Minara sengaja menutupinya dengan gambar indah si makhluk laut.

"Iya, sama kayak aku di punggung sini. Pas banget di tengah. Kak Min punya bunga mawar ada bingkai dari dedaunannya gitu kalo nggak salah" Danny terlebih dulu duduk.

"Kamu punya?" Tanya Matthew.

Danny menunjukkan pergelangan tangannya, ada tato kecil bergambarkan :):

"Dari bawah bahu kiri ke tengah punggung ada tulisan -One who wants to wear the crown, bears the crown-, bawah tengkuk sini sampe hampir setengah badan gitu pedang di lilit sama floral cantik. Mau liat sekarang?" Danny hampir menarik kaosnya ke atas.

"No. No. No. Sayang, ini kita mau sarapan ya" Matt merasa wajahnya sangat panas. Kadang kekasihnya memang terlalu berani.

Danny tertawa, akhirnya mereka makan pagi bersama. Matt ber whoaah ria karena Daniella membuatkannya sup pangsit. Saking bahagianya, Matt mengecup dahi Danny sebelum menghabiskan satu mangkuk penuh tanpa menyentuh nasi dan lauk lain.

***

Siangnya Danny dan Matthew bersiap menuju opening pameran foto Kiana di Galeri Central Park. Tampaknya Kia sudah kembali ke Australia. Mereka belum berkomunikasi lebih lanjut dengan kekasih Wilmer setelah komplainan terakhir kali. Daniella masih merasa kesal tiap kali melihat mobil baru Matthew. Mengingat kemarin pria itu sempat mengerjainya saat berangkat kerja.

"Nanti. Mampir ke florist dulu. Kita pesen buket bunga. Okay?" Danny memasang sit belt.

"Yes ma'am" sahut Matthew segera menstater mobil.

Tak lama kemudian smartphone Matthew berbunyi.

"Iya kak"

"Ck, kenapa lagi?"

"Udalah kak. Nggak usah bela - belain orang kayak dia. Yaudah, di mana?"

"Hmm. Bye"

Danny mengusap alis Matthew pelan.

"Kita ke baby day care dulu ya?" Tanya Matthew memutar setirnya ke blok lain.

"Jemput Prince?" Balas Daniella.

Matthew mengangguk, ekspresinya tampak kesal.

***

Matthew melihat Danny sedari tadi tampak excited menggendong Prince, menunjukkan segala benda di sekitar pada keponakannya. Sementara Matthew membawa buket bunga mawar putih pink di tangan kanannya.

"Wooi bro. Anjir, anak sapa nih?" David menggapai tangan gemuk si bocil yang menggapai gapai ke arahnya.

"Bukan punya gue. Belom sempet bikin sama Allie. Aduh" Matthew mengangkat salah satu yang tulang keringnya baru saja di sepak oleh Daniella.

David mengambil alih Prince dari gendongan Danny.

"Emang ada tanda - tanda Kia uda pulang?" Tanya Matthew.

"Gue juga nggak tau ini. Lagian kan kita uda dapet undangan dari jauh jauh hari. Masak iya nggak berangkat. Nggak enaklah. Siapa namanya?" David menyelipkan telunjuk pada genggaman Prince.

"Prince" sahut Matthew mengusap kepala Prince sayang.

Wilmer merangkul David dan Matthew secara tiba - tiba. David menginjak Wilmer, mengomelinya karena tidak melihat situasi di mana ia tengah menggendong keponakan Matthew. Mereka serentak menanyakan Kia. Wilmer bercerita jika Kia hanya mengirimkan chat sehari sebelum opening. Memintanya agar tidak minum, datang ke galeri dengan pakaian terbaiknya.

"Ih. Bang David kapan brojolnya?" Alex menatap Prince seksama. Membandingkan wajah bocil dengan David.

"Enak aja. Gue laki mana bisa brojol. Pe'a lo Lex. Ponakan Matthew ini. Abis gemes makanya gue gendong. Min, kapan nih di lamar Alex?" Goda David.

"Tanya aja sama orangnya. Tuh" sahut Minara melendot pada Danny.

Tiba - tiba saja Prince mengeluarkan isakan kecil. Membuat mereka berenam panik. Danny mengambil botol susu dari dalam tas tangannya. Prince tampak lebih tenang setelah berhasil menyusu. Terdengar suara ketukan microphone. Semua atensi beralih kesana.

"Bang kalo berat. Gue aja" kata Matthew.

"Yaelah. Beratan beban hidup gue lagian Matt. Santuy" David masih menimang Prince yang anteng.

Yerin selaku MC memberikan prakata pendahulu. Sebelum akhirnya orang yang mereka tunggu muncul. Mengenakan stelan blazer dan celana kulot berwarna khaki. Inner kemben putih membuat perut Kia sedikit terlihat. Membuat para hadirin, terutama Wilmer tak berkedip. Karena Kiana tampil menawan sekali.

Alex menyangga dagu Wilmer menggunakan tapak tangan. Takut - takut rahang Wilmer jatuh.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah banyak membantunya. Kiana berdehem.

"My dearest, Wilmer. I am so sorry for running away too long. Sorry for messed everything's up" Kiana menatap lurus ke arah Wilmer yang menggeleng, mencoba menenangkan kekasihnya dari jauh.

"Do you bring the ring?" Tanya Kiana masih berada di depan podium.

Sekarang Wilmer tahu kenapa Kiana memintanya membawa benda itu. Matthew menyerahkan buket bunga pada Wilmer. Mendorong punggung sahabatnya maju ke depan. Kiana menuruni panggung. Menemui Wilmer tepat di tengah ruangan yang penuh akan dekorasi floral dan silau blitz kamera jurnalis.

Kiana menarik tangan Wilmer agar tak berlutut.

"Wilmer Agastya. I want you to marry me" pinta Kiana menatap Wilmer.

"My heart still open and i am still yours as always babe" jawab Wilmer tersenyum.

Wilmer memasangkan cincin di jari manis Kiana, menarik dagunya untuk berbagi ciuman.

Minara mengeluarkan suitan paling keras. Membuat Alex terkejut. Ia tertawa dan mendekap Min dalam pelukannya. David ingin sekali berteriak. Tapi, Prince sedang terlelap. Matthew mendapat pukulan tepat di lengan karena bersorak terlalu kencang. Padahal Prince ada di sebelahnya.

Ah, kadang cinta yang bersemi memang bisa membuat orang iri~

Friends Special Edition (Joo - Kyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang